Nathan memutuskan untuk pergi menjauh dari pantai dan berjalan kearah ramainya kota di malam hari. Riuhnya suasana mengisi atmosfer malam ini. Beberapa pedagang makanan maupun mainan ramai dihampiri banyak orang. Ada yang sedang berduaan dengan kekasihnya. Ada sebuah keluarga yang sedang asyik bercengkrama. Ada yang menghabiskan waktu di game station dan banyak lagi.
Gadis itu lagi. Gadis bermata biru itu. Dia terlihat sedang sendirian duduk di atas pembatas kayu yang membatasi kota dengan pantai, sembari memakan gulalinya dengan tenang. Entah mengapa ada dorongan pada diri Nathan untuk mendekatinya.
"Hai" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Nathan. Gadis itu pun menoleh kearahnya.
"Eh.. Hai, kamu lagi".
"Yeah, maaf atas sikap ku yang tadi". Gadis itu tersenyum padanya.
"Tidak apa stranger, aku tau kau hanya ingin sendirian". Nathan terkekeh mendengar ucapan gadis itu.
"Nathan! Nathan bramasta putra".
"Senang bertemu dengan mu nathan" gadis itu tersenyum lalu pergi meninggalkannya. Lagi.
**
Lampu ruang keluarga masih menyala dengan terang. Mungkin Elysia masih terjaga hingga larut malam begini. Dia pun memasuki ruang keluarga tidak peduli. Kakinya melangkah menuju sebuah kamar tetapi langkahnya terhenti. Dilihatnya ayah yang tengah duduk di sofa tepat beberapa langkah dari tempat nya berdiri sekarang. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang khawatir.
"Dari mana saja kamu?".
"Mencari udara segar" jawabnya santai.
"Ini sudah pukul 11 malam" peringat ayah.
"Aku bukan anak berumur 10 tahun lagi ayah-" dia menghela nafas "-aku ingin tidur".
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes
Mystery / ThrillerMatahari diciptakan untuk manusia. Supaya manusia bisa hidup di dunia ini. Begitu pula dengan bulan. Tanpa adanya bulan, manusia tidak bisa tenang melanjutkan kegiatan mereka di malam hari. Tanpa adanya matahari dan bulan, bumi yang kita tinggali ak...