Hujan dan Kamu

2. Kamu

Kamu sangat cuek bebek
Kamu sangat dingin
Kamu seolah tak perduli
Tapi aku
Aku tetap mencintaimu
Seperti hujan menyayangi pelangi
Tidak pernah kesal atau sedih

Karna sang pelangi
Hanya datang sesaat lalu pergi

•••

Pagi ini hujan datang seolah mengahadirkanmu tepat di hadapanku.

"Ayah ayo kita berangkat" ajak indira perempuan paling bawel yang ada di rumahku, dia adalah adikku yang sangat bawel namun kadang juga baik sih

"Iya ini bentar lagi nak"

"Ayo yah kaka udah siap nih"

"Bun ayah berangkat ya" ucap ayahku kepada pasangannya yang sudah menjadi teman hidupnya selama 22 tahun ini, ayahku adalah seoarang TNI AU yang sangat hampir tidak pernah ada dirumah, dan membuat ketiga perempuan dirumahku ini menjadi rindu

Eh tidak tidak 4 deh sama bi iceu hehe

"Iya yah hati hati ya nanti kalau sudah sampe kabarin bunda" jawab bunda dengan berat harus kehilangan ayah lagi tapi hanya smentara ko

"Iya bun" sambil menyodorkan tangannya

"Assaamualaikum bunda..." Jawab ketiga jagoan jagoan bunda

•••

Setelah aku semalam memimpikan kamu aku jadi terfikirkan olehmu

Ada dimana ya kamu... Batinku

"Woiiii..." Dengan sangat tiba tiba dinda mengejutkanku

Langsung saja pundakku terangkat dan untungnya saja aku tidak jantungan

"Ish kebiasaan deh lo, ngagetin orang mulu"

"Abis bengong aja, mikirin siapa si lo?"

"Nanti aja deh dikelas gue ceritain"

Mereka berdua melanjutkan jalan menuju kelas dan

"Aw..."

"Eh sorry"

"Kalo jalan pake mata dong" jawabku dengan sangat kesal dan marah karena sudah membuatku jatuh

"Sini gue bantu"

"Gausah makasih" jawabku sambil langsung berdiri dengan raut wajah yang sangat kesal

"Lo gapapa rain?"

"Gapapa gue cuma kesel aja tadi siapa sih tuh orang seenaknya aja jalan ga pake mata" ucapku sambil menggerutu dan memanyunkan bibir kecilku