PART 6

14.9K 910 7
                                    

Apa hebatnya seorang wanita. Apa lagi cinta. Sam muak mendengarnya. Tidak ada cinta. Yang ada hanya hubungan timbal balik yang menguntungkan bagi keduanya. Perempuan lain akan memberikan tubuhnya kepada Sam, dan Sam akan memberikan uangnya sebagai timbalan. Seperti itu. Tidak ada cinta.

Cinta itu omong kosong. Jika penghianatan itu di sebut dengan cinta maka Sam memilih untuk tidak pernah mengenal apa itu cinta. Dan dia menyesal pernah menganggap penghianat itu sebagai cintanya. Dunianya.

-----_____-----

Suara alarm yang nyaring membuat Eve membuka matanya dengan malas dan bergerak untuk mematikan jam beker yang berada di atas nakas.

Pukul 6:05 AM. Eve merasa perutnya seperti diaduk-aduk, dan segera saja dirinya berlari ke arah wastafel dan menunduk. Sudah seminggu belakangan ini Eve merasa mual setiap paginya.

Awalnya Eve kira jika dirinya akan terserang demam seperti biasanya. Tetapi badannya tidak panas dan dia tidak merasa pusing juga.

Hanya mual setiap pagi, tetapi Eve tidak memuntahkan apapun. Hanya lendir. Dan itu aneh.

Eve menceritakan semua keanehan yang terjadi pada dirinya belakangan ini kepada Allysa. Ally awalnya hanya diam menunggu Eve selesai bercerita. Biasanya Ally langsung memotong apa saja perkataan Eve tapi tidak dengan sekarang. Wanita itu dengan tenang mendengarkan cerita Eve.

"Aku tidak tahu kenapa Ally, aku hanya merasa ini sedikit aneh" ucap Eve lalu menyeruput vanilla milkshakenya.

"Apa kau merasa nafsu makanmu meningkat akhir-akhir ini?" Tanya Ally dengan wajah yang tenang. Namu berbeda dengan kelakuannya yang sedikit cemas dan terus meremas kedua tangannya di atas meja.

"Eumm sedikit. Tetapi itu tidak berselang lama Ally, aku selalu mual jika melihat makanan itu, aku hanya menginginkan makanan tetapi saat makanan itu sudah berada di depanku, itu semakin membuatku mual. Apa jangan-jangan penyakitku ini sesuatu yang aneh? Aku takut Ally." ucap Evelyn dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Kapan terakhir kali kau datang bulan Eve?" Hening. Evelyn menatap mata Allysa yang terlihat cemas dan khawatir sekarang. Eve juga sama cemas dan juga takut akan hal yang tidak ia inginkan sama sekali.

"Se-sebulan yang lalu aku rasa," jawab Eve dengan lesu.

Allysa lalu menarik Evelyn keluar dari cafe setelah meninggalkan beberapa lembar dolar di atas meja. Mereka memberhentikan taksi, Evelyn tidak tahu ia mau di bawa kemana. Ia hanya diam karena jelas saat ini Allysa sama cemas dan takutnya dengan dirinya.

Setelah menempuh waktu sekitar lima belas menit tibalah Evelyn dan Allysa di salah satu rumah sakit yang ada di London. Sebelumnya Allysa sudah registrasi melalui situs online rumah sakit ini, dan sekarang mereka sedang duduk di depan poli kandungan.

Evelyn tidak bodoh. Ia tahu apa yang Allysa pikirkan, dia mencoba mengikuti apa mau Allysa dan dia juga ingin tahu apa penyebab kejanggalan2 yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini.

Tidak menunggu lama, seorang perawat keluar dari ruangan di depan Eve dan memanggil namanya. Evelyn dan Allysa langsung masuk dan duduk di depan dokter yang berwajah ke-ibuan itu.

Dokter yang bernama Raina itu tersenyum dan mempersilahkan Allysa dan Evelyn untuk duduk. Setelahnya dokter Raina menanyakan keluhannya yang di jawab dengan suara cicitan dari Evelyn, lalu mengalirlah cerita apa yang Evelyn rasakan akhir-akhir ini.

Lagi-lagi dokter Raina tersenyum maklum dan menyuruh Evelyn untuk berbaring di ranjang yang di sebelahnya terpasang berbagai alat media yang Eve tidak ketahui.

BECAUSE AN ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang