3. Let them know

39 4 4
                                    

Siang itu, Nabila, Shelvia, Nayana, Youla, Liana dan Devyra sedang menikmati waktu makan siang mereka di kantin sekolah.

Aku belom mandi tak tuntuang tak tuntuang( ͡ʘ ͜ʖ ͡ʘ)
Tapi masih cantek juga( ͡ʘ ͜ʖ ͡ʘ) tak tuntuang tak tuntuang~~~.

Shelvia menyanyikan lagu sambil melambai - lambaikan tangannya seperti orang utan.

" Buset deh shell. Bisa ga, satu harii aja lo kaga ngereceh. Lama - lama perut gue kendor nih ". Seru Naya yang sedari tadi memegang perutnya karena tertawa.

" Tida bisa dongg. Itu kan de part of my life( ͡ʘ ͜ʖ ͡ʘ)". Shelvia membalas.

" Eh btw, itu lagu judulnya ape? ". Liana yang dari tadi sibuk membaca novel itu mencoba bergabung.

" Tanyakan saja sama rumput bergoyang~~~". Gurau Shelvia.

"Mana nih makanannya aku suda lavarr :' ". Protes Shelvia sambil memamerkan wajah manyun.

*Makanan datanggg~~~~~
Teriakkan Youla sontak membuat senyum di wajah Shelvia membuyar. Wajahnya sumringah seakan - akan baru pertama kali melihat makanan. Di belakang Youla, ada Nabila dan Devyra yang membawa nampan yang penuh berisi makanan. Singkat waktu, mereka makan bersama.

~~~

Di tengah - tengah suasana makan, Devyra membuka pembicaraan. " Eh laa, gimana tuh si Ray? Dia masih sering ngerjain lo?".

" Yaa, gitu lah ra". Sahut Nabila polos.

"Kalian tau kak Amanda kan?". Nabila bertanya kepada semua sahabatnya. " Iya, tau". , "Tau, tau, kenapa La?". Mereka bertanya - tanya.
"Ray sama gengnya sekongkol sama dia. Kemarin gue dilabrak sama kak Amanda. Dia bilang, gue ga boleh mutusin Ray. Maksudnya apaan coba?" Terang Nabila dengan raut wajah serius.

"Ohhh, jadi gara - gara itu kemaren lo diemin gue di kantin? Tanya Shelvia

"Pantesan lo nangis di kelas. Sampe - sampe gua ngira lo hantu penunggu sekolah". Sahut Nayana

" Hahh?? Kok gue kudet??". Tanya Devyra dengan nada panik.

" Yaelah Laa.. La.., ngapain pake nangis segala? Gausah dipikirin laa". Terang Youla yang memang mempunyai pemikiran yang lebih dewasa dibandingkan mereka.

"Buset deh lo laa.., anjir. Kapan lo tobat laa? Masih aja kaya anak TK, mewek muluuk ngahahhah". Goda Shelvia yang membuat raut wajah Nabila menjadi manyun.

" Laaa, lo diapain aja sama dia? Dia ngasarin lo?". Devyra penasaran.

"Udah, gapapa Vir. Gue cuma dikasi bacotan doang kok kemarin. Yaaa, walaupun bacotannya nusuk ehee. Ywla Shel, lo kan tau gue cengeng permanen:v. Iya nay ehehe. Iya yol ziap. Btw, Lin lo baca apaan sih? Dari tadi ga makan, ga ngomong". Tutur Nabila.

" Ehh, Ohhh.. Inii, maaf gue terlalu fokus hehe. Ni novel bagus amat abisnya". Liana menjawab dengan setengah salah tingkah.

"Oohh, yaudah. Ntaran aja bacanya, sekarang makan dulu" Jawab Nabila

***

Buku gueee!!!!

Teriakan Nabila menggema di lorong sekolah siang itu. Di hadapannya, Ray dan gengnya tersenyum sinis.

"Lo kalau jalan liat - liat! Punya mata ga sih lo!" . Arga menyambar

"Lo yang harusnya liat - liat! Lo yang nabrak gue tadi bego!". Nabila membalas.

Arga yang senang menyambar dengan kata - kata yang nyeleneh itu, beradu dengan Nabila yang juga bisa dibilang suka menceletuk. Jadilah sebuah perdebatan yang dipenuhi oleh aksi saling ejek.
~~~

Sementara itu Ray yang dari tadi hanya menonton perdebatan mereka, diam - diam memunguti buku - buku Nabila yang jatuh berhamburan gara - gara Arga.

Rumusan fisika - Ray

" Ehh ini kan buku gue. Pantesan gue cariin ga ketemu. Sampe gue di keluarin dari kelas fisika. Ternyata lo la, anjiran lo". Protes Ray yang sontak membuat perdebatan antara Nabila dan Arga reda.

"Ih, mana gue tau kalau buku lo tiba - tiba ada di gue. Justru gue mau ngembaliin tu buku ke lo". Balas Nabila

" Yaudah, nih buku - buku lo. Yok ga, temenin gue bikin tugas bio". Ray menjawab dengan ekspresi datar dan dengan nada yang yaa.. Jutek lalu kemudian pergi menjauh dari hadapan Nabila.

*Dasar cowo aneh!. Ketus Nabila dalam hati.

Dengan wajah yang masih kesal, Nabila berjalan menuju perpustakaan. Hanya disanalah ia bisa mendapatkan ketenangan. Ya, Nabila pergi ke perpustakaan bukan untuk membaca buku pelajaran, mengerjakan tugas, atau sejenisnya. Paling - paling ia kesana hanya untuk sekedar membaca novel saja.

"Nabila....Nabilaa!".
Suara itu sontak membuat Nabila membatu. Suaranya sudah tidak asing lagi. Yaa! Itu adalah suara Bu Rely, guru BP yang terkenal killer itu.
" I iya bu? Saya?". Nabila menjawab dengan gemetar.
"Kamu ikut saya ke ruang kepala sekolah sekarang". Tutur Bu Rely.
" B baik bu". Sahut Nabila.

~~~~

Bu Rely sudah berada jauh di depan. Sementara Nabila masih berusaha menyamakan langkah kakinya. Tubuh Nabila gemetar, ia jalan sambil terus memeluk bukunya. Keringatnya dingin.
" Nabila, cepat sedikit. Ibu dan pak kepala sekolah tidak memiliki banyak waktu". Tegas Bu rely.
" Ohh,iyaa buu". Nabila berlari menyusul Bu rely yang sudah berada di depan pintu ruang kepala sekolah.


Our Love JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang