Kenyataan

4.1K 326 18
                                    

Don't like don't read.

Semua karya yang saya buat itu murni dari imaginasi saya sendiri.

Jangan di copy ya😉

Plakk!!!

Tamparan keras Hinata dapatkan. Kepalanya terasa pening saat terpaksa menoleh kesamping. Pipinya panas dan kebas. Terimakasih kepada ibu dan segala emosinya.

"Berani sekali kau membuat Neji menjadi seorang pembangkang. Apa yang kau perbuat kepadanya hah?!!"

Suara teriakan Hikaru menggelegar hingga membuat Hanabi beringsut. Hiashi bahkan kini mulai mengambil rotan. Menatap tajam ke arah Hinata.

"Apa yang kau lakukan Kaasan?! Dia adalah adikku. Kenapa kalau aku membantunya?!" Teriak Neji tak terima.

Hinata menatap Neji dengan pandangan memohon. Cukup sudah bagi Hinata sekarang.

"Diam kau Neji!! Kau ingin merasakan hidup sepertinya hah?! Menurutlah seperti biasanya dan akan kujamin kehidupanmu kelak." Bentak Hiashi murka.

Neji terdiam. Nyalinya kembali menciut seketika. Bagaimanapun, Neji masih membutuhkan dukungan kedua orangtuanya.

Hinata menatap Neji yang tertunduk. Merasa lega karena Neji tak mendapat hukuman dari ayah ibunya.

Maniknya menatap pedih kedua orang tuanya. Sejujurnya Hinata ingin sekali tahu, kenapa kedua orang tuanya sangat membencinya.

Seakan tau keinginan putri sulungnya. Hikaru menatap dengan pandangan penuh kemarahan.

"Kau mau tau?"

Hinata bersiap menerima kenyataan. Bahkan tangannya pun mengepal erat hingga memutih.

"Aku cukup dewasa untuk tahu Kaasan." Ucap Hinata lembut.

"Kau telah membunuh saudaramu sendiri. Dengan kedua tanganmu sendiri!! Kau bahkan tertawa saat membunuh adikmu sendiri!!!" Teriak Hikarymu murka.

Tess ...

Hikaru menangis kencang. Bahkan Hiashi mulai mendekap istri tercintanya.

Deg...deg...deg...deg...

Jantung Hinata bertalu kencang. Neji menatap pedih adiknya. Bahkan Hanabi pun telah menangis sejadi-jadinya.

'Aku membunuh saudaraku sendiri?!!'

Fikiran Hinata langsung kosong. Dia bahkan tak menangis. Jiwanya sekarang benar-benar terguncang.

"Dasar pembunuh!!! Pembunuh!! Mati saja kau sialan!!" Teriak Hikaru semakin menjadi.

Hinata perlahan mundur. Dirinya benar-benar bingung sekarang. Seingatnya dia tak pernah mempunyai saudara kembar.

"Umurku berapa ... waktu membunuhnya?!"

Hinata sangat lirih mengatakannya. Tapi pendengaran Hikaru begitu tajam untuk menangkapnya.

"Kenapa kau tak ingat hah??!!! Kau lah yang membunuh Sion!!!" Hikaru masih berteriak murka. Bahkan kalian pun bisa membayangkan nada kemarahan juga penyesalan atas apa yang telah terjadi di masa lalu.

Manik Hinata terasa panas. Tangannya bahkan telah memutih sekarang dikarenakan genggaman eratnya.

"YANG KUTANYAKAN UMUR BERAPA AKU MEMBUNUHNYA?!!"

HELP ME....!! 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang