Samar-samar terdengar suara isak tangis, perempuan. Awalnya Nathan menghiraukan suara isak tangis itu. Tapi lama kelamaan isak tangis itu terdengar semakin jelas. Apa iya ada hantu di rumah Ayahnya ini? Karena penasaran Nathan pun mencari sumber suara itu. Sepertinya sumbernya dari belakang rumahnya.
Dengan perasaan takut Nathan mencoba membuka pintu belakang rumahnya. Seorang gadis perempuan berambut hitam ikal memeluk kakinya, pundaknya naik turun, menahan suara isak tangisnya. Sepertinya Nathan mengetahui siapa gadis ini. Nathan memberanikan diri menghampiri gadis tersebut. Dipegangnya pundak gadis itu lembut. Gadis itu terkejut dengan tangan Nathan di pundaknya.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengganggu tidur mu" ucapnya masih dengan nafasnya yang tidak teratur.
"Tidak apa-" Nathan ikut duduk di sampingnya. "-Kenapa malam-malam begini nangis? Di belakang rumah orang pula" ucap Nathan mencoba menenangkan gadis itu.
Gadis itu mengelap sisa air mata yang masih menempel di pipinya. Menarik nafas, mencoba meneraturkan nafasnya kembali. Senyum tipis menghiasi wajahnya mendengar ucapan Nathan.
"Urusan keluarga" jawabnya singkat.
Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya. Tidak jauh-jauh, masalahnya pasti keluarga. Ada apa sebenarnya dengan keluarga jaman sekarang? Nathan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mengingat kalau dirinya juga memiliki masalah keluarga juga.
"Sekali lagi, aku minta maaf sudah mengganggu mu" ucap gadis itu tersenyum tidak enak kepada Nathan kalau dirinyalah yang membuat Nathan jadi tidak bisa tidur.
"Tidak apa, seharian ini aku juga tidur terus. Terlalu lama tidur juga tidak bagus"
Gadis itu tersenyum manis. Ternyata gadis itu memiliki kulit yang lebih pucat dari Nathan. Mata birunya sangat pas untuk dirinya. Rambut hitam ikalnya juga. Membuat gadis itu terlihat sangat cantik di bawah sinar rembulan. Suara desiran ombak malam mengisi keheningan diantara Nathan dan gadis itu.
"Btw Luna? Bagaimana kalau besok kamu menemani ku jalan-jalan sore?"
Luna memalingkan wajahnya ke Nathan, tersenyum geli mendengar perkataan Nathan. "Jalan-jalan?" tanyanya.
"Iya, sepertinya kamu tau banyak tempat indah di daerah sini"
Gadis bernama Luna itu terdiam sejenak. Memikirkan jawaban yang akan dijawabnya. Senyum manis itu terlukis jelas di wajah cantiknya.
"Bagaimana kalau pukul 7 aku tunggu kamu disini?" tawarnya.
Nathan tidak keberatan menerima tawaran Luna. "Oke, setuju".
Luna berdiri, menepuk-nepuk celana pendeknya supaya tidak ada pasir yang menempel pada celananya. "Sampai jumpa besok Nathan" ucapnya yang diikuti dengan senyum manisnya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes
Misterio / SuspensoMatahari diciptakan untuk manusia. Supaya manusia bisa hidup di dunia ini. Begitu pula dengan bulan. Tanpa adanya bulan, manusia tidak bisa tenang melanjutkan kegiatan mereka di malam hari. Tanpa adanya matahari dan bulan, bumi yang kita tinggali ak...