PUDDING CHAP 26 (SEASON 2)

409 69 57
                                    

PUDDING CHAP 26

==============

Rumah Junghwan bisa dibilang jauh dari keramaian dan jauh dari jalan utama yang dilalui kendaraan, meskipun di sisi kiri-kanan ada rumah juga, kebanyakan rumah tetangganya kosong dan seperti tak berpenghuni.

An Hye dan kedua adiknya sampai disana terlebih dahulu, An Hye memarkirkan mobil agak jauh dari rumah Junghwan, ia harus mengecek situasi sebelum masuk kesana.

"Apa rencana kalian?" tanya Woogyu. "Masa mau ketuk pintu lalu tanya 'Junghwannya ada' ?"

"Bukan," balas An Hye, ia juga sebenarnya bingung. "Akan lebih baik kalau dia tidak ada di rumah."

"Maksudnya saat ini kita bergerak tanpa perencanaan?" sindir An Woo. "Dia orang yang pernah menculikku, yang kita lakukan sekarang sama saja seperti masuk kandang macan. Lapor polisi pun percuma, mereka pasti membela si persetan biadab Junghwan."

"Heh!" Woogyu menampar pelan mulut An Woo dengan tangannya.

"Oppa! Sakit tau!"

"Mulutmu kasar." An Hye setuju dengan apa yang dilakukan Woogyu barusan.

"Biar saja! Toh kenyataannya Junghwan memang biadab koq, biadab seperti setan."

"Aku tidak membela Junghwan." Timpa An Hye. "Aku hanya menasehati supaya adik perempuanku bicaranya dijaga. Sudahlah, kita bahas lagi rencana. Menurut kalian bagusnya bagaimana?"

"Aku tahu!" Woogyu mengacungkan tangan tinggi-tinggi. "Hye hyung ke rumah Junghwan, pura-pura jadi sales. Kalau disana tidak ada Junghwan, segera kabari kami, nanti kami menyusul masuk ke dalam. Tapi seandainya dia ada disana..... kita tetap masuk."

"Merepotkan," An Woo keluar dari mobil. "Untuk apa pura-pura jadi sales segala? Oppa mau jualan? Kita datang ke tempat musuh. Setelah melihat mukanya, hajar saja, singkirkan semua orang yang ada di rumah, kita bertiga pasti bisa."

Omongan An Woo ada benarnya, An Hye saja langsung setuju.

"Tidak jadi menyamar nih?" tanya Woogyu.

"No," An Hye ikut keluar dari mobil.

"Hei! Tunggu!"

Tiga anak MiDi berjalan ke area rumah Junghwan, pagar depan terbuka lebar tapi ada anjing ras buldog dekat pagar, lehernya terikat tali yang sangat panjang. An Hye paling takut anjing, bertatap mata saja luar biasa takut.

"Kan cuma seekor anjing." Woogyu berjalan mendekati anjing yang sedang mengubur sesuatu di tanah. "Tak usah takut."

"Oppa! Hati-hati,"

"Gara-gara Mimi takut anjing, aku sampai harus melepas Coco, tsk." Woogyu masih ingat betapa miris nasibnya yang tak bisa memelihara anjing karena Miminya menolak tegas.

"Talinya sangat panjang." An Hye memperhatikan tali si buldog, entah berapa meter, yang jelas si anjing bisa mengejar mereka untuk jarak yang lumayan jauh.

"Bagaimana mau melawan Junghwan, melawan anjing saja kesulitan." An Woo menganggap remeh kakak sulungnya, An Hye bahkan takut pada Chihuahua.

"Junghwan dan anjing kan beda." An Hye protes. "Aku bisa menghadapi semua musuh orangtua kita, kecuali anjing."

"Oh ya?" An Woo berjalan pelan bersama kedua kakaknya menuju pintu depan. "Junghwan adalah musuh yang lebih kacau dari Jungseu yang pernah kita lawan di masa lalu. Menurutku mereka itu dua bersaudara Jung, Junghwan-Jungseu, dasar JungAnjing."

"Aku menyerah kalau disuruh menyuruhmu bicara halus." Woogyu tak habis pikir dengan adik perempuannya yang selalu bicara kasar dan kotor.

Beberapa langkah lagi menuju pintu depan, An Hye menyadari buldog si penjaga mulai mendekati mereka bertiga.

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang