Empat

16.6K 2K 109
                                    

"Niel bangun!"
Saka mengguncangkan tubuh Daniel yang sedang tidur lelap di sampingnya.

"Niel."
Sekali lagi Saka mencoba untuk membangunkan Daniel.

"Niel ayo bangun! Katanya mau belanja."
Ucap Saka.

"Hemmm."
Daniel meraba-raba mencari HP nya yang selalu dia letakan di nakas sebelah dia. Daniel bukan orang yang kecanduan gadget yang bangun tidur langsung liat HP untuk mengecek sosial media atau notifikasi lainnya. Daniel hanya sekedar melihat jam saja, karena di kamarnya gak ada jam. Saka suka kamar yang polos, jadi jangan heran kalau di kamar yang cukup luas itu cuma ada lemari dan tempat tidur aja.

"Baru jam 5 Sa, kamu mau belanja apa pagi-pagi gini? Supermarketnya juga belum buka."
Ucap Daniel, menarik kembali selimutnya sampai ke leher.

"Kita belanja ke pasar tradisional Niel."
Ucap Saka.

"Pasar?"
Tanya Daniel. Tumben Saka kepengen belanja ke pasar.

"Biar lebih murah Niel, kan kalo di Supermarket bayem 10.000 cuma dapet seiket, kalo di pasarkan bisa dapet 5 iket."
Jelas Saka.

"Nanti aja belanjanya, aku masih ngantuk."

"Mumpung masih pagi Niel, sayurannya masih seger."
Saka mengguncang-guncang tubuh Daniel lagi.

"Niel ayo bangun, kamu kan janji mau temenin aku belanja."

"Tapi gak sekarang Sa."

"Tapi akunya mau sekarang Niel."
Rengek Saka. Mau gak mau Daniel bangun dari tidurnya, mau lanjut tidur juga pasti percuma kalo Saka ngerengek kaya bayi gitu.

Daniel pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Daniel males mandi, nanti aja mandinya siangan abis nganterin Saka ke pasar. Atau mungkin sore kalau dia masih males mandi.

"Yuk!"
Daniel mengambil jaket dan kunci mobil yang menggantung. Di berikannya kunci mobil itu ke Saka.

"Aku masih ngantuk, jadi kamu aja yang nyetir."
Ucap Daniel. Saka ngangguk, lalu dia menyeret Daniel untuk pergi ke pasar.

"Niel kamu mau makan apa?"
Tanya Saka saat mereka di perjalanan.

"Apa aja."
Jawab Daniel.

"Aku masakin cumi asam manis mau?"
Tawar Saka. Daniel itu sangat suka cumi, tapi berhubung Saka alergi sea food jadi Daniel jarang banget makan cumi.

"Jangan aneh-aneh Sa, nanti kamu alergi lagi. Masak apa aja yang gak bahaya buat kamu."
Ucap Daniel.

"Tapi kamu kan suka sama cumi Niel."
Cicit Saka.

"Kalo aku pengen, aku tinggal beli ke resto Sa. Udah kamu jangan masak yang aneh-aneh. Kamu ceplokin aku telor aja aku makan kok."
Saka tersenyum lebar, nada bicara Daniel sih emang datar, tapi Saka seneng aja ngedenger Daniel ngomong gitu. Saka merasa di perhatiin sama Daniel. Coba aja kalo Daniel tiap hari kaya gitu, pasti Saka bahagia banget.
Kan bete juga kalo tiap hari di cuekin sama Daniel.

Saka memarkir mobilnya di pinggir jalan gak jauh dari pasar. Dengan pasti Saka menyusuri pasar untuk berburu sayuran dan lauk pauk yang dia inginkan. Sementara Daniel cuma ngekorin Saka dari belakang, Daniel ikut kemanapun cowok kecil yang ada di depannya itu pergi.

"Bang kentang sekilo berapa?"
Tanya Saka ke abang-abang tukang sayur.

"20.000 Mas."

"Mahal amat bang, 10.000 ribu deh."
Tawar Saka.

"Belum dapet Mas, kentang lagi mahal."

"10.000 Bang nanti saya beli 2 kilo."
Ucap Saka lagi, gak nyerah untuk nawar.

Emergency Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang