4

53 23 2
                                    

Elys dan Ayah tengah memakan sarapan mereka ketika Nathan turun dari kamarnya. Nathan langsung mengambil 2 lembar roti, lalu diolesinya dengan selai kacang yang sudah disediakan di atas meja. Elys mengambilkan segelas susu putih dari dalam kulkas dan memberikannya ke Nathan.

"Makasih" hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut nya.

Atmosfer ini seakan-akan menjadi sempit. Tidak ada yang berbicara satu patah kata pun. Semua sibuk dengan sarapannya masing-masing. Hingga akhirnya Elys memecahkan keheningan

"Nanti siang aku sama ayah mau ke sebuah toko buku dekat sini, kakak mau ikut?".

"Aku dirumah aja" jawabnya singkat, dia hanya melirik sekilas kearah adiknya itu.

**

Sinar matahari memancarkan sinarnya dengan terik siang ini. Nathan yang sedang berjalan-jalan disekitar pantai pun langsung menepi mencari tempat teduh yang nyaman.

"Hey, Nathan kan?" Sapa seseorang dari arah atas pohon. Nathan pun mendongakkan kepala dan menemukan seorang laki-laki. Laki-laki yang kemarin malam diselamatkannya.

"Hey" sapa Nathan.

"Jalan-jalan di tengah terik nya mentari huh?".

"Kinda of bored" ucap Nathan sembari menghirup udara segar pantai.

Terjadilah sebuah percakapan kecil di antara mereka berdua. Keduanya sudah mulai akrab. Tidak ada salahnya kan mencoba bergaul dengan orang baru di tempat baru seperti ini? Dari pada Nathan benar-benar sendiri tidak punya satu pun teman. Tidak terasa hari sudah sore, matahari akan terbenam sebentar lagi. Angin mulai bertiupan tidak bersahabat.

"Jadi, lo kesini cuman buat ngabisin liburan musim panas?" tanya moza untuk yang kesekian kalinya.

"Begitulah" Nathan meneguk hot chocolate yang tadi dibelinya di sebuah cafe dekat pantai. Tidak lama berselang, lewat seorang gadis berambut merah itu. Mata Nathan seakan tidak bisa dialihkan dari gadis itu. Dia terus mengikuti gerak-gerik gadis itu hingga akhirnya gadis itu memasuki sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat Nathan dan Moza bersantai.

"Hello! Back to earth Nath!" Moza melambaikan tangannya di depan muka Nathan.

"Hah?" lamunannya pun buyar.

"Haha, lo ngapain sih? Oh gue tau, lo pasti tadi ngeliatin si Luna kan? Udah ngaku aja" desak Moza sembari menahan tawa nya.

"Luna?" tanya Nathan.

"Ok, ternyata dugaan gue bener. Gadis yang lo liat tadi itu Luna Selene. Dia sepupu gue yang baru satu tahun lalu pindah kesini, dan asal lo tau.. Selama dia pindah kesini belum ada cowo yang ngeliatin dia sampe bengong kayak lo tadi" canda Moza.

"Whatever-" Nathan mencoba mengalihkan pembicaraan "-udah yuk kita mending balik kerumah gue aja". Moza mengangguk mengiakan ajakan Nathan.


**

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang