Part 9

1.9K 333 65
                                    

Hoseok POV

Hari pelaksanaan ujian OWL sudah semakin dekat. Para siswa tahun kelima sibuk memfokuskan diri untuk belajar dan melatih kemampuan sihir mereka. Aku pun juga sama, setiap sore sebelum ke Green House aku selalu menyempatkan diri untuk berlatih di danau. Siang ini, aku sedang sibuk mempelajari Arithmancy di perpustakaan bersama dengan Namjoon. Beruntungnya aku memiliki teman genius seperti dirinya, sungguh sangat membantu dalam kelancaran proses belajarku.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul setengah tiga sore, namun aku masih berkutat di perpustakaan bersama dengan Namjoon. Saat aku sedang fokus mengerjakan soal2 Arithmancy itu, tiba2 ada seseorang yg duduk di sebelah kiriku dengan tidak santainya. Ia menimbulkan suara gaduh saat mendorong kursi duduknya. Aku pun refleks melihat ke arah orang itu, ternyata dia adalah si Jeon Tampan Jungkook. Oh maaf, bukan itu, maksudku si Jeon Menyebalkan Jungkook.

"Kau berisik Jeon..." sahutku sebal, sedangkan ia hanya menatapku tajam tanpa sepatah kata pun. Aku pun memandangnya heran kemudian kembali fokus dengan soal2 itu.

"Joon, apakah jawabanku sudah benar?" tanyaku sambil memperlihatkan soal yg ku kerjakan tadi.

"Eumm, sebentar..." sahut Namjoon sambil memeriksa ulang pekerjaanku.

"Ini benar, tapi kau akan memakan waktu yg lama jika menggunakan cara ini..." jelasnya.

"Kau punya cara yg lebih efektif?" tanyaku, dan Namjoon mengangguk.

"Tunjukkan..." sahutku sambil menggeser posisi dudukku lebih dekat denganmya. Ia pun menjelaskan metode cepat yg ia punya. Beberapa saat kemudian terdengar suara dehaman dari sebelah, aku sangat tau, itu dehaman Jungkook. Awalnya ku biarkan, tapi lama kelamaan ia semakin mengencangkan suara dehamannya.

"Jeon, ini perpustakaan... Jangan berisik..." sahutku.

"Jung, ini perpustakaan... Jangan bermesraan di sini..." sahutnya, aku pun menatapnya dengan tatapan heran.

"Memang siapa yg sedang bermesraan?" tanyaku.

"Menurutmu?" tanyanya sinis.

"Kau aneh Jeon... Sebaiknya kau pergi dari sini, daripada mengganggu ketenangan yg lain..." sahutku.

"Mengganggu ketenangan atau mengganggu kemesraan kalian?" tanyanya.

"Jeon!" pekikku. Dan seketika orang2 yg ada di sekitarku melihat kita dengan tatapan terganggu.

"Maaf..." gumamku pelan kepada orang2 itu. Aku pun menoleh ke arah Namjoon.

"Joon, terima kasih atas bantuanmu... Maaf, sepertinya aku harus pergi sekarang... " pamitku.

"Ya, tak masalah... Aku senang dapat membantumu..." jawabnya sambil tersenyum hangat.

"Sekali lagi terima kasih Joon..." sahutku, kemudian aku menyeret Jungkook pergi dari perpustakaan. Aku hiraukan tatapan orang2 dan membawanya ke lorong kastil yg tak terlalu ramai.

"Apa masalahmu?" tanyaku tak mengerti.

"Kau..." jawabnya.

"Memangnya aku kenapa?" tanyaku sebal.

"Kau terlalu dekat dengan si prefect Ravenclaw itu..." jawabnya dengan dahi mengkerut.

"Memang apa salahnya? Dia temanku, dan aku sedang membutuhkannya untuk mempelajari soal2 sialan itu..." sahutku.

"Memang tak ada yg salah, tapi aku tak suka!" sahutnya.

"Kau suka atau tidak, dia akan tetap menjadi temanku..." sahutku tak mau kalah.

He Choose Me (JungHope) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang