Jika tujuan awalmu datang hanya untuk menyakiti,
Aku akan lebih senang jika kamu tidak menghampiri agar tak ada yang tersakiti.-Marvin Adhyastha-
💭
SESUAI dengan prediksi, Shakilla akan menjadi bahan pemberitaan yang cukup menggemparkan warga SMA Alexsis terutama pada kaum siswi yang memiliki fanbase tersendiri untuk Marvin.
Kedatangan Shakilla yang baru saja tadi pagi, sudah menyebar luas di seluruh penjuru sekolah. Tidak lain dan tidak bukan, penyebab dari cepatnya pemberitaan itu bermunculan diakibatkan karena Shakilla si anak baru sudah tertangkap basah tadi pagi saat dirinya sampai di sekolah bersama seorang pria yang menjadi bulan-bulanan siswi SMA Alexsis, Marvin Adhyastha.
"Kamu serius gak ada hubungan apa-apa sama dia kan?"
Sejak berita itu menyebar, dan tentu saja langsung didengar oleh Ressya, ia tidak hanya diam. Ressya mengambil langkah cepat menuju kelas Marvin saat jam istirahat tiba, namun ia baru bisa menemukan Marvin di salah satu bangku kantin yang cukup ramai serta tubuh atletis milik Marvin hampir saja tidak terlihat.
"Kamu cemburu?"
"Nggak."
"Aku gak ada apa-apa kok sama dia, jangan bete dong nanti cantiknya ilang digondol sama kucing garong kamu mau?"
"Aku serius Marvin!"
"Aku duarius Eca!" tiru Marvin dengan nada yang sama persis seperti apa yang baru saja dilontarkan oleh Ressya.
"Udah lah percuma debat sama kamu, gak mau ngalah. Dasar keras kepala!"
Amarah yang meliputi diri Ressya membuat ia beranjak dari tempat itu, meninggalkan Marvin yang hanya diam ditempat duduknya. Beberapa pasang mata mengarah ke titik yang sama, termasuk tatapan intimidasi dari ketiga sahabatnya.
"Lo yakin pacaran sama cewek kayak gitu Pin?" suara Chandra mulai terdengar setelah keheningan diantara keempatnya.
"Kalo emang gak sayang, kenapa harus ada hubungan? Percuma kalo pada akhirnya lo nyakitin dua hati secara bersamaan. Hati lo dan hati dia."
Dengan refleks setelah mendengar ucapan Radit yang terdengar cukup aneh dari biasanya Marvin, Chandra dan Ariel menolehkan pandangan ke arah Radit.
"Keselek cabe lo ye dit?" Chandra menautkan kedua alisnya, ini adalah kejadian langka di mana otak Radit berjalan sesuai dengan pada umumnya. Tidak biasanya pola pikir Radit bisa sejernih itu.
"Apa jangan-jangan lo kesurupan ya Dit! Ngaku gak lo! Gue rukiyah sekarang juga nih bocah!" kali ini Ariel yang angkat bicara, sedangkan Marvin hanya mengamati dalam diam tingkah laku ketiga temannya.
"Lah? Lah bocah ngapa ya? Bocah ngapa ya?"
Gelak tawa mulai terdengar dari ketiganya, diantara mereka hanya Marvin yang diam. Berkelana dalam lamunannya, dengan tatapan yang tanpa sadar mengarah kepada gadis di seberangnya kini.
Gadis itu sedang bercengkrama kepada dua temannya yang lain, tanpa memakan atau meminum apapun yang dijual dalam kantin. Ia hanya mendengarkan semua ocehan teman-temannya dengan sesekali melontarkan beberapa kata. Sesekali pula ia melontarkan senyuman polos nan lugu kepada teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left Unsaid
Teen FictionU P D A T E A K H I R P E K A N Ini adalah sebuah kisah yang akan melibatkan emosi mengenai cinta. Cinta yang rumit, cinta yang indah, cinta yang menyedihkan dan cinta yang membahagiakan. Adanya hubungan jauh antara dua kekasih yang bisa saling...