;03

584 88 4
                                    

Focus: jiho













"Bosen juga ya, lama-lama. Kita gaboleh ikut keluar aja nih?"

Keluhan Jiho yang nyeleneh membuat Eunha dan Rose menatapnya tajam, tapi perempuan itu hanya menggedikkan bahu tidak acuh.

"Kita masih belom tau ada apa di luar. Lu denger kata Hansol tadi? Kanibalisme!" sahut Yuna, terdapat nada khawatir di dalamnya.

"Seharusnya, kanibal cuma makan yang udah mati. Mana berani mereka makan gue?" bantah Jiho lagi.

Baru saja Chaeyoung mau ikut protes, Mingyu sudah protes duluanㅡ bukan pada Jiho, melainkan ke walkie-talkie.

"Maksudnya? Roa bilang tadi dia ada disana! Coba lo liat-liat lagi." nada bicara Mingyu terdengar menuntut dan tergesa-gesa.

Jungkook tiba-tiba ikut duduk di samping Eunha untuk menanyakan keadaannya, yang dibalas dengan anggukan dan senyum tipis. Laki-laki itu kemudian pindah ke samping Mingyu untuk menenangkan emosinya. Semua tau Mingyu pasti khawatir tentang kembarannya.

"Gue udah cek, Gyu. Kosong, sumㅡ"

Suara dari seberang terputus. Eunha yang duduk sekarang berdiri di samping Mingyu untuk mengecek walkie-talkie, barangkali baterainya habis. Baru saja jemarinya menggenggam alat elektronik tersebut, suara Hansol menghentikan geraknya.

"Bangsat. Ada yang masuk, berdarah-darah. Lo semua diem dulu anjing, jangan ada yang bersuara."

"Sebenernya ada apa sih diluar sana?" sahut Seungcheol yang mulai kehabisan kesabaran.

"Gue juga ga tau, goblok! Kita semua sama penasarannya sama lu!" Mingyu balas menyahut dengan galak.

"Yaudah, kita keluar aja! Gak ada gunanya juga kita diem disini!" Sebelum Jiho berseru, Eunha sudah lebih dulu mematikan walkie-talkie, takut teriakan mereka berhasil sampai ke Hansol dan membahayakan laki-laki itu.

Ajakan perempuan itu langsung disetujui seperempat isi kantin. Jiho sebagai penggagas ide menatap laki-laki yang bertugas memblokir pintu.

"Gimana? Lo curut pada mau keluar apa diem disini?" sahut jiho, semangatnya tersulut.

Hening sebentar sebelum akhirnya Mina memecah keheningan tersebut.

"Gue ikut, ho."

"Ayo, bangsat!" Mingyu melompat berdiri, menjatuhkan kursi tempatnya duduk.

"Tunggu tunggu, kita kan kemana-mana bareng. Harusnya satu ikut semua ikut." Chaeyoung juga berdiri, tangannya menyentuh bahu Junhoe dan manik matanya menatap para penghuni meja nomor tiga.

Setelah barang-barang yang dipakai untuk memblokir sudah disingkirkan,  sekarang pintu kantin bisa dengan leluasa dilewati. Sebelum Jiho memimpin teman-temannya keluar dari ruangan kantin yang terasa begitu aman, Ia memalingkan wajah dan menatap seorang laki-laki yang masih duduk diam.

"Woo, lo ikut?"

Eunwoo mengangguk.

apocalypse +97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang