"Sayang, hari ini aku gak masuk belajar tambahan ya." Ujar naruto pada Sakura. Setelah memasuki semester ke dua kelas 3 SMA, naruto dan sakura sengaja untuk mengikuti belajar tambahan di salah satu tempat les di konoha. Ya, di sekolah mereka memang gak bisa bertemu karena beda sekolah. Jadi, naruto sengaja mengambil tempat les yang sama dengan sakura hanya dengan tujuan bertemu gadis yang telah dipacarinya selama 3 bulan itu.
"Bolos lagi? Sebentar lagi ujian kelulusan, naru. Kenapa sih kamu gak pernah dengerin nasehat aku." Ucap Sakura kesal.
"Sebulan lagi aku ada audisi sama label rekaman, Saki. Kamu kan tau aku pengen banget masuk label itu dari dulu. Aku butuh persiapan yang matang." Jawab naruto sambil mengemudikan mobilnya.
Sakura hanya bisa pasrah mendengar alasan itu, Naruto memang gak perhatian dengan nilai akademisnya. Tapi setidaknya lelaki itu sadar bahwa sebentar lagi ujian kelulusan dan penerimaan perguruan tinggi. Sakura selalu cerewet jika masalah ini, mungkin selama 2 tahun dia terlalu terbiasa dengan mantan pacarnya yang akademisi. Se tipe dengan sifat nya. Gadis ini juga selalu disindir oleh teman-teman satu sekolahnya karena tidak bisa mendapatkan penggangti yang lebih baik dibandingkan Sasuke. Terkadang dia juga tidak terima orang-orang memandang buruk terhadap pacarnya itu, sifatnya cukup lebih baik daripada Sasuke, dia pengertian, perhatian, selalu membuat sakura tersenyum dengan tingkah konyolnya, terkadang jantungnya juga kehilangan fungsi normal ketika lelaki ini melakukan hal-hal yang romantis seperti memberikannya bunga secara tiba-tiba, mencuri-curi kesempatan untuk menciumnya, menyanyikan lagu romantis untuknya, memberikan pelukan hangat ketika hatinya sedang gundah, tapi ntah mengapa ketika gadis ini merasakan dia menyanyangi pacar bodohnya, dia selalu menepikan hal itu.
"Nanti pulang les aku jemput ya, telfon aja." Naruto memberhentikan laju mobilnya setelah sampai di tempat les. Sakura tidak menjawab, dia masih marah karena naruto sangat keras kepala.
"Sayaaaaang?." Sambung naruto memanggil Sakura dengan nada yang panjang.
"Iya". Jawabnya ketus dan meraih ganggang pintu mobil untuk membukanya. Tiba-tiba tangan naruto menahan pergelangan tangan Sakura.
"Cium?" Naruto memasang wajah seperti anak kecil yang merengek minta permen.
Cup.
Sakura mendaratkan bibirnya di dahi naruto, aroma mint dari tubuh naruto merasuki tubuhnya. Dia sudah hapal betul dengan aroma pacarnya ini.
"Nah, gitu dong. Jangan marah lagi ya pacarku yang cerewet." Ujar naruto mengusap-usap rambut pink sakura sehingga jadi terlihat berantakan. Sakura men-deathglare naruto.
"Yaudah, masuk sana. Nanti telat." Sambung naruto ketakutan karna melihat tatapan mengerikan gadisnya.
Mobil hitam yang menghantarkannya melaju menjauhinya, tak ingin membuang waktu sakura melangkahkan kaki menuju kelas. Di depannya berdiri seseorang yang menunggunya dengan wajah kesal, siapa lagi kalau bukan sahabatnya, Ino.
"Mana pacarmu?". Tanya Ino
"Menggapai cita-citanya." Jawab sakura singkat. Dia masih kesal karena naruto tidak mendengarkan nasehatnya.
"Hahaha, bukannya masa depannya disini? Bersamamu." Goda Ino. "Eh jidat, kamu udah lihat pengumuman hasil tryout kemaren belum? Lagi-lagi pacarmu peringkat terakhir." Sambung Ino. Mungkin sahabatnya itu tidak menyadari bahwa perkataannya barusan membuat level emosi Sakura terhadap Naruto menjadi 100%.
.
.
.
"Halo, kamu udah pulang? Iya bentar lagi aku kelar latihan. Iya. Iya. Iyaaaa sayangku cintaku ulala beibi. Kamu tunggu di sana ya, aku on the way" Tuuuut~ Naruto mematikan sambungan telfonnya, dia harus melakukan tugas sukarelanya. Menjemput sakura.
"Mau kemana bro?." Tanya Neji.
"Biasalah, mau kemana lagi kalau bukan menjemput pacar kesayangan." Goda Kiba. "Eh naru, ntar balik kesini lu ya awas aja kalau sempatin pacaran!." Sambung Kiba mengancam.
"Ah dasar kalian para jones iri aja." Jawab Naruto sambil nyegir dan mengambil kunci mobil di atas soundsystem di sebelahnya.
.
.
.
Naruto membukakan pintu mobil untuk sakura, setelah menutup pintu kembali. Dia berlari kecil menuju pintu sebelahnya dan masuk kedalam mobil.
"Kamu tau? Nilai tryout mu gagal lagi." Sakura mulai cerewet. "kamu harus bisa bagi waktu." Sambungnya. Naruto hanya manggut-manggut sambil memegang kemudi mobil. Kelihatannya dia tidak ingin berdebat masalah ini terus. "Kamu dengerin aku gak sih na-." Sebelum gadis itu menyelesaikan kata-katanya, bibir naruto telah mengunci mulutnya sehingga dia tidak bisa berkata apapun lagi. Sekilas saja. Tapi sukses membuat wajahnya memerah.
"biar gak ngoceh trus, hehehe." Naruto cuma nyengir setelah melaksanakan aksinya.
'Damn it'. Sakura hanya terdiam dan memandang keluar jendela. Pacarnya memang bodoh dalam pelajaran, tapi dalam hal percintaan sepertinya dia memang pintar.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin, Aku memang sayang [COMPLETED]
FanfictionSetelah Sasuke memutuskan hubungannya dengan Sakura, Sakura tak berani lagi mencintai seseorang dengan sepenuh hati nya. Tetapi Naruto hadir di dalam kehidupannya memberikan kenyamanan yang belum pernah dia dapatkan dari Sasuke. Apakah Sakura masih...