"Moka!" teriak Milian sembari menerobos kerumunan siswa hingga dia paling depan. Dia ingin memasuki area pertarungan untuk menggantikan posisinya sebagai pertarung. Tapi dia tidak bisa memasukinya karena terdapat pelindung yang cukup kuat.
"Percuma Milian. Area ini akan terbungkus oleh pelindung apabila terdapat persetujuan dari keduanya. Sial, seharusnya aku bisa menghentikannya sebelum semua ini terjadi" kata Marie dengan kesal.
"Ta tapi, bukannya pertarungan antara siswa diperbolehkan jika ada salah satu anggota Skypea yang menyetujuinya kan?" kata Yurika berusaha untuk bersikap positif.
Silica meletakkan tangannya di dagunya kemudian dia memandangi sekitarnya. Matanya terlihat mengetahui apa jawaban atas pertanyaan dirinya sendiri."Tidak. Mereka sudah ada disekitar kita..." kata Silica sembari menelan ludahnya sendiri.
"Eh? Tapi aku tidak melihat apapun kok" kata Marie.Milian menyadari ada 3 bola mata yang berterbangan di atas area pertarungan tersebut. Salah satunya melihat ke dirinya. Kemudian dia kembali mengawasi Moka dan Marco.
Jauh dari lokasi area pertarungan. Dua orang perempuan sedang duduk di taman bunga lily sembari menikmati makanan dan minuman sore."Hee.. Jadi dia adalah Milian. Dia terlihat seperti anak biasa. Tapi seperti yang dikatakan oleh si nenek Valiera, anak itu memiliki sesuatu yang tersembunyi" kata seorang anak perempuan berusia 7 tahun.
"Nona, apakah kamu tidak perlu datang ke lokasi pertarungan?" kata seorang perempuan berkaca mata dan rambut di ikat belakang dengan rapi.
Anak itu menggelengkan kepalanya kemudian dia berkata "Tidak perlu. Mata-mataku sudah cukup mengawasinya. Dan sepertinya semua siswa sudah menyadarinya, jadi tidak ada masalah"
Moka berusaha untuk tetap tenang. Dia mencoba memfokuskan Mananya dan mengubah kalungnya menjadi sebuah pistol dengan motif aneh.
"Aku harus melakukannya... Ini adalah kesempatanku untuk melihat sejauh mana kemampuanku. Lagipula aku sudah menyetujui pertarungan ini..." gumam Moka.
Moka melihat Milian dan Yukari sudah tiba disini. Kemudian dia mengambil napasnya dan menatap tajam kepada Marco.
"Wuih... Tatapan mata itu. Aku tahu! Kamu pasti seriuskan? Aku harap begitu karena aku tidak akan segan-segan melawan seorang perempuan manapun..." kata Marco dengan lidah terjulur dan ekpressi menikmati apapun yang terjadi di depannya.
"Jangan banyak bicara. Aku mulai!" kata Moka dengan lantang. Dia memfokuskan mantranya pada pistolnya dan sinar berkumpul pada satu titik."Bullet Magic Diaktifkan!"
Sinar tersebut langsung menuju ke Marco setelah dia menarik pelatuknya. Daya hancurnya memang lemah, tetapi apabila dikumpulkan dalam waktu lebih lama dari sebelumnya. Maka efeknya sedikit lebih kuat daripada tembakan biasa.
"Pistol itu. Rasanya aku pernah melihatnya dalam buku...." Gumam Milian sembari menyeringitkan keningnya.
"Tunggu dulu! Bukannya itu pistol variel? Pistol yang sudah lama menghilang. Mustahil... Setahuku pistol itu tenggelam di dasar samudra terdalam" kata Yurika dengan sangat kaget.
"Memang benar. Pistol itu sudah tidak bisa ditemukan kembali. Yang Moka pegang sekarang adalah replikanya..." kata Marie.
"Replika? Jadi sihir Moka adalah...." Kata Milian sembari melihat Moka di atas area pertarungan."Benar. Moka dapat mewujudkan ingatannya menjadi kenyataan. Tapi kemampuan itu, akan bisa digunakan apabila penggunanya sudah menguasai sihir perubahan. Selama ini Moka hanya bisa membuat tapi tidak bisa menggunakannya" kata Marie.
"Kalau begitu, dia bisa menangkan?" kata Yurika dengan sangat yakin.
"Tidak... Semuanya belum berakhir..." kata Satelia menatap tajam ke sisi Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calnaria
Viễn tưởng30 tahun lalu telah terjadi penggabungan dua dunia yang berbeda sehingga berakhir ketidakseimbangan. Akibatnya terjadi antara bangsa yang dari dunia berbeda. Ketika peperangan berakhir munculah perjanjian damai diantara keduanya. Calnaria adalah seb...