1 : Trouble

186 19 14
                                    

Aku mencintaimu,
Perihal yang lain biarlah menjadi kendala yang kita selesaikan di esok hari.
Yang terpenting sekarang adalah,
Aku, kamu dan kita.

- Shakilla R.C -

💭


SHAKILLA baru saja melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan persegi yang bercat hijau muda serta satu pendingin ruangan yang membuat kesan sejuk tersendiri. Ruangan yang selalu membuat perempuan berpostur ideal dengan wajah mungil yang terkesan baby face, selalu menitihkan air matanya.

"Why you leave me?" suara itu terdengar dari bibir mungil Shakilla. Kedua tangannya terlihat bergetar ketika memegang sebuah pigura foto berupa sebuah moment yang diabadikan oleh kamera dan di cetak serta dibingkai rapih.

Foto yang menggambarkan kebahagiaan dua anak kecil yang sama-sama sedang bertatap-tatapan, anak perempuan yang memegang lolipop serta gulali, dan anak lelaki yang memegang balon serta sebuah coklat batang.

Keduanya terlihat sangat manis, senyum yang dipancarkan oleh keduanya terlihat sangat menunjukan bahwa keduanya sama-sama bahagia ketika mereka bersama.

"Allen, Killa sedih. Allen peluk Killa," suara Shakilla terdengar bergetar, kini bukan hanya tangannya saja yang bergetar, suara Shakilla pun terdengar bergetar dan parau.

Bulir tetesan air mata mulai berjatuhan dari pelupuk mata Shakilla, memori yang tidak pernah bisa ia hindarkan dari fikiran membuat hatinya tersayat.

Bagi Shakilla, cinta pertama adalah segalanya. Cinta yang tak akan pernah dilupakan walaupun pengganti didalam hati sudah ditemukan.

Bukan berarti Shakilla sudah berhasil menemukan pengganti dari posisi Allendra Troyee Resvano yang sudah menyandang gelar sebagai cinta pertama seorang Shakilla Raveena Caluum. Cinta pertama yang selalu mampu membuat Shakilla gila, bukan Shakilla bukan pengidap Stockholm Syndrome*. Cinta Shakilla pada Allen memiliki banyak alasan, namun alasan itu terlaku sulit dijabarkan lewat rangkaian kata tertulis maupun terucap.

Shakilla memeluk pigura foto antara dirinya dan pria bernama Allen, "Allen, i feel so empty in here. Lonely without you like ice cream without topping. I miss you so badly, when will i see you again Allendra?"

💭

"Kamu saya bayar disini untuk mencuci semua piring-piring kotor ini, bukan malah memecahkannya!"

Shakilla mulai takut dengan seorang wanita paruh baya di hadapannya kali ini. Nada bicaranya sangat mengintimidasi, "Ma ... maaf ... tadi tangan saya licin bu, saya jadi su-"

"Alah alasan kamu! Mulai sekarang kamu saya pecat! Tidak ada gaji apapun, keluar kamu dari sini! Dasar pembawa sial!"

"Ta ... tapi bu-"

Lagi-lagi ucapan Shakilla terputus, "Kamu tuli? Saya bilang keluar ya keluar gadis jalang!"

Kali ini Shakilla sudah tidak tahan lagi, diberi julukan jalang bagi Shakilla adalah hal yang sangat keji. Ia tau bahwa jalang adalah wanita murahan yang selalu berbuat dosa dengan cara beragam. Entah itu menjual harga diri atau bahkan mengekspos tubuh mereka di hadapan pria haus agar mendapatkan uang.

Shakilla tidak terima, lebih baik ia mengangkat kaki dari restoran itu dibanding harus menetap tetapi diinjak-injak harga dirinya sebagai anak dibawah umur yang bekerja keras demi kehidupannya sendiri.

Left UnsaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang