The Terror - 3

56 6 2
                                    

"A-apa!!? Kalau kau ingin mencari roh nya, kau seperti menyerahkan nyawamu kepadanya!!"

"Tenang saja... kita akan baik baik saja..."

"Kita!?"

"Iya kita..."

Lalu mereka berdua pergi mencari sang roh yag melakukannya dan berjalan diantara tumpukan potongan-potongan tubuh manusia dan darah yang bergelimpangan.

The Terror - 3

"Ini hanya mimpi! Ini hanya mimpi! Ini hanya mimpi!"

Atsushi berjalan sambil menepuk-nepuk kedua pipinya karena tidak percaya apa yang telah terjadi.

*Plaaakkkk!!!

Atsushi jatuh tersungkur karena terkena tamparan kuat akane.

"Apa-apaan sih kamu ini akane? Kenapa kau menamparku begitu keras? Sakit tau!"

Atsushi duduk dan mengusap-usap pipi sebelah kirinya.

"Sakit kan? Berarti ini bukan mimpi. Ayo cepat jangan seperti anak kecil"

Sambil menarik tangan atsushi agar dia berdiri.

Pada saat mereka mencari sang roh, dengan keringat yang bercucuran karena terik yang sangat menyengat, tiba-tiba akane teringat dengan sebuah celah diantara kedua gedung yang sangat besar. Lalu akhirnya akane pergi kesana bersama atsushi sambil menarik tangannya.

Dengan melewati jasad yang berserakan dengan potongan tubuh yang terpisah, dan darah yang bergelimpangan dimana-mana, akhirnya mereka berdua sampai disebuah celah fiantara kedua gedung itu. Sesampainya disana, akane langsung berlari jauh kedepan karena ingin mencari sang roh, tetapi dia tidak menemukan apa-apa.

Lalu pada saat akane berbalik badan, dia melihat atsushi yang sedang berdiri dengan kepala yang tertunduk kebawah dengan jari-jari tangan yang seperti ingin menerkam mangsa. Pada saat atsushi melihat kearah akane, mata atsushi menjadi hitam semua. Lalu keluarlah suara dari mulutnya.

"Hahahahaha..."

Atsushi tertawa sambil mengangkat kepalanya keatas.

"Aku disini akane, akulah yang roh kau cari!!"

"Keluarlah dari tubuh atsushi!!"

Sambil mengeluarkan pisau ditangannya dengan pikiran yang tidak jernih, dia berlari ke arah atsushi dan tanpa dia sadari, pisau yang dia pegang sudah berada di leher atsushi.

"Jika pisau ini melukaiku, yang kau lukai bukanlah aku, tetapi temanmu ini!"

Lalu seketika, akane terdiam dan menjatuhkan pisaunya ketanah dan melamun.

"Hahahahah... bisa apa kau akane dalam keadaan yang seperti ini!?"

Roh yang berada dalam tubuh atsushi memukul bagian uluh hati akane dan seketika akane terhempas jauh. Akane tidak bisa berbuat apa-apa karena jika dia ingin membunuh roh itu, yang akan terbunuh bukan roh itu, melainkan atsushi.

Akane mencoba bangun dan pada saat dia bangun.

"Menyerahlah kamu sebelum aku membunuhmu dan temanmu!! Dan aku akan mengambil semua kekuatanmu!!"

Roh yang ada di tubuh atsushi itu berlari sambil menendang leher bagian belakang akane dan dia tersungkur. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tau resikonya jika dia membunuh roh itu.

Lalu akane mencoba mencari cara untuk mengeluarkan roh itu dari tubuh atsushi untuk bisa membunuh sang roh yang mengincar jiwanya. Lalu akhirnya munculan sebuah ide dikepalanya.

"Baiklah... jika kau menginginkan kekuatanku... keluarlah dari tubuh itu dan kemarilah..."

Akane mengatakan itu sambil merentangkan tangannya.

"Memangnya aku ini anak kecil hah!? Aku tidak akan mudah ditipu oleh anak bayi sepertimu!!"

"Baiklah jika kau tidak percaya..."

Akane mengambil pisau yang tadi dia jatuhkan ditanah dan mengarahkan mata pisau itu ke jantungnya.

"Lihat ini!!"

Lalu akane mengambil ancang-ancang dan sebelum dia menusukan pisau itu, roh itu terpancing dan segera keluar dari tubuh atsushi dan terbang mendekati akane dengan kecepatan seperti kecepatan suara.

Pada saat roh itu sudah sangat dekat, akane melempar pisau itu kebelakang dan mengulurkan tangan kanannya ke arah roh itu, dan munculan sebuah segel dengan simbol dengan tulisan Berakhir.

Lalu seketika sang roh itu terhisap kedalam tangan akane, dan sekarang keadaan malah terbalik. Akane malah mendapatkan kekuatan sang roh itu lalu akane tertawa sangat keras setengah sadar.

Dan pada saat itu akane melihat kearah atsushi, dia terbaring lemas diantara tumpukan usus dan organ lainnya. Seketika akane langsung tersadar sepenuhnya dan berlari ke arah atsushi dan mencek nadi dan nafasnya.

"Untung saja dia masih bernafas, tetapi, nadi dan nafasnya dibawah batasan normal! Aku harus memberinya pertolongan, aku akan membawa dia kerumah. Maafkan aku atsushi, aku telah melibatkanmu"

Lalu akane menggendong atsushi dan membawanya kerumah.

Keesokan harinya, dia melihat tvnya yang masih menyala sejak kemarin malam karena dia mendengar pembantaian.

"Huh? Berita apa ini? Pembantaian?"

"Berita hari ini! Sebuah pembantaian yang tidak wajar telah terjadi disebuah daerah ditengah-tengah kota dengan jumlah korban jiwa sekitar 666 jiwa dengan bagian tubuh yang terpotong dan berserakan dimana-mana. Pemerintah saat ini sedang berusaha membersihkan area dan mengidentifikasikan korban. Diduga pelaku pembantaian ini adalah seorang gadis perempuan dan seorang pria yang berusia sekitar 15 tahun karena terlihat dari rekaman CCTV tadi siang. Polisi dan tim lainnya berusaha menyisir tempat dan mencari pembunuh keji yang mampu melakukan hal yang keji seperti ini"

Lalu akane terdiam saat melihat berita yang ada di tv itu dan merasa bahwa orang yang mereka sangka pembunuh itu adalah dia dan atsushi.

"Apakah yang mereka maksud adalah aku dan atsushi!?"

-Bersambung-

Sekian dulu kali ini 😅 maaf ya up nya lama, karena aku banyak tugas kelompok dan tugas-tugas lainnya :v *curhat

Pokoknya kalo kalian suka sama ceritanya, boleh di Comment dan kalo kalian kasih Vote, aku bakalan seneng banget 😁

Makasih udah baca sampe sini yaaa😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SpiritsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang