#2 : Panic!

3.5K 381 59
                                    

"Appa." Seorang gadis yang mengenakan piyama berjalan menghampiri sang ayah yang sedang sibuk di depan laptopnya.

Gadis yang akrab dipanggil Baby Ji itu terbangun di jam sebelas malam, sudah menjadi kebiasaan Jineun dari kecil.

Seokjin merasakan seseorang duduk di sampingnya, ia menoleh lantas meninggalkan semua pekerjaan yang harus ia lakukan untuk esok.

"Terbangun lagi, hm?" tanya Seokjin.

Jineun mengusap kedua matanya dengan lucu, setelah itu memeluk Seokjin dan menyandarkan kepalanya di dada sang ayah.

"Appa."

"Hm?"

"Aku lapar."

Seokjin terkekeh, ia mengusap kepala anaknya dengan gemas. "Sebentar, ya."

Jineun melepaskan pelukannya, membiarkan sang ayah berdiri untuk mengambil makanan.


Beruntung Seokjin selalu menyediakan makanan di dalam lemari es, ia tahu bayi kesayangannya suka sekali makan.

Seokjin mengambil sebungkus roti dan sekotak susu untuk mengganjal perut sang anak.

"Oppa tampan!"

Eunji tiba-tiba muncul di hadapan Seokjin, membuat lelaki bermata biru itu mundur beberapa langkah karena terkejut.

"Astaga, Sayang, kalau aku terkena serangan jantung bagaimana?"

"Jangan!" Eunji memekik. Ia menunduk lantas meminta maaf karena telah mengejutkan Seokjin.

"Kenapa? Bukankah jika aku mati itulah  bagus? Kita bisa hidup bersama selamanya?"

"Aku tidak ingin, cukup aku saja yang bahagia bersama Tuhan. Kau harus menemani bayi kita."

Seokjin terkekeh, kemudian mengusap rambut Eunji.

"Oppa tampan, apa kau membeli es krim?" tanyanya.

"Jangan tanyakan itu, Sayang. Kau tahu sendiri kan isi lemari es ini penuh dengan es krim kalian berdua?"

Hantu cantik itu tertawa lebar, kemudian memasang wajah imutnya. "Aku mau satu, ya?"

Andai saja Eunji masih hidup, Seokjin sudah menciumnya dengan gemas. Satu pemberitahuan, Seokjin memang bisa menyentuh arwah istrinya, namun ia dilarang keras untuk mencium jika tak ingin istrinya musnah.

"Baiklah, tapi aku ingin memberi ini untuk anak kita dulu, ya? Dia kelaparan."

Seokjin berjalan, diikuti oleh Eunji di belakangnya yang berjalan dengan riang.

"Baby Ji, ini makana—"

Anaknya tidur di atas sofa sambil menghisap ibu jarinya. Suatu pemandangan manis di mata Seokjin.

"Ugh, tidurnya seperti bayi," ujar sang ibu gemas.

Eunji menunduk, tangannya membelai pipi Jineun yang lembut dan besar dengan gemas.

"Eomma, kau cantik."

Tubuh Eunji menegang, ia menegakkan badannya dan mendongak menatap manik biru sang suami.

"Oppa tampan..."

"Setiap malam ia memang seperti ini, Sayang. Dia bermimpi tentangmu."

Eunji membulatkan matanya lucu. "Benarkah?"

"Sekali-kali datanglah ke kamar bayi kita saat ia tidur, jangan sibuk memandangi wajah tampanku terus, Sayang."

Eunji menggembungkan pipinya kesal sambil memerhatikan sang suami yang tengah menggendong anaknya.

INDIGO 2 : I Can See "You"•KsjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang