[Juli, 19 tahun lalu.]
"Bagimana bisa kau melahirkan putri kembar?" Seorang pria usia 20-an tahun berkacak pinggang di hadapan seorang wanita kulit kecokelatan yang tergeletak lemah di brankar.Baru dua jam yang lalu wanita itu melahirkan putri kembar, dan kini si pria malah mencercanya dengan pertanyaan aneh. Memangnya ia yang mengatur kehendak Tuhan? Jika boleh berharap, ia juga tidak sudi bertemu pria ini setahun lalu. Apa dayanya, semua berjalan sesuai kehendak penulis takdir.
"Maafkan aku Arya, aku tidak tahu akan seperti ini," ujar wanita itu dengan wajah memelas.Seorang wanita lain masuk dengan riang. Ia membawa bayi perempuan dalam gendongan. "Arya coba lihat, dia cantik sekali, kan? Sangat mirip dengan Riana."
Wanita itu mendekatkan bayi dalam gendongannya kepada Arya. Ia juga menunjukkannya kepada Riana yang tersenyum menatapnya."Tidak. Ia lebih mirip denganku. Coba lihat mata birunya. Itu dariku, dan hidungnya ini," Arya menyentuh pelan hidung si bayi dengan telunjuk, "sangat mirip denganku."
"Ck, kau seperti anak kecil. Minggir! Aku akan menunjukkannya pada Riana."
"Ia memang mirip tuan Arya, Nyonya. Anda berlebihan mengatakan mirip denganku. Aku tidak secantik ini." Riana menimang-nimang si bayi dalam gendongan dan memberikan jarinya agar digenggam oleh tangan mungil bayi itu. Ia tersenyum bahagia, sangat.
"Ini hari terakhirmu melihatnya. Puaskanlah rasa sayangmu itu!" si Nyonya mengubah senyum manisnya menjadi seringai jahat.
Riana terkejut atas titah tak terbantah sang Nyonya, tidak terkecuali Arya yang hanya menyaksikan dari belakang. Riana menatap Arya dengan pandangan memohon. Air matanya bahkan sudah membasahi pipi.
"Sayang, ... aku rasa..." Ucapan Arya terhenti karena tatapan tajam si Nyonya.
"Nyonya. Kumohon, berikan aku salah satu Putriku. Tuan bilang kalian tidak punya riwayat kembar dalam gen keluarga, jadi--"
"Jadi, apa, Riana? Kau lupa dengan perjanjian kita?" si Nyonya sudah berdiri dan bergerak ke pintu saat melihat seorang bayi lagi dibawa masuk oleh suster.
Senyum kembali mengembang di bibir si Nyonya. "Oh, Putriku yang cantik. Terima kasih banyak, Suster," ujarnya dengan ramah dan bayi itu pun berpindah tangan dalam gendongannya."Nyonya, saya mohon. Setidaknya biarkan aku menyusui mereka sampai setahun. Nyonya, anda juga wanita, kan?" ucapan Riana kembali berhenti karena si Nyonya berjalan mendekat dan menamparnya.
"Apa kau mau menghinaku karena aku tidak bisa mempunyai anak? Mana aku tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ibu yang berpisah dari anaknya. Mana aku tahu bagaimana rasanya hamil dan sakitnya melahirkan!"
"Cukup, Sayang." Arya mendekat, mengambil sang bayi dan meletakkannya di sisi Riana, lalu memeluk si Nyonya. Sayangnya, si Nyonya menolak pelukan Arya, lebih memilih berjalan keluar dan menutup pintu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily [COMPLETED]
Mistério / Suspense[Eksklusif di Dreame/innovel] Demi membalas dendam pada pembunuh mamanya, Alina si manipulatif membentuk kelompok yang menganggap diri mereka sebagai mafia. Dia memanfaatkan orang-orang di sekitarnya untuk memenuhi ambisi tersebut. Bahkan adik kemba...