[19] Lingkaran Setan(4)

65 6 0
                                    

"Nesa?!!" serempak mereka terkejut.

Pandangan yg di depan mereka sekarang adalah Nesa yg di ikat tangan nya ke sisi lorong yg agak membuat Nesa lemas di buatnya di karenakan bau busuk yg mengelilingi sekitar lorong itu.

"Nes..Nesa" kata daffa memanggil sedikit ragu.

Tidak ada jawaban.

"Nes..Nesa..." kata daffa sekali lagi.

Nesa..jangan dengarkan kata mereka. Kamu fokus aja ke mimpi indah mu. Kata suara yg antah berantah berbisik.

Nesa yang di panggil tadi hanya diam. Tetapi dalam keadaan mata terbuka,dgn pikiran yg entah kemana.

"Nes..Nesa?!!." panggil daffa sambil mendekat ke arah nesa.

"Daff,jgn dekat ke sana. Bahaya." kata Lia.

"Bener tuh." serempak dido dan redho.

"Gua hanya memastiin Nesa baik-baik aja." kata daffa.

"Tapi..kita belum tau nesa itu dalam keadaan sadar atau nggk." kata Lia meyakinkan daffa.

"Kita sbg teman yg baik harus melakukan apapun demi keselamatan teman kita." kata daffa yg tdk mau mengalah.

Daffa pun ttp melangkah,tanpa menghiraukan ucapan Lia tadi.

Daffa pun semakin mendekat,dan Daffa pun memegang tangan Nesa.

"Nes.."

Daffa pun terkejut di buatnya.

dingin.

Hanya itu kata yg daffa katakan ketika memegang tangan nesa.

"Nes, kmu baik-baik aja kan?." kata daffa agak khawatir.

"Nes!!. Dengerin aku." kata daffa sambil mengguncang tubuh nesa.

Beberapa kemudian,Nesa sadar. Tetapi yg dia lihat skrng,bukan daffa. Melainkan sosok hantu yg menangkap dia tadi.

"Pergi kau! Pergi!!!." kata nesa teriak.

Daffa pun,mendengar nesa seperti itu,ttp mencoba menyadarkan nesa dgn segala apapun.

"Lepasin aku.! Aku gk mau liat kamu lagi.!" kata Nesa menangis.

"Nesa... Ini aku. Daffa!" kata daffa menekankan namanya.

Daffa? Siapa daffa? Dan di mana aku? Aku kenapa bisa di sini? Di sini gelap sekali. Oh,aku ingat. Aku di bawa oleh "mereka". Apa salah ku? Aku harus keluar dari sini.

Deg

"Hmmp". Nesa pun mengeluarkan sesuatu yg sejak tadi membuat nya tdk sadarkan diri. Ternyata,yg sejak tadi mengganggu nya adalah Belatung-belatung yg menggelitik perutnya dan di ikuti oleh bayangan hitam sejak tadi merasuki dirinya.

"Nesa?!". Kata Lia,Redho,dan Dido bersamaan.

Nesa pun menangis lagi. Tanpa aba-aba pun,nesa memeluk orang yg membuatnya bisa sadar. Daffa.

"Hiks..hiks...a-aku takut. Aku mau pulang.. Bawa aku pulang..hik..hik..." kata nesa bergetar.

"Nes..kamu aman kok. Skrng kami bakal cari cara gimana ngeluarin kmu di tempat ini." kata daffa menenangkan nesa.

"Iya nes. Ada kami." kata dido

Redho hanya manggut-manggut.

Dan ketika Nesa melihat sosok gadis yg tdk dia kenal bersama mereka tadi, Nesa sedikit terkejut di buatnya.

"Di-dia siapa?."

"Tenang nes,dia baik kok. Dia teman ku,waktu kecil." kata daffa meyakinkan nesa.

"Ke-kenapa dia di sini.?" tanya nesa lagi.

"Oh,maaf nes. Aku datang ke sini mau nyelamatin kalian." kata Lia memotong pembicaraan yg seharusnya daffa yg menjawab.

"Oh gitu..maaf ya. Nama kamu siapa?." tanya nesa lagi.

"Nama ku Lia." senyum lia.

"Eh lia,aku mau nnya. Kenapa kmu bisa ada di sini?." tanya nesa lagi dan lagi.

"Hmm...ceritanya panjang nes. Daffa aja yg jelasin,waktu kalian udh keluar dari tempat ini. Soalnya,aku pasti udh gk ada lagi di hadapan kalian." kata Lia.

"Mksud kmu apa? Aku gk ngerti." tanya Nesa lagi.

"Kamu bakal tau kok nes." senyum Lia.

"Oh dan,semoga kalian bisa ya berdua." tawa Lia terkekeh karna melihat wajah Nesa kebingungan.

Dan pastinya wajah daffa,seperti skrng, Ya Blushing pastinya.

"Hey kalian semua,kalian melupakan ku." kata dido dgn gaya khas dramanya.

"Iya,kalian melupakan kami setelah ada 'dia'." tunjuk redho ke arah Nesa dgn meniru gaya dido.

"Anjir..jijik gua punya teman kek lu,sumpah." kata daffa sambil tertawa,di ikuti Lia Dan Nesa.

"Oh ya,yuk skrng aku anterin kalian semua keluar dari sini." tawar lia.

"Oh? Mksii lia." jawab mereka semua.

"Heheh.." tawa kecil lia.

Mereka pun berjalan. Langkah demi langkah. Lorong demi lorong, telah mereka lewati. Mereka pun berhenti di sebuah lorong yg sangat terang. Di bilanh berlampu juga nggk,tapi lorong itu terang. Entah cahaya darimana membuat lorong itu terang.

"Eh,maaf ya semua. Aku takut sama cahaya." kata lia.

"Takut cahaya? Kmu bukannya manusia yg terjebak kayak kami?." tanya Nesa.

"Hmm..anu nes." daffa ttp merahasiakan yg terjadi pada lia.

Dido dan redho hanya diam,menyimak tiap apa yg mereka perbincangkan.

"Eh,yuk kita ke sana. Biar aku yg cerita nanti pas kita udh nyampe ke atas." jawab daffa mengelak.

"Betul t." kata dido membela.

"Iya nih,perut gua udh berdisko nih." kata redho.

"Uuuu..dasar" kata Nesa.

"Udah-udah,pergi ke sana gih..semoga kalian baik-baik aja ya. Sampai berjumpa lagi di lain waktu. " senyum Lia.

"Iya li,mksi udh bantu kami." senyum daffa.

"Iya li,mksii ya." kata dido,redho dan Nesa bersamaan.

Mereka pun keluar meninggalkan lia.

Sesampainya di lorong yg terang itu...













Penasaran kan? Ikuti terus ya. Jgn lupa tinggalkan jejak☺❤❤


Teror Kereta Malam [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang