;07

526 64 2
                                    

Focus: hansol, dahyun


















"Gak seharusnya ada yang mati begini!" seru Chaeyoung dengan suara parau.

"Semuanya tenang, please." Sambil berusaha menenangkan yang lain, Junhoe juga bergeser untuk dapat memeluk Chaeyoung.

Untuk beberapa detik, cuma ada suara isakan yang terdengar. Tidak ada satupun dari mereka yang membayangkan bahwa hal ini akan terjadi.

Oh, atau mungkin ada.

Hansol berdiri dan mengatakan bahwa mereka harus segera turun ke lantai 1, satu-satunya kemungkinan dimana murid-murid lain berada. Meskipun enggan, satu-persatu dari mereka mulai berdiri.

Bagaimana pun, mereka harus tetap hidup.









...










"Halo? Hansol?"

Semua orang menatap walkie-talkie yang baru saja mengeluarkan suara. Hansol yang namanya disebut langsung mengambil alih walkie-talkie yang dipegang Donghyuk.

"Jeonghan? Halo, Jeong? Ini gue, Hansol!"

Benda kecil itu mengeluarkan suara statis, kemudian suara pelan yang terputus-putus. "Akhirnya! Sol, gue di ruang guru bareng Seungcheol sama yang lain. Loㅡ"

"Ya? Putus-putus, nih! Halo?"

Hansol mengumpat saat walkie-talkie tidak lagi mengeluarkan suara yang dapat dimengerti.

"Apa katanya?" tanya Jungkook sambil menerima walkie-talkie dari Hansol.

"Seungcheol ada di ruang guru." balas laki-laki itu singkat.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini dengan tujuan, yaitu ruang guru.
Baru saja mereka menginjak lantai 1, suara geraman terdengar. Dari setiap sudut dan dari dalam kelas, muncul makhluk mengerikan tersebut.

"Jumlahnya terlalu banyak! Lari!" seru Eunha.

Mingyu yang pertama kali sampai langsung mengetuk pintu ruang guru yang dengan cepat terbuka dari dalam. Beruntung, kali ini jumlah mereka tidak berkurang.

"Hansol!" pekik Dahyun saat cowok itu memasuki ruang guru.

Hansol langsung menghampiri kaca ruangan salah satu guru. Terlihat dahyun disana, wajahnya berantakkan. Cowok itu memutar kenop pintu, bermaksud untuk bertemu dahyun. Tapi, sia-sia. Pintunya dikunci.

"Cewek gue kenapa?!!" seru vernon sambil memberi tatapan tajam kearah seungcheol. "Mana kuncinya, bangsat!"

"Non, sadar! Jangan kesana, dahyun udah digigit." ucap jeonghan bermaksud menenangkan.

"Dia bener, non." isak dahyun. "Jangan kesini..."

Eunwoo berjalan mendekati kaca, menatap dahyun dengan seksama. Dati gerak-geriknya, cewek itu sama sekali tidak terlihat seperti zombie.

"Lo yakin dia digigit?"

Lalu tiba-tiba dahyun berteriak kesakitan, membuat vernon hampir memecahkan kaca kalau saja dokyeom dan jungkook tidak sigap menahan.

"Gue..." dahyun memejamkan matanya. "Gue gak digigit! Gue beneran manusia! Lepasin gue!"

Vernon semakin kuat memberontak. Sementara itu, sebuah pikiran muncul di kepala eunha. Cewek itu terlalu diam sehingga bisa menyadari perubahan sikap dahyun yang sangat berbeda. Eunha mulai yakin kalau dahyun memang sudah digigit, tapi teriakan woozi membuyarkan lamunannya.

"Lo gak percaya kita, non? Buktinya tadi dahyun ngabisin jun! Lo mau liat mayatnya?!" seru cowok itu sambil menunjuk ke kolong salah satu meja.

Rose bahkan sudah mual saat menyadari ada mayat didekatnya.

"Itu bukan gue! Wonwoo yang ngebunuh jun karena mereka kelaperan!" dahyun mendekat ke kaca, menempelkan telapak tangannya. "Lo percaya gue, kan?"

Vernon melepaskan cengkraman kedua cowok yang menahannya dan berlari kearah seungcheol sampai mereka berdua terjatuh ke lantai.

"Dia zombie atau bukan, gue gak peduli! Mana kuncinya!" vernon melepaskan satu pukulan ke pipi seungcheol.

"WOI! Sadar, non! Kalian bertiga, tahanin!" jiho mendorong badan vernon dari atas seungcheol.

Junhoe, dokyeom dan jungkook segera menahan vernon sebelum cowok itu melakukan hal lain lagi.

"Lo bilang dia zombie?" eunha melirik kearah jeonghan yang dibalaa dengan anggukan.

"Kalau gitu, kasih dia mayat jun."

Meski keberatan, wonwoo dan joshua yang dibantu mingyu mengangkat mayat jun dari kolong meja. Visual jun sempat meragukan mingyu bahwa dia benar-benar pernah manusia. Di kepalanya ada bekas gigitan yang mengucurkan cairan otak. Perutnya terkoyak sampai usus dan lambungnya tercecer keluar. Bola mata kirinya juga hilang.
Rose dan lisa yang melihat pemandangan yang tersebut langsung lari ke toilet untuk mengeluarkan isi perut mereka.

"Gak! Jangan bawa itu ke gue!" seru dahyun saat seungcheol membuka pintunya.

Mayat jun tergeletak didalam ruangan bersama dahyun dipojok. Cewek itu menangis, tapi sesekali menggeram pelan.

"Tuhkan, lo semua busuk! Dahyun buk--"

"M!" seru dahyun, memotong sahutan vernon. "M..."

Junhoe menautkan alis. "M?"

Lalu, secepat kedipan mata, cewek itu melompat kearah mayat jun dan memakan ususnya yang tercecer. Sekarang eunha bisa lihat jelas bola mata cewek itu yang berwarna merah.

"Apa gue bilang, non..." lirih jeonghan.

Vernon menatap kaca yang menyambungkannya kedalam ruangan dimana dahyun, pacarnya, sedang memakan mayat temannya sendiri.

"Dahyun..."

























hai 😗

apocalypse +97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang