CHAPTER 04

787 109 0
                                    


Ff ini merupakan remake dari ff VKOOK yang berjudul Unpredictable wheel di FFn yang di tulis oleh sugantea atau @sugacoffee
( Makasih ya udah di ijinin ngeremake ff nya ini ^_^ )

Karena ini remake, hanya akan ada pergantian tokoh dan beberapa perubahan untuk menyesuaikan ceritanya.
Oh iya disini Guanlin, Woojin dan Hyungseob lebih tua dari Jihoon

WARNING !!! THIS IS PANWINK, YAOI

Backsound Intro : Serendepity_BTS, I Wanna Have_Wanna One

Chapter 04

~~ Unpredictable Wheel ~~

Hari ini cuaca cukup cerah, meski tetap menampikkan udara dingin dari akhir musim dingin. Inilah cuaca yang disukai Jihoon; cerah dan sejuk. Perpaduan yang sempurna; begitu asri dan merenyuhkan jiwa lemah macam miliknya ini –hell, semakin dibicarakan ia terlihat seperti wanita kasmaran.

Omong-omong soal kasmaran, Jihoon jadi teringat Lai Guanlin; lagi dan lagi. Kenapa kapasitas memori miliknya selalu menyebut Guanlin bagai candu, menampilkan visual pria tegap itu, indra penciumannya mengingat jelas aroma segar dan kalem yang menguar dari tubuhnya, bagaimana senyum lebar itu nampak mengesankan, manis, hangat, merindukan.

Jihoon akhirnya terkapar dalam mimpi setelah dengan gila berguling diatas kasur empuk dan lantai dingin kamarnya; yang berujung pada pukul dua pagi.

Matanya yang sembab terbuka kembali melihat pria lucu dengan rambut merah menyala datang; ia berjalan seolah ia primadona kampus. Pft, Jihoon jadi geli sendiri. Ia hendak menghampiri sahabatnya itu, kalau saja pria rambut terang tidak merangkul pria mungil yang asyik membaca buku –kemudian si rambut merah mendapat bogeman di perutnya; rasanya pasti sakit, mengingat hentakan pria mungil yang tak main-main. Jihoon tertawa geli dalam benaknya, kasihan sekali. Pasti si Woojin itu memang iseng; atau modus?

"jangan ganggu anak orang, Park"
Dan Woojin mendengus kesal begitu mendapatkan Jihoon terkikik geli; demi Tuhan, perutnya begitu nyeri sampai rasanya lambungnya mengalami kebocoran atau mungkin tulangnya sudah remuk –benar-benar pria itu, mungil tapi garang; dan menarik.
"Diamlah kau, bocah. Lebih baik kau papah aku menuju unit kesehatan"

Jihoon menjulurkan lidahnya mengejek,
"Salah sendiri modus ke sembarang orang, dapat hantam baru tahu rasa."
Ia merasa aneh dengan nada bicara dan kalimatnya sendiri –ah, sudah lama ia tidak bicara dalam informal dan santai begini; menghina tapi penuh canda, menyudutkan tapi peduli, serius tapi lembut, membunuh tapi mengobati.

Dan Jihoon hanya berjongkok di hadapan Woojin yang masih kesakitan disana; jemarinya terkepal kuat di perut, giginya bergemeletuk, mata yang tak sempurna terbuka, desisan perih mengiringi.

"Apa ini? Kau berniat menggendongku? Serius, beratku enam puluhan. Aku cuma bercanda soal –"
"Anggap saja begitu; karena aku memang mau menggendongmu –aku memang terlihat pendek; tapi aku luar biasa kuat. Ayo, naik"

Pria itu mengendurkan genggaman erat di perutnya, matanya melembut menatap seorang Park Jihoon yang menatap lurus kedepan dengan sebuah senyuman setenang air namun menghanyutkan, ia bersiap dengan kuda-kudanya; kalau-kalau Woojin menghambur ke punggung tegap itu –punggung yang dulu amat kecil dan rapuh.

Ia malu, dulu Woojin yang melindungi Jihoon si cengeng dan sekarang, apa ini? Hanya karena bogeman di perut ia sampai harus digendong?

"Cepat, kakiku sudah pegal"

Dan Woojin tersadar dari lamunan anehnya yang jauh melirik ke belakang. Ia pikir semua orang pasti berubah; termasuk Jihoon.

Sekarang pria itu memang masih gugup dan kalap jika bersitatap dengan orang asing, tapi ia jauh lebih kuat dan tegap sekarang; menambah kesan manly dalam dirinya yang tersirat, tertutupi oleh senyum manis dan sikap lugunya,
"Jangan salahkan aku kalau kakimu patah"

UNPREDICTABLE WHEEL PANWINK VER | REMAKE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang