Ketika manik mata kita tak pernah bertemu
Nan hembusan napas yang tak saling beradu
Kau di sana tak dapat mendengar detak jantungku
Pun bisik rindukuHanya segelintir kalimat yang mampu kubaca
Tuk merasakan hadirmu dalam maya
Hanya sederet suara yang mampu kudengar
Tuk meyakinkan bahwa kau adalah nyataWaktu, sang pembohong penantian
Jarak, sang pemisah kerinduan
Begitulah diriku menyebut mereka
Diam, kejam, dan menyayatJemari ini semakin bergetar
Meratap takdir di pelupuk mata
Aku terus bertanya pada malam sunyi
Apakah esok hari aku kan tetap menanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Satu Kata
PoetryKetika bibir tak lagi mampu berucap kata. Ketika hati tak mampu menorehkan fakta. Sebaris kalimat pun tak dapat mewakili seluruh asa, maka sajak ini kupersembahkan untuk setiap hati yang tak utuh lagi :) Happy Reading, Elvara Cindy