PUDDING CHAP 29 (SEASON 2)

501 79 116
                                    

Tidakkah kau sadar berapa banyak orang telah jadi korban?

Bukankah sejak awal telah dikatakan?

Hidupmu hanya akan membawa kesialan bagi orang lain

Meskipun mereka mencintaimu, tapi jika mereka hanya akan berakhir menyedihkan... apa kau tega?

Satu persatu hilang, hanya tinggal menunggu semua lenyap.

PUDDING CHAPTER 29

Gyu sempat ketiduran di klinik, ia masih menunggu An Kyu terbangun, namun si gadis belum sadarkan diri.

"Sebaiknya kau istirahat di rumah." Woohyun mengelus pelan rambut Gyu, istrinya terus menguap karena terlalu banyak begadang.

"Aku menunggu dia bangun."

"Aku memanggilmu kesini sekedar untuk memberitahu, kupikir dia akan segera sadar tapi ternyata butuh waktu. Mungkin besok pagi dia bangun, ada hal yang harus kau lakukan juga kan?"

Gyu mengerti maksud Woohyun, suaminya ingin Gyu menjelaskan pada anak-anak tentang sosok An Kyu. Woogyu dan An Woo pasti kaget jika tiba-tiba ada orang asing datang dan mengaku sebagai adik mereka. Setidaknya Gyu harus memberitahu terlebih dahulu, ia bisa menjelaskan sebelum semua jadi rumit.

"Aku bisa pulang sendiri." Gyu menarik jaket tebal birunya. "Kau jagalah An Kyu disini. Aku akan jelaskan pada anak-anak."

"Tentu."

Gyu berjalan keluar meninggalkan ruangan tapi ia berhenti sejenak,

"Hyun.........."

"Kenapa?"

".........." Gyu bingung sesaat. "Tak apa. ..... aku pergi dulu."

"Ya, hati-hati, aku segera menyusul."

"Nde."

Jujur saja sebenarnya Gyu masih bingung dan sulit menerima semua secara dadakan. Pertama, ia harus kehilangan An Hye. Kemudian ia menemukan An Kyu yang disangkanya telah meninggal sejak masih bayi. Bukannya tidak sayang anak, hanya saja Gyu belum bisa menangis dan memeluk An Kyu, kesedihannya sudah terlalu banyak ia curahkan untuk kepergian An Hye. Awalnya Woohyun sempat mengira Gyu akan menangisi kemunculan An Kyu, semacam reuni haru keluarga, tapi yang terjadi justru suasana datar. Woohyun tak menyangka gadis yang ia temui di gedung kesenian beberapa minggu lalu ternyata adalah anak kandungnya sendiri.

"Kau tak usah khawatir," Woohyun menatap An Kyu yang tertidur pulas. "Kau tak lagi sendirian, ada kami disini."

....

.........

Gyu sampai di rumah sekitar jam 12: 45 malam, ia mengecek kamar anak-anak satu persatu. Sepatu Woogyu dan An Woo sih ada di rak depan, tapi mereka berdua tak ada di kamar.

"Woogyu?" Gyu berjalan ke dapur karena ia tak melihat Woogyu di kamar. Ia lalu belok ke kamar An Woo, anak gadisnya juga tak ada di kamar. "An Woo!?"

Kamar Woogyu dan An Woo kosong.... "Kemana mereka?"

Gyu terdiam seakan menyadari sesuatu, ia melihat kamar An Hye dan berjalan ke arah sana. Sesuai dugaan, dua anaknya sedang tidur di kamar An Hye yang punya kasur besar.

Woogyu dan An Woo tidur lelap sambil memeluk boneka beruang ungu besar kesayangannya An Hye, Gyu tersenyum lantas mendekati dua anaknya.

"Kalian merindukan kakak kalian ya?" Gyu mengambil selimut di sisi kasur lalu menyelimuti An Woo dan Woogyu, sudah lama ia tak melihat dua anaknya tidur bersama karena dua bocah itu selalu saja bertengkar.

PUDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang