4 - Mulai

35 9 0
                                    

"WHAT? SERIUSAN?" histeris Lea di ujung sana saat mendengar curhatan dari sahabatnya itu.

Mendengar teriakan itu, Aren menjauhkan ponsel yang sedang berada di telinganya takut gendang telinganya pecah.

"Beneran anjir, gue juga kaget."

"Beruntung banget si lo." ucap Lea di ujung sana.

"Pengen meluk tapi bukan pacar," balas Aren seraya tertawa lebar.

"Udah ah, gue mau kerjain tugas dulu nih. Banyak banget, bisa botak nih kepala gue," Ucapnya ingin menyudahi pembicaraan dengan Aren.

"MAKANYA KALO DI SURUH TUH LANGSUNG DIKERJAIN JANGAN DI TUNDA- TUNDA! MAKAN TUH KIMIA HAHA." Omel Aren panjang lebar yang di akhiri dengan ejekan.

"Punya temen gini-gini amat si Ya Allah," Balasnya tak habis pikir dengan sahabat satu-satunya itu.

Sepersekian detik kemudian Lea pun memutuskan sambungan telfonnya dengan Aren. Ia kembali berkutik pada soal-soal itu. Lelah hayati mas:"

----


Setelah sampai di rumah, Zaviel bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri yang sudah agak lengket karena berjalan dari taman tadi.

Selepas mandi ia rebahkan dirinya kekasur atas yang besar itu, Zaviel terus mengingat ocehan gadis mungil itu. "Gadis aneh," batinnya.

Ketukan pintu yang sangat kencang menyeruak di pendengaran Zaviel, siapa lagi kalau bukan Irene-mamanya-. Irene sangat mengetahui bagaimana sifat anaknya yang satu ini. Zaviel akan susah keluar kamar jika sudah mendekam disana.

Zaviel bangun dari posisi tidurnya yang sudah nyaman, lalu membukakan pintu untuk ibunya.

"Dari tadi mama panggil juga engga bakal turun kalo engga di gedor-gedor nih pintu," Omel Irene tak karuan.

Zaviel yang kena omel hanya diam saja tanpa menggubris Irene. Irene yang sudah lelah mengomeli pun hanya menyuruh anaknya keluar kamar untuk makan, lalu mengusap punggung Zaviel dan melenggang keluar kamar anaknya itu.

Zaviel mengekori ibunya yang sudah jalan terlebih dahulu. Setelah sampai di meja makan terlihat ada papa, mama, juga adiknya yang sudah duduk rapi.

"Minggu depan Papa ada tugas keluar negeri untuk beberapa minggu kedepan, Mama akan ikut untuk menemani papa disana. Papa harap Zaviel dan Vanera bisa jaga diri disini baik-baik." Jelas Alvino.

Vanera menekuk mukanya sedih, matanya mulai berkaca-kaca karena akan ditinggak oleh orang tuanya.

"Sayang mama sama papa enggak lama-lama kok, mama janji kalo nanti pulang bawain cokelat kesukaan kamu," Ujar Irene menenangkan puterinya.

"Papa sama mama cuma ke Ausiee aja kok," timpal Alvino. "Zaviel, kalo bisa kamu ajak teman-teman kamu menginap disini biar tidak terlalu sepi." lanjut Alvino seraya menatap anak putera kebanggaannya itu. Zaviel hanya menganggukkan kepalanya patuh.

Mereka menghabiskan makan malam seperti biasanya, dengan keadaan yang hening setelah itu kumpul di ruang keluarga. Sedangkan Zaviel lebih memilih masuk ke dalam kamarnya.

Insyaallah berkah

Zaviel C : Mngg dpn ngnp d rmh w

Gaven Ed : Kamu tuh ngomong apa si mas?:"

Ri Swirsky : Aku tuh selalu tunggu chat dari kamu bang, kenapa sih disingkat-singkat?

Re Swirsky : MINGGU DEPAN NGINEP DIRUMAH GUE

Gaven Ed : Alhmadulillah makan gratis

Re Swirsky : Zav, jangan deketin adek lo sama Gaven Zav. GAMODAL:D

Gaven Ed : PALELO GAMODAL KEMAREN YANG MAKAN DI KANTIN LANGSUNG BALIK TERUS SIAPA YANG BAYAR HAH?!

Ri Swirsky : Nyelo woi anj

Zaviel C : Bct

Gaven Ed : SADIST.

Zaviel langsung mematikan benda pipih itu dan menaruhnya diatas nakas, lalu merebahkan badannya ke kasur berukuran king size itu.

Tiba-tiba saja ia membayangkan gadis mungil itu entah mengapa, hatinya berdesir hangat, tidak seperti biasanya. "Lo mikir apa si zav, yaampun." ucapnya gusar.

----

YUHU BESAR TAPI HEBAT 🎼 (sountrack didi tikus diubah)
Hello guys:*
AKHIRNYA KITA BERJUMPA:)))
ALHAMDULILLAH UDA UP NI SETELAH SEKIAN LAMA:V
BTW AREN UDA PERINGKAT KE 6, MAKASI BANYAK UNTUK KALIAN:*
KU TIDAK BISA BERKATA"
Ditunggu vomment ya biar semangat:)))
See u guys💕

ZARENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang