BAB IV : SISWA ASRAMA

10 2 0
                                    

Kastil Soteris yang berada di pusat negeri Harkless ini, dikelilingi taman yang luas dengan rumput hijau yang berbalut salju. Di sini juga terdapat banyak pohon besar bedaun rimbun yang tumbuh subur.

Di bawah masing-masing pohon itu juga terdapat bangku kayu panjang, yang terlihat sudah terisi penuh oleh para siswa asrama yang sedang bersantai sambil membaca buku dengan semua siswanya menggunakan jubah biru gelap.

Bangunan kastil yang paling besar serta paling tinggi menjulang diantara bangunan lain yang berada tidak jauh dari sekitarnya ini, memiliki banyak pintu kayu besar berbentuk persegi panjang.

Dan di depan setiap pintu juga, terdapat sebuah jalan setapak yang melintasi taman sampai keluar area Kastil.

*****

Alenta berjalan ke depan, "ayo kita masuk!" Ajaknya.

Kami pun menuju kesalah satu pintu besar, yang kemudian pintu itu langsung terbuka dengan sendirinya ketika kami sudah sampai tepat di depannya.

Di pintu yang kami tuju ini, ternyata di dalamnya ini berupa sebuah lorong cukup besar.

Dan ketika kami berempat sudah berada di dalam, ternyata pintu tersebut kembali tertutup dengan sendirinya tanpa mengeluarkan suara.

Deo sedikit tertawa karena melihatku yang sedikit bingung, "kamu tidak usah heran, namanya juga Negeri sihir, ya seperti ini keadaannya."

"Dia, kan baru kesini, jadi, wajar saja kalau dia bertingkah seperti itu." Bela Alenta sambil memandangku lembut.

"Yaa, begitulah." Sahutku sedikit tersenyum malu dan masih dengan wajah bingung.

Deo melirik Alenta, "Ya ampun, heyyy, sepertinya sifatmu sejak tadi sudah mulai berubah ya terhadap Alarrco!" Serunya.

Wajah Alenta pun terlihat mendadak berubah menjadi sedikit memerah, lalu dengan cepat memulai langkahnya berjalan ke arah dalam lorong, "A... aku sama sekali tidak berubah kok!" Alenta mengelak dengan suara agak gugup.

Deo menepakkan pelan sebelah tangannya ke mukanya, "ya ampun, dasar wanita, maunya menang sendiri," Deo pun mulai melangkah ke dalam lorong juga, "padahal sudah tertangkap basah, tapi masih saja dia mengelaknya." Lanjut gumamnya pelan.

Call menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Alenta dan juga Deo, "huffftttt," menghela nafas agak panjang, "ayo, Alarrco!" Ajaknya kepadaku sambil melangkah.

"Yaa." Jawabku, mengikuti di belakangnya.

*****

Hanya hembusan angin yang terasa sangat begitu bersemangat meniupkan area sekeliling lorong ini.

Suasana sepi juga begitu sangat terasa di sini, hanya suara langkah kami berempat saja yang terdengar menghiasi lorong.

Di dalam lorong ini, terdapat lampu bulat dengan cahaya berwarna biru di bagian kiri dan kanan yang menempel di dinding lorong sebagai penerangannya.

Dan sejauh ini, aku hanya bisa terus berjalan mengikuti mereka yang menuntunku ketempat Profesor Icarus, yang mungkin tempatnya berada di ujung lorong ini.

*****

Sambil terus berjalan pelan, "menurut cerita, kastil Soteris ini dahulunya adalah sebuah bangunan kerajaan yang begitu megah," Deo membuka pembicaraan, "namun, bangunan itu telah hancur sekitar sembilan belas tahun yang lalu, akibat sebuah pertempuran besar yang terjadi di sini." Lanjutnya sedikit mengenang.

"Yaaa, tapi tidak hancur sepenuhnya," Alenta memperjelas, "bangunan yang masih tersisa itu kemudian direnovasi dan diubah bentuk dan juga fungsinya," lanjutnya, "sehingga, jadilah seperti sekarang ini!"

The  SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang