Wf '26'

3.4K 208 45
                                    

Sehun membawa irene yang berada dalam pelukan kekamarnya.
Ia melepaskan ciumannya setelah mereka sampai didalam kamar.
Sehun menatap wajah irene lembut dan meraih tangannya.
" Maafkan aku sudah membuatmu seperti ini " . Sesal sehun sambil mencium punggung tangan irene.
Sehun merangkul irene kearah kasur dan menyuruhnya duduk.
" Tunggu disini, aku akan mengobati lukamu ". Ia pun pergi setelah mencium puncak kepala irene.

" Maafkan aku, kau terluka karena aku ". Ucap sehun sedih sambil membalut luka yang sehun buat waktu tubuhnya diambil alih oleh luca.
" Tak apa, aku baik-baik saja ". Kata irene sambil menatap teduh kearah sehun agar ia tidak merasa terlalu bersalah.

Sehun selesai mengobati irene, ia menatap irene dalam.
"Apa kau yakin ingin melakuķannya sekarang ". Tanya sehun memastikan lalu dibalas dengan anggukan kepala secara mantap dan yakin oleh irene.

Sehun mengulurkan tangannya kebelakang leher irene, lalu mendekatkan bibirnya kearah telinga irene, membisikkan sesuatu sampai menimbulkan geli ditubuh irene.
" Kau harus bisa menahannya sayang ". Bisik sehun.
Ia pun memulai aksinya pertamanya dengan menggigit-gigit kecil daun telinga irene membuatnya seperti tersengat karena sensasi geli yang sehun berikan.

Belum puas dengan yang pertama, sehun beralih kebibir irene menciumnya sambil membaringkan irene secara perlahan.
Masih dalam bibir yang saling berpautan, jemari-jemari sehun mulai menjelajahi tubuh irene tanpa menyisakan satu sentipun.

Sehun melepaskan ciumannya, ia melihat baju yang dipakai irene, lalu melepaskan satu persatu  pakaian yang menempel ditubuh irene sampai memperlihatkan bagian yang paling sensitif.

Irene hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh pria yang sebentar lagi akan menandainya.

Sehun kembali mencium bibir irene dan ia pun  membalas ciuman dari sehun.
Lalu ciumannya perlahan turun kebawah menghirup aroma dibalik ceruk leher jenjang milik wanita yang akan menjadi luna di pack ini.

" Ini akan sangat sakit, kau harus menahannya". Bisik sehun.
" Hmm !!".

Sehun menciumi tiap ceruk leher irene mencari tempat yang cocok buat menandainya.
Ia menemukan tempas yang pas, yang akan jadi tempat buat menandai matenya.

Sehun mulai mengeluarkan taringnya sambil menggigit-gigit kecil tempat yang mau sehun tandai.
Lalu ...

" AArrgg ,,,, ". Irene menahan sakit dengan menggigit bibir bawahnya dan meremas rambut sehun.

Irene melepaskan cengkramannya karena sehun telah selesai melakukannya.
Sehun menarik taringnya secara perlahan, tampak keluar darah didaerah yang ditandai sehun, langsung ia jilat darah yang keluar dari daerah itu lalu memberikan kecupan ditempat  yang barusan ia buat tanda.

Sehun menatap puas tanda yang ia buat lalu menatap irene, mengecup keningnya lalu menarik irene kedalam pelukannya.
" Terima kasih sayang, kau sudah memberikannya dan menahannya. Tapi kita masih punya ritual lagi ". Sehun maupun luca sangat senang karena irene mampu melewati ritual yang pertama.

" Apa ?". Tanya irene.

" Ritual penyempurnaan yang akan menguatkan hubungan kita berdua ". Jawab sehun, irene pun mengerti yang dimaksud oleh sehun. Tanpa bertanya untuk kedua kalinya sehun pun langsung melakukannya.

Melihat irene yang tanpa sehelai benangkan pun ia tidak perlu melakukan apa-apa lagi.
Sehun hanya perlu melepaskan pakaian yang ia pakai.
Ia melepaskan semua pakaiannya, membuat irene tertegun melihat tubuh sehun sampai ia susah untuk menelan ludah.
Ditambah lagi cahaya bulan purnama yang menembus kejendela menerangi tubuh sehun dan membuatnya seolah-olah bercahaya.
Pemandangan yang sempurna.

WOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang