Part 1

3.1K 459 118
                                    



Hoseok POV

Aku meremat surai rambutku dengan kencang, kepalaku berdenyut nyeri setelah kelas Transfigurasi selesai. Bagi orang sepertiku yg perlu bekerja keras dalam pelafalan mantra, kelas Transfigurasi sama halnya dengan neraka. Mantra2 di kelas itu sungguh sulit untuk dilafalkan, apalagi ayunan tongkat juga menentukan keberhasilannya.

Aku berjalan dengan lesu menuju ke arah perpustakaan. Siswa tahun ke lima seperti diriku, memang harus sering ke perpustakaan. Mengingat ujian OWL akan dilaksanakan pada akhir semester nanti. Aku ingin membaca beberapa referensi disana, dan mungkin aku akan melatih pelafalanku sore hari nanti. Aku sungguh ingin beristirahat sejenak dari mantra2 sialan itu.

Saat aku memasuki perpustakaan, jubah biru memang selalu mendominasi pemandangan disana. Ya, anak pintar dan kutu buku dari Ravenclaw selalu memenuhi ruangan. Mungkin 40% orang di ruangan ini berjubah biru, 25% berjubah hijau, 20% berjubah kuning, dan sisanya berjubah merah. Anak Gryffindor adalah minoritas disini, mungkin berpetualang di hutan terlarang lebih mengasyikkan daripada duduk diam di perpustakaan.

Aku mengamati beberapa judul buku yg terpanjang di rak. Diriku tertarik dengan dua buah buku berjudul Herbs for The Dark Arts dan The Other Side of Pure Blood. Aku memang suka membaca buku2 Herbology, namun baru kali ini aku tertarik untuk membaca buku legenda. Ini semua karena Jeon Jungkook, dia membuatku penasaran. Apakah mungkin, siwa Hufflepuff seperti diriku memiliki darah murni Slytherin?

Aku menyimpan buku legenda itu untuk ku baca nanti. Karena aku sering tertidur saat kelas Sejarah Sihir, maka aku asumsikan, diriku juga aka tertidur jika membaca buku legenda ini. Aku tak ingin tertidur di perpustakaan dan dicemooh oleh beberapa siswa Ravenclaw. Saat aku sedang asyik membaca buku Herbology, tiba2 ada seseorang yg duduk di hadapanku. Aku melihatnya sekilas, dan ia tersenyum simpul ke arahku.

"Buku Herbology lagi?" tanyanya.

"Begitulah..." jawabku sambil melirik buku yg ia bawa.

"Buku tentang Muggle?" gumamku heran.

"Ya, aku sedang tertarik dengan teori2 dari Muggle bernama Issac Newton... Dan aku ingin menanyakan keselarasan teori ini di kelas Arithmancy besok... " jawabnya.

"Ohh, ternyata tak jauh2 juga dari Arithmancy..." gumamku, dan kami mulai asyik dengan dunia masing2.

Aku akan memperkenalkan orang yg baru saja duduk di depanku. Namanya Kim Namjoon, siswa Ravenclaw tahun ke lima. Dia adalah seorang Prefect yg rendah hati, pintar, dan sangat menyukai buku. Namjoon sering duduk di dekatku saat membaca dan mengajakku berdiskusi tentang segala hal. Awalnya aku bingung, kenapa ia selalu memilih untuk duduk di dekatku. Dan saat aku menanyakan itu, dia menjawab...

"teman2ku terlalu individualis, dan mereka tak asyik jika diajak berdiskusi... Kebetulan jubah kuningmu terlihat mencolok di sudut ruangan, dan saat ku ajak berdiskusi, ternyata kau adalah orang yg cukup mengasyikkan..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pukul 3 sore, aku keluar dari asrama dan pergi ke danau yg membatasi sisi Barat Laut kastil dengan pinggiran hutan terlarang. Aku berjalan sambil melafalkan mantra dan menggenggam erat buku Transfigurasi-ku. Saat aku tiba di dekat danau, aku langsung mempersiapkan tongkatku dan mulai berlatih.

Ku kayuhkan tongkatku ke arah ranting kering sambil merapalkan mantra. Dan seketika ranting itu berubah menjadi pensil. Oke, ini masih mudah. Selanjutnya, aku akan mengubah batang pohon yg telah rubuh menjadi sebuah kapal kayu kecil. Diriku mulai berkonsentrasi, ku kayuhkan tongkatku, dan merapalkan mantra yg sedikit berbeda.

He Choose Me (JungHope) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang