7. Siapa dia?

41 3 1
                                    

Nabila's POV

Graduation akan berlangsung dua minggu lagi. Aku sampai berkali - kali keluar dari jam pelajaran untuk berkutat di ruangan OSIS.
Hari ini adalah kesekian kalinya aku memasuki ruangan itu. Seperti biasa, disana aku hanya akrab dengan satu orang, yaitu kak Bianca. Hanya dialah satu - satunya orang yang ramah padaku. Sisanya, yaa begitulah.

"Kak, balonnya bagusan warna hitam putih atau pink ya?" tanyaku

"Hitam putih aja la. Pink terlalu feminim". Sahutnya

" Oke deh ".

Tiba - tiba disaat aku sedang membuat sketsa, tanpa kusadari semua mata tertuju kepadaku.

Kok mereka ngeliatin gue sampe segitunya ya? Batinku.

Aku segera meraih ponselku. Ku buka aplikasi kamera dan segera bercermin.

Gaada yang aneh kok. Kataku dalam hati sambil mengelus pipiku.

Aku mulai menghiraukannya. Namun, saat aku menghadap ke depan ruangan, aku baru menyadarinya...

" NABILA IS MINE "

Tulisan itu terpampang jelas di papan. Aku belum tahu siapa yang menulisnya. Yang jelas, tidak ada yang berani berkutik ataupun bersorak ketika seseorang itu menulisnya. Siapa dia?
-

-


"Kak, tadi yang nulis itu tu siapa sih? Aku ga sempet liat". Aku bertanya pada kak Bianca.
"Hmm,i itu. Aduh em aku ga liat juga la eheh". Katanya dengan sedikit gugup.
" Beneran?". Aku masih kurang percaya.
"Iy ya benerr". Jawabnya.
" Oh, yaudah deh".

***

Siapa sih? Kenapa gaada yang berani ngasi tau gue? Seberapa seremnya dia sampai mereka takut ngasi tau gue?

Aku berjalan menuju lokerku sambil terus membayangkan kejadian tadi. Siapa dia? Hanya itu yang ada di benakku. Tak lama kemudian, saat aku sampai di lokerku..

*Designmu bagus! Aku suka! Gimana tadi tulisanku di papan tulis? Keren kan?*

"Surat kalengnya siapa nih". Aku berbisik sendiri.
"Bodo ah." kataku akhirnya sambil meninggalkan lokerku dan segera bergegas ke kantin.

"Aduhhhhh". Pekikku saat sebuah benda melayang mengenai kepalaku. Aku memungutinya. Ternyata itu adalah sebuah gumpalan kertas. Karena penasaran akan isinya yang sangat keras pada saat mengenai kepalaku, aku pun membukanya.
Dann.... Lagi - lagi, isinya adalah sebuah tulisan. Namun kali ini berisi sebuah kotak kecil berwarna hitam.
* Maaf aku gaje ihi* Kata surat itu.
Ku buka kotak kecil hitam itu. Dan isinya adalah sebuah kertas *lagi:v.
* Tunggu sampai acara graduation nanti* . Kata surat yg kecil itu.
" Siapa sih ih". Kataku kesal.
Aku mencoba untuk menghiraukannya dan kembali berjalan menuju kantin.

"Laaa, sini cepetannn. Ada hot newss!". Teriakkan Youla membuat semua mata orang yang ada di kantin menghadap kepadanya. Dengan segera aku pergi menghampiri tempat Youla dan sahabat - sahabatku itu. Yaa, karena aku penasaran. Hot news apa sih yang bikin Youla sampai excited gitu?.

"Hot news apa Yol?". Tanyaku

" Gila Laa, semua orang pada ngegosipin lo". Sambar Devyra.

"Hah? Gosip apaan?". Aku mulai penasaran.

" Itu loh laa. Katanya ada kakel yang ngegebet lo". Youla angkat bicara.

" Jadi gini. Ada temen basket gue, namanya kak Laras. Dia anggota osis juga. Katanya ada yang nyukain lo". Tegasnya.

"Yaa tapi siapa??". Aku terus bertanya.

" Nah ituu, gaada yang berani ngasi tau. Bahkan kak Laras pun ga berani ngasi tau gue". Jawab Youla

"Yaampunn, emang tu orang penting banget ya sampe harus ditakutin gitu?". Kataku kesal.

" Yaa gatau juga". Sahut Youla

" Eh nay, si Liana mana?". Tanyaku kepada Nayana.

" Gatau nih Laa, tu anak ngilang mulu dari kemaren - kemaren. Palingan nongkrong di perpus". Jawabnya.

"Lah terus, ga lo temenin? Lo kan suka ngemil buku sama dia?". Devyra menimpali.

" Yaa, gue bosen juga kali baca buku melulu". Jawab Naya

" Hahah, yaudah deh. Gu.."
"WOYYYY NEW COUPLE TAGIHAN PJNYA MANA NIHHHH!!!!!"
Aku baru saja ingin pergi untuk memesan es teh. Namun kata - kataku terpotong saat melihat Shelvia dan Dylan berjalan beriringan menuju meja kami. Refleks aku berteriak. Sampai - sampai semua mata lagi - lagi mengarah ke meja kami.
Bodo amat:v

"Woy Lann. Mana nihhh! Gue lagi bokek 50k mana 50k". Aku memalaki Dylan.

" Yaudah nii. Gue ga se php yang lo pikir kali elah". Jawabnya sambil menyodorkan uang rupiah berwarna biru itu.

" Shelll buat gue manaa???". Nayana merengek.

"Gue juga woyyy". Youla ikut - ikutan.

" Gue jugaa. Kan gue udah bantu". Devyra juga ikut - ikutan.

" Yang laen, minta ke Shelvi aja yaa heheh". Ucap Dylan sambil menyeringai ke arah Shelvia.

"Ehhh enak jidat lo". Cetus Shelvia
" Ayola". Dylan merengek
"Yaudah, satu orang 5k tapi ya:v". Sahut Shelvia akhirnya.

" Yah"
"5k pun 5k lah"
"Syukuri apa yang ada"
"Hidup adalah anugerah"
Sahut Youla, Devyra, Nayana, dan Nabila secara bergantian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Love JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang