"Hunn, Hunnn..."
"Ayoo berangkat.."
"Hun..."
Keheningan acara sarapan keluarga Lee, seketika terpecah saat sebuah suara yang sangat mereka kenal seperti biasa muncul lagi.
Dan tentu mereka tau, suara siapa itu.
"Bukannya itu suara Chaeyong?" Tanya Ny. Lee yang kini baru selesai memasukan bekal kedua anak mereka.
"Sehunn..."
"Sehun... Ayooo.. nanti telat lagi loh.."
"Sehunnnn..."
Tanpa lelah, Chaeyoung alias Rose terus saja memanggil nama tetangganya itu.
"Astaga, padahal masih pagi loh - tapi, suaranya .." ucap Tn. Lee tak percaya.
Sosok yang sejak tadi namanya terus dipanggil pun, hanya bisa memakan roti sarapannya kesal.
Gadis itu, terus saja.
Masa iya, hari ini nebeng lagi? Batin Sehun kesal.
"Sehunnn.."
"Hyung, keluar napa?" Mark, adik Sehun pun sengaja menyenggol tangan sang kakak. "Berisik hyung.."
"Iya, sayang - cepet pergi, kasian Chaeyoung.." bukan hanya sang adik yang dengan tega mengusir Sehun, Eomma nya pun dengan tega melakukan hal yang sama.
"Hun, gak baik loh bikin cewek nunggu.." tak mau ketinggalan, ayahnya pun kini dengan nyata meminta Sehun pergi.
Astaga, apa salah Sehun coba?
Tuh cewek bener-bener.
Pacar aja bukan, tapi ngerepotinnya gak ketulungan.
Karena didesak seperti itu, Sehun pun mau tak mau menyelesaikan acara sarapannya dan setelah berpamitan pada kedua orang tua - Sehun pun dengan segera melesat pergi.
Meninggalkan adiknya, Mark yang harusnya pergi bersama.
Mark sih bomat, toh Mark juga bisa bawa mobil sendiri.
"Appa, Mark bawa mobil ya biasa, mau jemput degem.."
"Bawa aja sayang.."
"Mark, kamu masih kecil.." ingat Ny. Lee pada sang anak.
"Sudahlah sayang, mobil kita kan banyak.."
Mark tersenyum senang. "Appa yang terbaik!"
"Sehunn..."
____
Dengan muka menekuk, Sehun membuka gerbang rumahnya dan akhirnya mata mereka bertemu.
"Berisik Rose.." itulah kata pertama yang Sehun keluarkan.
Rose nyengir. "Abisnya lama.. ayo berangkat, nanti telat.."
Tanpa dipersilahkan, Rose dengan santai masuk kedalam mobil sport Sehun yang memang pintunya telah terbuka.
Rose emang gini, udah nganggep rumah Sehun kaya rumahnya sendiri jadi bebas aja.
Melihat sang tetangga yang seperti biasa nyelonong masuk tanpa salam kedalam mobilnya, Sehun pun hanya bisa menggeleng.
Gadis itu benar-benar.
Kalo bukan tetangga udah Sehun buang ke antartika.
"Sehun, cepet.. udah setengah tujuh loh.."
Seolah terhipnotis dengan suara Rose, Sehun dengan patuh masuk kedalam mobilnya.
Sebelum melesat pergi, seperti biasa Sehun selalu mengintograsi Rose.