Ospek telah berakhir, dan kini seluruh peserta dan panitia tengah bersiap menata segalanya untuk kembali ke kampus. Salsa sungguh bersemangat di pagi itu, bukan karena tugasnya kini telah berakhir, namun karena Arga telah membalas chatt darinya. Sebuah pesan singkat ‘maaf, nanti malem aku jemput jam8’ begitulah yang terbaca oleh matanya dilayar handphone tersebut.
Rasa lelah yang menggelayut di seluruh tubuhnya seolah mendorongnya ke atas ranjang empuk yang beberapa hari terakhir kosong. Siang itu ia memutuskan untuk langsung tidur tanpa berniat membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, hal yang tidak pernah Salsa lakukan. Pukul 16:00 alarm berdering hingga mata yang dari siang terlelap, kini mulai terbuka, dan tangan kanannya kini mulai mengucek ucek matanya, mencoba sekuat tenaga memberi nyawa pada matanya untuk cepat tersadar.
Waktu yang cukup untuk Salsa bersiap untuk nanti malam. Kini ia harus membereskan kamarnya yang beberapa hari lalu kosong tanpa berpenghuni. Setelah melihat kamarnya yang rapi seperti semula, Salsa kemudian berlanjut membersihkan badannya yang penuh dengan keringat. Rambut yang dari tadi ia ikat sembarang kini ia lepas karena ia berniat untuk keramas.
Pukul 19:00 salsa sudah siap dengan dress pinksoft kesukaannya, meskipun belum dengan makeup yang menghiasi. Kini ia tengah sibuk memencet layar handphonenya. Bukan untuk mengabari Arga tentang dirinya kini, tapi ia sedang asik cerita semua kejadian yang kemarin saat ospek. Sontak Anna yang tahu betul bagaimana sahabatnya itu, langsung marah dengan capslock yang dikirimnya.
‘LU EMANG BEGO, NGAPAIN MASIH MINTA MAAF PADAHAL DIA YANG SALAH’‘LU NGAPAIN SIH MASIH BERTAHAN SAMA COWO YANG BEGITUAN’
‘GUA GA TAU LAGI SA MESTI GIMANA KE LU’
Salsa yang melihat sisi protectif dari sahabatnya hanya membalas dengan kecup manis dan masih dengan membela Arga. Tak terasa kini tinggal 15menit lagi sebelum Arga menjemputnya. Dengan hanya memakai bedak dan lipstik dan sedikit semprotan parfum kini ia telah benar benar siap. Arga yang sudah ada di depan rumah Salsa lalu mengetok pintu rumahnya. Ia kemudian di persilahkan oleh bi Ami karena memang Salsa hanya tinggal berdua dengan pembantunya itu yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Orang tua Salsa memang jarang sekali berada di rumah, mereka sibuk bekerja di luar kota. hanya setahun sekali dan itupun hanya beberapa hari orang tua Salsa ada di rumah.
Arga yang telah menunggunya di sofa berwarna maroon, mencoba mengusir rasa sepi dengan bermain game di handphonenya. Salsa yang sudah siap kini menuruni tangga dan berakhir berdiri di depan Arga. Ia hanya melongo melihat sisi lain dari seorang Salsa yang sangat jarang mengenakan dress ke kampus. Kemudian mereka berdua berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil. Arga yang membukakan pintu penumpang untuk Salsa. Hening yang semakin menusuk mengusik bibir diantara keduanya.
Salsa:”kita mau kemana ga?”
Sembari terus menekan gas, “ntar juga kamu tau. Tunggu aja, bentar juga sampe” sambil terus fokus ke depan. Salsa yang seolah dibuat berfikir keras oleh Arga hanya bisa mengangguk dan melemparkan pandangannya ke arah jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau, dan Dia
Teen FictionBrafistian Argantara, cowo yang selalu menjadi fokus utama Salsabila Nur Elina. Meskipun waktu yang tak pernah tepat untuk keduanya, namun...