3 - Kenal

80 13 0
                                    

Dentuman musik terdengar sangat kencang dari kamar gadis berbadan mungil itu, saat ini ia benar-benar dalam keadaan kacau.

Keadaan kamarnya saat ini benar-benar terbilang seperti kapal pecah, ia tak peduli siapa pun yang memarahinya.

Meja rias yang semula tertata rapih juga sekarang sudah berantakan beserta kaca yang sudah tak sempurna, kini kaca itu sudah menjadi serpihan.

Yang ia harus lakukan saat ini adalah menghilangkan semua beban yang ada di hatinya.

Hatinya begitu lelah menghadapi semua ini sendirian, andai kakaknya masih berada disisinya, pasti mereka akan menjalani semuanya bersama.

Sayangnya kakaknya itu sudah menghadap kepada sang kuasa akibat kecelakaan naas beberapa bulan lalu.

Kecelakaan itu terjadi akibat kakaknya mengikuti balapan liar, kakaknya itu mengikuti balapan tersebut karena ingin mencari perhatian kedua orang tuanya. Tapi apa? Malah kedua orang tuanya itu sama sekali tak peduli, mereka terlalu terobsesi pada harta sampai melupakan anak-anaknya.

Gadis itu hanya tinggal bersama asisten rumah tangga dan satpam yang menjaga rumahnya saat ini.

Ia benar-benar kesepian, entah harus bagaimana lagi untuk medapat perhatian kedua orang tuanya.

"Gue kangen lo, gue capek gini terus." ucapnya putus asa disela isakannya.

****

"WOI BANGUN, TEMEN LO UDAH DATENG DARI TADI!" teriak Vanera dari depan kamar kakaknya yang dikunci dari dalam.

Begitulah Zaviel, tidak mau di ganggu jika sudah bertemu dengan bantal beserta para temannya.

"Berisik," balasnya dari dalam.

"LO ITU KEBIASAAN, UDAH TAHU SUSAH DI BANGUNIN PAKE ADA ACARA DI KUNCI SEGALA." omel Vanera kepada kakaknya.

"WOI JANGAN TIDUR LAGI! TU TEMEN LO BACOT BANGET UDAH NYERAH BANGUNIN LO DARI TADI!" omelnya lagi.

"Iya, bawel." balasnya dengan mata yang masih setengah terbuka.

Lelaki itu meregangkan otot-ototnya yang kaku setelah itu bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Kurang lebih lima belas menit lelaki itu keluar dari kamarnya dan menemui ketiga temannya di ruang keluarga.

"LAMA BANGET KAYA CEWE." umpat Rivan.

"Mau dong sama kamu kalo kamu cewe," ucap Revan dengan wajah cengengesan miliknya yang langsung di toyor oleh kembarannya.

"Kiamat semakin dekat bung," balas Gaven.

"Ngapain." ucap Zaviel mengeluarkan suaranya.

Gaven, Revan, dan Rivan reflex bertatapan seraya mengernyit bingung.

"Lo nanya Zav?"

"Kalo ngomong yang jelas napa,"

"Datar amat, lama-lama kayak telur lo." ucap Gaven.

"Itu DADAR bego," balas Revan dan Rivan bersamaan seraya menoyor kepalanya.

"Ngapain?" ulangnya.

ZARENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang