BAB 3

1.1K 228 71
                                    


"Happy birthday, Jeon!"

Jungkook menyatukan kedua tangannya, mengucap seuntai kalimat harapan lalu meniup lilin kue ulang tahun yang berada digenggaman Lisa.

Susana rumah Jungkook semakin ramai, pun Taehyung yang berlari ke arah tempat makanan, serta beberapa di antaranya mencicipi kue ulang tahun pemberian Jungkook.

Taehyung mengambil semangkuk es krim penuh di atas meja, membuat Jungkook yang melihat tingkah lakunya segera menyusul dengan tergesa-gesa.

"Hyung, kau ingin menghabiskan seluruh es krim di rumah ini ya?!"

Jeon Jungkook segera berlari begitu melihat Taehyung yang menghindar darinya, menyusul pria bersenyum aneh itu melewati gadis-gadis yang sedang bertukar cerita di atas sofa.

"Daebak, hari ini aku kembali melihat kalian setelah lima tahun." ujar Jisoo membuka percakapan.

"Ah, yap, aku juga baru melihat Eunbi setelah lima tahun berlalu." Eunbi hanya mampu tersenyum memandang Lisa.

"Hey, aku juga begitu." sahut Jennie, "Beberapa tawaran menjadi model dan aktris dalam waktu yang bersamaan membuat jadwalku semakin padat."

"Aku rasa, semakin lama kita semakin sibuk, bukankah ini kesempatan terakhir kita untuk berkumpul bersama?" Rose memandangi sahabatnya satu-persatu.

"Dan lagi, apa semuanya bisa berjalan lancar di kesempatan terakhir ini?"

***

Lisa mengamati temannya satu persatu, bukankah dia menjadi sedikit takut mendengar pernyataan Rose tadi?

Atau, Apa ini hanya perasaannya yang terlalu berlebihan terhadap sesuatu?

Lisa merasakan pipi kirinya di tarik oleh sebuah tangan. "Kau baik-baik saja, hm?"

Lisa tentu tahu jelas siapa pemilik suara lembut di sampingnya ini.

"Jeon, hentikan!" Lisa menghempaskan tangan Jungkook ketika pipinya ditarik dengan lebih keras lagi.

Jungkook tertawa, sungguh melihat Lisa dalam jarak sedekat ini membuat darahnya sedikit berdesir aneh.

"Kau kenapa, hm?" Jungkook tersenyum, kembali mengulang pertanyaannya.

Lisa menggeleng lemah. "Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja."

Sekali lagi, Lisa merasa kedua pipinya kembali ditarik, namun, yang ini jauh lebih pelan dari sebelumnya.

"Hei, kau mengkhawatirkan tentang hubungan kita bukan?"

Lisa tertawa. "Aku sungguh tidak apa-apa tentang itu, tapi lebih cepat kau memberitahu mereka tentang hubungan kita tentu akan lebih baik kurasa."

***

Jungkook menautkan kedua alisnya, menatap heran seseorang yang sedari tadi terlihat kebingungan di depan toilet.

"Ah, apa ada yang bisa kubantu?" Jungkook berusaha menawarkan diri, mungkin sekali setahun dirinya ini berbaik hati memberi perhatian yang lebih kepada orang lain yang bukan kekasihnya.

Perempuan itu terlihat makin gelisah, membuat kerutan di dahi Jungkook semakin jelas sebab merasa sangat aneh.

"A-anu. Itu—

Jungkook menaikkan satu alisnya, memperhatikan kedua tangan gadis itu yang terlihat tengah dipilin dengan gugup, apakah dia dalam keadaan yang begitu terdesak?

"Ada yang bisa—

"A-ah! Bisa kau tunjukkan tempat mengambil es krim serta dimana tempat toiletnya, Kook?"

Jeon Jungkook menghilangkan kerutan di dahinya dengan tenang. "Oh, ikut aku." walau terasa sedikit ragu, Jeon Jungkook berusaha untuk tetap terlihat tenang.

Bukankah situasi ini sangat aneh?

***

"Jeon! Kau dari mana saja?"

Jeon Jungkook memandang Lisa dengan aneh, mengapa dia harus bertemu dengan dua hal membingungkan sekaligus aneh seperti ini dalam sehari?

"Hei, boy, jawab pertanyaanku, bodoh!"

Jeon Jungkook membuka mulutnya dengan ragu. "Aku baru saja bertemu—

"Ah, lupakan! Tak penting! Hal penting yang kau lakukan sekarang, adalah ikuti perintahku, perasaanku makin tak enak."

"Ta-tapi, aku baru saja bertemu—

"Jeon, sekarang kau berani sekali untuk melawanku, ya?"

Jungkook berdecak, berusaha untuk tetap bersabar menghadapi gadis keras kepala di depannya ini. "Oke, baik gadisku yang manis, apa yang harus pangeran ini lakukan untukmu, hm?"

Lisa mengulum senyumnya begitu puas. "Sedikit menjijikkan, Jeon, ewh, tapi tak apa, kuhargai. Tolong ikuti Jennie ke belakang ya, pangeranku."

***

Kim Taehyung mengacak-acak nakas di rumah Jeon Jungkook dengan santai, mengingat rumah ini juga merupakan rumah keduanya membuat pria itu merasa lebih leluasa untuk melakukan apapun.

"Apa Jungkook masih bermain Overwatch?"

Lisa menggeleng, menjawabnya dengan kelewat santai. "Sudah tidak."

"Apa?!" Taehyung membelalakkan matanya kaget. "B-bagaimana bisa? Overwatch itu bagai candu untuk Jeon Jungkook."

"Mudah, aku hanya melarangnya."

Taehyung memandangi Lisa heran. "Ada hubungan apa kalian sampai Jungkook mau mendengarkanmu begitu? Kau tahu? Anak itu sangat keras kepala."

"Ya begitu saja, kau mencurigai kami? Bukankah kau harusnya jauh lebih tau daripada aku?"

"Ya itukan—


"Akh!!"


Taehyung maupun Lisa terpaku di tempat, keduanya sama-sama terdiam di atas dinginnya lantai setelah beberapa detik mendengar suara tadi.

"Itu ... Suara apa?" tanya Taehyung ragu, dirinya semakin terpaku lagi saat dilihatnya wajah Lisa yang terlampau sangat pucat di bawah sinar lampu.

Lisa membuka mulutnya, mengucap sepatah nama dengan ragu.

"J-jeon?"

Satu kata yang sukses membuat dunia Kim Taehyung runtuh seketika. []

trap the killer | blackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang