PART 9

16.8K 1.1K 85
                                    

Sam melewati ruang tamu dan berbelok ke kanan ke arah kamar utama. Sam tersenyum tipis saat mendengar suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi di sudut kamar Miranda. Tanpa menunggu lama Sam segera menyusul Miranda dan bergabung di bawah shower dengan model sexy itu. Dan tentunya tidak hanya mandi seperti yang biasa orang lakukan.

-----_____-----

Keringat Sam terus bercucuran. Semakin cepat ia berlari mencari pintu keluar dari ruangan yang sangat gelap, tetapi ruangan itu seakan tidak memiliki ujung. Ia panik, entah kenapa.

Ia melihat pintu di ujung ruangan dan saat ia membuka pintu itu ia melihat seorang gadis kecil tergeletak dengan darah yang mengotori lantai. Sam mendekati gadis itu dan tiba-tiba gadis bermata biru itu membuka matanya dan menatap Sam dengan pandangan, terluka?

"Mengapa kau membunuhku?" Ucap gadis itu walaupun tampak kesakitan tetapi gadis cantik itu tetap tersenyum dengan manisnya. Sam semakin tidak mengerti. Ia melirik tangannya yang sama bersimbah darah. Dan yang semakin membuat Sam terkejut adalah, ia menggenggam belati di tangannya yang menancap pada perut gadis cantik itu.

Sam menatap manik mata biru yang sama seperti dirinya dan menggeleng dengan kuat.

"Kenapa kau membunuhku Daddy?" Tanya gadis kecil itu lagi.

"Ti-tidak! Aku tidak membunuhmu!"

"Kau pembunuh Dad." Gadis cilik itu terus tersenyum dan mengulangi kata-katanya. Sam menutup telinganya dan berteriak sekenceng-kencangnya bahwa dia bukan pembunuhnya, tetapi gadis cilik itu terus tertawa seraya memandang Sam dengan sorot yang terluka.

Napas Sam terengah saat ia membuka matanya dan mendapati jika tadi adalah mimpi. Mimpi yang benar-benar membuatnya ketakutan. Entah apa maksudnya.

Sam menoleh kesebelah kanan dan mendapati Miranda yang tertidur pulas hanya ditutupi selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh polos Miranda.

Ia mengusap kasar wajahnya dan segera bangun memakai kembali celananya yang tergeletak di sandaran sofa. Sam tidak bisa kembali tidur, ia memutuskan untuk membuka pintu balkon kamar Miranda dan menyalakan rokoknya. Menghembuskan asap dari nikotin itu dengan perlahan.

Bayangan gadis kecil bermata biru itu terus menghantui pikiran Sam. Otak Sam segera memutar kejadian tiga bulan yang lalu ketika Evelyn Ruppert mendatanginya dan mengatakan jika Evelyn hamil anak Sam. Dan dengan kejamnya Sam menyuruh Evelyn untuk menggugurkan kandungannya. Mungkinkah jika wanita itu menggugurkan kandungannya?

Tetapi Evelyn berkata jika ia tidak akan pernah membunuh bayinya. Sam terkekeh dengan pikiran-pikirannya. Wanita memang munafik.

Membuang puntung rokoknya asal, Sam segera memakai kembali setelannya dan menyambar kunci mobilnya. Ia akan pulang ke mansion, bersiap untuk melakukan penerbangan ke Itali pagi ini.

Kembali ke rutinitasnya dan melupakan mimpi sialan yang terus saja membayangi pikiran Sam.

"Ramsey, apakah pesawatku sudah siap?" Tanya Sam kepada asisten sekaligus tangan kanannya di seberang telepon.

"Apa kau gila?! Sekarang jam empat pagi dan jadwal penerbangan kita jam delapan pagi. Demi Tuhan bisakah kau membiarkanku istirahat sebentar saja Mr. Trainor?!"

BECAUSE AN ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang