Disappoint

794 16 1
                                    

***
Ryn menghempaskan tubuhnya di kasur miliknya. Matanya tertuju pada sebuah bingkai yang berisi fotonya bersama Elvi. Tanpa sadar air mata Ryn menetes begitu saja karna mengingat sahabatnya itu.

Ryn merasa kecewa. Apalagi ketika mengingat Ivan yang lebih memilih sahabatnya daripada Ryn. Hati Ryn serasa ditusuk ribuan jarum.

Ryn juga tak habis pikir,mengapa kedua orang yang begitu ia sayangi kini menjauhinya dan kenapa Elvi tega menghianati Ryn. Bahkan selama ini Ryn sudah menganggap Elvi sebagai saudaranya sendiri.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Ryn.

'Tok..Tok..Tok'

Ryn segera mengusap air matanya dengan kasar.
"Masuk aja,nggak dikunci kok"

Pintu pun terbuka. Disana berdiri seorang wanita paruh baya membawa napan berisi makanan.
"Makan dulu sayang,Ini udah mama masakin makanan kesukaan kamu"

Ryn tersenyum pada mamanya. "Makasih ma"

Mama Ryn meletakan makanan tersebut di samping Ryn. "Yaudah mama mau beres-beres di dapur dulu. Setelah makan kamu ganti baju terus istirahat, kamu kelelahan kan ?"

Ryn tersenyum pada mamanya. Ryn rasa kini hanya mamanya yang peduli pada Ryn.

Tanpa menunggu waktu lama, Ryn segera memakan nasi goreng kesukaannya. Setelah makan Ryn mengganti baju lalu berbaring dikasurnya.

Sebuah pesan masuk di ponsel Ryn.
From : +6282336xxxxxx
Hei Ryn..

Ryn mengabaikan pesan tersebut karna ia tak mengenali nomor itu. Baginya itu bukanlah hal penting.

3 menit kemudian,sebuah panggilan masuk dari nomor yang sama. Karena merasa terganggu, Ryn pun mematikan ponselnya. Mungkin ini akan lebih memudahkan Ryn agar bisa beristirahat dengan tenang.

Ryn menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru muda. Lama kelamaan matanya terasa berat hingga akhirnya Ryn sudah berada di alam bawah sadarnya.

Tentang Aku Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang