BAB 1

2.4K 330 113
                                    

[...]
[]

Ddringg ... Ddringg ...

Kim Taehyung mengerjap bingung, pria pemilik senyum persegi tersebut spontan terbangun dari tidur pulasnya akibat telah disuguhi oleh deringan ponsel milik nya di pagi hari. Salah satu tangan kanannya berusaha menggapai permukaan atas nakas pelan, mencari ponselnya disana dengan kedua mata yang tertutup berat akibat kebiasaan begadangnya semalam.

Setelah sukses meraih ponselnya sendiri, Taehyung segera membuka kakaotalk yang ternyata dikirim oleh Rose.

Rose?

Well, Rosseanne Park, kekasih Kim Taehyung yang kini tengah menempuh pendidikan jenjang tinggi nya di negeri Paman Sam. Membuat hubungan tiga tahun mereka itu semakin lama semakin renggang hingga terjadi lost contact.

Euforia rindu yang ia rasakan kini menjalar ke seluruh tubuh, membuat pria bertubuh sedikit berisi itu membalas pesan e-mail Rose semenit lalu dengan secepat kilat.

Iya, ada apa?

Aku berada di depan rumahmu.

Taehyung kembali mengerjap bingung. Menyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanyalah sebagian dari rentetan bunga tidurnya ketika akhirnya sepasang matanya menatap kalender di atas meja, membuat sepasang mata yang tadinya terlihat ogah-ogahan itu membulat sempurna.

Bodoh, seharusnya ia memasang alarm di pagi hari ini untuk menyambut kekasihnya di hari ini. Dengan sigap, Kim Taehyung melompat pelan dari atas kasur, berlari dengan cepat menuju pintu rumahnya, meninggalkan bunyi gaduh di pagi hari sunyi tersebut.

Taehyung bergegas membuka pintu depan rumahnya, menampakkan seorang gadis berambut oranye yang sedari tadi menunggu seseorang untuk membuka pintu.

"Taehyung.. kangen!" Pekik Rose serta langsung memeluk tubuh pria berbadan atletis didepannya itu. Membuat si dipeluk tersipu malu dan merangkul pinggul gadisnya dengan lembut.

Taehyung tertawa hambar dan mengusap belakang kepalanya pelan. "Mianhae, pulsa handphone ku selalu tak cukup untuk menelepon ke luar negeri." [Maaf]

Rose hanya mampu mengerucutkan bibirnya setelah mendengar pernyataan polos yang dengan mulusnya keluar dari bibir pemuda tersebut, membuat Kim Taehyung sukses mendapatkan sebuah jeweran keras di telinga kirinya.

***

"Rosee!!" Pekik lisa. Sukses menjatuhkan tas selempangnya itu di atas sofa secara cuma-cuma. Ia tak menyangka bahwa sahabat terbaiknya kembali dan berkumpul bersamanya di Seoul secepat ini.

"Rose! Sudah lama!" Sapa lelaki bertubuh atletis di samping Lisa. Terlihat seperti sepasang lidi dan dango di kedua mata Rose, cocok sekali, walau terlihat sedikit aneh juga, menurutnya.

Taehyung tersenyum melihat pemandangan hangat didepannya. Setelah tiga tahun Rose pergi meninggalkan Seoul untuk studynya, serta teman-temannya yang perlahan-lahan dilahap oleh kesibukan, akhirnya mereka ber-lima bisa kembali berkumpul bersama.

"Sudah selesai study nya disana?" Tanya Jungkook antusias. Sebagai jawabannya, Rose mengangguk dengan gembira.

Lisa mencomot keripik kentang diatas meja ruang tamu. "Kenapa tidak beri tahu kita kalau ingin balik? Huh?" Tanya Lisa berapi-api. Hampir ingin menyerang Rose dengan tinjuannya.

Rose tertawa. "Aku hanya ingin beri suprise. Karena lusa uri Jungkook-ie ulang tahun!" Girangnya.

"Wah wah ... Aku baru ingat kalau Jungkook-ie akan ulang tahun, tidak sabar ya menunggu traktirannya." Tawa Taehyung, melirik kearah Jungkook dan memperlihatkan senyum persegi jenaka andalannya.

"Sialan!" Umpat Jungkook dan mengejar Taehyung yang telah berlari.

Dalam sekejap, rumah Taehyung yang kosong itu menjadi berisik karena tawa dari ke-lima sahabat tersebut.

Setelah di rasa cukup untuk menjadi anak kecil dalam lima menit, kedua pria remaja tersebut akhirnya sepakat untuk berhenti saling kejar-mengejar. Taehyung serta Jungkook lantas terduduk lemas diatas sofa dengan peluh yang membanjiri pakaian keduanya.

"Jennie dan Jisoo bagaimana?"

"Bagaimana apanya?" tanya Lisa. "Pertanyaanmu ambigu."

Jungkook menghela napas. "Apa mereka jadi kesini? Kau mempunyai otak kacang dengan loading cukup lama ya ternyata."

"Tentu saja, mereka sahabat kita. Memang seharusnya kau undang bukan di pesta ulang tahunmu? Ternyata daripada aku, kau jauh lebih memiliki otak yang terkesan loading ya."

Jungkook mengusap pucuk kepala Lisa dengan gemas, membuat poni ikonik miliknya itu terlihat sangat acak-acakan. "Terserah." Ucapnya, membuat gadis berambut yang juga blonde tersebut meraum marah dan membuat seisi ruangan tergelak karena geli. []

———

Haaaaii!

Yap, jadi ini cerita revisi.
Dan buat readers lama yang mungkin lagi baca ini, disini aku ubah sedikit cara kepenulisanku jadi baku, so kalian bisa baca ulang buat merasakan sensasi yang beda dari sebelumnya! Yeay! :3

Btw, jangan lupa vote dan komennya!

Big luv,
Kinderful 🐻

trap the killer | blackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang