PART 4

18K 968 10
                                    

"Aku harus kembali ke rumah. Angel, dia terjatuh dari kursi roda" Ucap Thomas sedikit panik dan langsung berlari keluar ruangan tanpa mendengarkan teman-temannya yang biasanya akan berpesan untuk berhati-hati saat berkendara.

Sepeninggalnya Thomas, mereka akhirnya memilih untuk mencari wanita untuk menemani mereka malam ini. Bukan mereka yang mencari, tepatnya mereka hanya diam saja dan sudah pasti akan ada wanita yang menghampiri mereka.

Ya begitulah mereka selalu tidak pernah kehilangan pamor mereka. Sekalipun Evan yang terkenal sangat jarang menyentuh wanita. Bukan berarti Evan pria yang tidak suka menghangatkan ranjang hotel dengan wanita. Merek lelaki jika kalian lupa, dan lelaki adalah pemuja tubuh wanita.

-----_____-----

Sinar mentari masuk melalui celah-celah gorden yang tidak tertutup rapat. Memasuki musim salju membuat siapa saja ingin berada lebih lama di dalam selimut. Tak terkecuali Eve. Sudah tiga hari ini dia mengurung diri didalam kamarnya semenjak kejadian itu.

Selama tiga hari ini Eve berdiam di dalam kamarnya. Lalu menangisi lagi kesialannya. Dan selama tiga hari itu orang tuanya bahkan adiknya, berusaha untuk membujuk Eve keluar lalu menceritakan masalah yang di alami gadis itu. Eve hanya akan keluar saat tengah malam, saat orang rumah sudah terlelap di kamar masing-masing, mengambil makanan dan setelahnya ke kamar lagi.

Dan selama tiga hari itu, jiwa Eve seakan pergi. Kosong. Eve bagaikan mayat hidup sekarang. Eve memandang dirinya di depan kaca besar yang terdapat di dalam kamarnya. Dimana lingkaran matanya yang terlihat sangat jelas dan juga rambut kusutnya menambah kesan mengerikan untuk Eve.

Mungkin orang lain akan menganggap Eve terlalu berlebihan. Bahkan Eve tinggal di London, dimana pasangan yang belum menikah saja bisa hidup satu atap dan berbagi ranjang. Tetapi sekali lagi dia adalah Evelyn Ruppert. Ia hanya ingin memberikan harta yang paling berharganya itu untuk suaminya.

Selama 23 tahun hidupnya ia selalu menjaga kehormatannya. Tetapi dengan bodohnya ia menyerahkan mahkotanya kepada lelaki yang bahkan hanya ia kenal namanya saja. Dan ini semua gara-gara si brengsek Jachob fucking Miller.

Maka dengan mantap Eve menyisir rambutnya dan memoleskan concealer di bawah matanya untuk menutupi dark circle. Mulai dari sini Eve berjanji tidak akan menyesali apa yang sudah hilang dari dirinya, toh dengan mengurung diri dan menangis tidak akan mengembalikan mahkotanya yang sudah hilang.

Saat Eve turun ke meja makan, ia mengembangkan senyumnya. Kedua orang tuanya dan adiknya ̶ Miguel, menatap Eve dengan pandangan yang lega, dan khawatir. Tentu saja mereka senang mendapati Eve yang sudah kembali seperti semula.

"Morning Dad, Mom, El." Sapa Eve seraya mencium pipi mereka secara bergantian.

"Morning Eve. Apa kau sudah merasa baikan?" tanya Miguel seraya menolehkan kepalanya ke arah Eve. Mengamati dari bawah hingga atas tubuh Eve. Seakan memastikan jika kakaknya itu baik-baik saja.

Eve terkekeh seraya mengacak rambut Miguel, lalu mengambil tuna sandwich dan menggigitnya. Eve duduk di sebelah kiri Miguel. Ia menelan makanannya dengan santai.

"Aku baik-baik saja. Maafkan aku Dad, Mom, dan El, sudah membuat kalian khawatir. Setidaknya sekarang aku sudah baik-baik saja." Lagi-lagi Eve mengembangkan senyumnya untuk memastikan keluarga Eve jika wanita itu sekarang memang sudah baik-baik saja.

"Kau tahu sayang kalau kau mempunyai kami. Apapun masalah yang kau hadapi, kau bisa berbagi dengan kami. Kau tahu? Dengan mengurung diri selama berhari-hari tidak akan menyelesaikan masalah. Setidaknya dengan bercerita kepada orang yang kamu percayai bisa meringankan bebanmu," Ucap Mama Eve sembari mengusap bahu Eve pelan.

BECAUSE AN ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang