" kenapa tiba-tiba ingin mengundurkan diri Mei ? " terdengar samar - samar suara pak kepala studio
" em.. Saya akan pulang kampung ke Bandung pak, jadi saya nggak bisa melanjutkan kontrak disini, maafkan saya. "
" apa Mei mau pindah ? "Serli terlihat kaget di luar pintu.
" apa kata mbak barusan ? "
" Jun !!"
" Mei mau kemana ? "
" sini dulu. " Serli menarik tangan Jun.
" kenapa mbak, jawab dulu pertanyaan saya, Mei mau kemana ? " Jun bertanya berkali-kali, tapi Serli tetap tidak menjawab.
" Jun dengar ya, jangan pernah ganggu Mei lagi. Kamu tahu nggak, dia itu anaknya polos, mungkin usianya di atas kamu, tapi untuk urusan percintaan dia jauh berada di bawahmu. "
" maksud mbak apa ? "
" aku tahu kamu suka kan sama Mei, aku tahu itu Jun. "
" lalu apa hubungannya dengan kepergian Mei mbak ? "
" dengar Jun, walaupun Mei terlihat kuat, tapi sebenarnya dia adalah seseorang yang lemah. "
" ia, terus ? "
" kalau kamu memang suka sama dia, jangan terlalu memaksanya untuk mencintaimu, jangan terlalu agresif mendekatinya, bisa - bisa dia takut. "
" jadi maksudnya mbak, Mei pergi karena takut sama aku ? "
" sepertinya sih begitu. " ucap Serli ragu.
" kenapa tiba-tiba mbak bisa kepikiran kesana ? "
" em.. Sebenarnya ni ya, aku tahu semuanya, dari awal pertemuan kamu dan kejadian di studio kemarin pagi . "
" itu, sebenarnya aku ( berhenti sejenak ). Mbak memangnya aku salah ya kalau suka sama Mei ? "
" nggak salah sih, tapi sebaiknya cara kamu mendekatinya harus lebih di perhalus, lagian sepertinya Mei nggak suka deh sama kamu. "
" terus aku harus gimana ? "
" hei lagi pada ngapain sih ?" tiba-tiba Mei muncul dari belakang mereka.
" Mei.. ? " Serli kaget.
" kok kayaknya kaget banget ? "
" siapa yang kaget, nggak kan Jun hhaa.. " Serli memukul bahu Jun.
" Mei, ikut aku bentar. " Jun menarik tangan Mei.
" mau kemana ? "
" ikut aja. " masih menarik tangan Mei.
" Mei, bener kamu resign gara - gara aku ? " ucap Jun tanpa basa basi Sesampainya di atap gedung.
" kok kamu tahu aku mau resign. Hayo, kamu nguping ya. " balas Mei sembari tersenyum.
" aku serius. Kalau emang ia, aku janji aku nggak akan ganggu kamu lagi, Aku akan menjauh. " ucap Jun serius.
" hhaa, jadi kamu narik aku ke atap cuma pengen bilang itu ?, tenang aja ini bukan karena kamu, aku hanya merasa kehidupanku di Bengkulu sedikit hambar, banyak hal yang ingin aku lupakan, banyak hal yang ingin aku perbaiki. Bisa di bilang aku sudah mencapai titik jenuh dalam hidupku. Ini juga bukan rencana baru, sudah lama aku kepikiran untuk resign dan mencari sesuatu yang baru. Tapi kemarin sempat ada hal yang membuat perasaanku kembali berwarna, hanya saja belakangan semuanya sudah hilang dan titik jenuh itu hadir lagi. "
" apa Mei.. Apa itu yang membuatmu berwarna, apa yang membuatmu bertahan, apa ? Kalau aku bisa membuatnya, aku akan membuatnya, kalau aku bisa mencarinya, aku akan mencarinya, asal kamu tetap disini. Aku mohon. " air mata mengalir di pipi Jun
" Jun, maafkan aku. Aku tidak bisa. " ucap Mei sembari memeluk Jun.
Sementara itu beberapa minggu kemudian .
" Danu, kenapa kamu hari ini, kamu sakit ? " ucap seorang wanita kepada Danu yang tengah melayani pelanggan.
" kalau kamu sakit, sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Biar ini saya atau teman yang lainnya yang menggantikan. " ucapnya lagi.
" nggak apa-apa bu, saya baik-baik saja. " ucap Danu.
" aku harus tetap disini, aku harus bertemu dengan Mei. Aku harus meluruskan semuanya. " gumam Danu dalam Hati.
Tapi setelah berhari-hari Danu menunggu, tak juga berhasil membuat Danu bertemu dengan Mei. Bahkan Danu juga selalu bertanya kepada Aril, Danu juga sering mendengarkan Radio tempat Mei siaran, namun hasilnya tetap nihil.
" kamu dimana Mei ? "
***