aku, kau, dan dia

882 18 2
                                    

Di sebuah danau kecil yang cukup hening. Dengan cahaya rembulan, semakin menambah ketenangan yang tergambar kala itu. Arga yang menghentikan mobilnya tepat di pinggir danau, kini keluar dan memutari mobil hingga akhirnya membukakan pintu Salsa. Salsa yang selalu dibuat takjub akan sisi  romantis Arga seperti masih memproses sedang dimanakah ia sekarang, hingga tak menyadari bahwa sedari tadi Arga telah menunggunya untuk keluar dari mobil.
Arga:”mau tetep di dalem mobil, atau keluar nenemin aku?” sontak itu mengejutkan lamunan Salsa dalam sekali waktu.
Salsa:”eh, iya iya. Maaf” ia keluar dan melangkah ke depan tanpa mempedulikan laki laki yang tadi membukakan pintu mobilnya.

Arga yang melihatnya hanya terkekeh akan tingkah gadis yang selalu bisa membuatnya berubah. Kini ia duduk di kap mobil dengan menimang soda yang tinggal setengah. Salsa yang baru menyadari akan hal yang beberapa waktu lalau ia lupakan kemudian berbalik dan menatap Arga. Ia mengikuti apa yang Arga lakukan dengan duduk di sebelah cowo ber jam tangan merah itu. Arga kemudian menjatuhkan kepalanya yang langsung tertopang oleh bahu Salsa. Sontak hal itu membuat gadis bermata bulat dengan bibir tipis itu kaget.
Salsa:”eh, kenapa ga? Kamu sakit?” ia menoleh mencoba melihat ekspresi apa yang tengah Arga tunjukan, namun sia sia kaerna ia tak bisa bergerak yang tentu akan membuat Arga tak nyaman nantinya. Itu yang ada di pikirannya. Tanpa jawaban, hanya bulir bening yang tiba tiba menetes dan jatu di tangan Salsa. Itu tambah membuatnya menjadi semakin khawatir dengan cowo yang membawanya kemari.
Arga:”maafin aku Sal, aku memang cowo bego yang tega nyia nyiain kamu. Kamu begitu sabar ngadepin aku dalam segala kondisi. Harusnya aku ga kaya tadi malem. Aku ga sadar kalo aku udah bener bener nyakitin kamu sal, maafin aku yang ga berguna sal” tetes demi tetes semakin deras terasa di kulit Salsa.

Kemudian dengan tangan kecilnya nan lembut ia menyentuh kedua pipi Arga, hingga kini mereka berhadapan. Dengan maksud menyeka seluruh air mata yang telah membasahi pipi Arga. Ia tau apa yang sebenarnya hati Arga rasakan. Sungguh tak ada laki laki yang ingin meneteskan air matanya di depan wanita yang ia sayang kini. namun apa daya, rasa bersalah yang sungguh mencekik itulah yang membuat bulir bening itu tanpa sadar menetes. Salsa berusaha menghapus segala penyesalan yang tengah Arga rasa kini. senyum hangat yang Salsa berikan padanya seolah memberikan energy untuk Arga kembali bangkit.
Salsa:”gagapa ga, aku ngerti ko kemaren kamu lagi gimana, aku juga ga akan nanya alasan kamu kenapa bisa sampe gitu. Aku udah cukup seneng sekarang kamu kembali jadi Arga yang aku kenal. Arga yang penuh kasih, dan kasih itu Cuma buat aku” ia mencoba menenangkan Arga kembali. Tak ada kata yang mampu Arga katakan lagi kini, ia hanya bisa memeluk erat wanita yang selalu mampu menenangkan hatinya itu. Seolah takut akan wanita yang di dekapnya kan pergi, ia justru lebih mengeratkan pelukannya. Mereka berdua terhanyut dalam nuansa romantis yang Tuhan ciptakan. Tanpa sadar jari jemari Salsa menjelajah, menelusuri rambut Arga yang membuat keduanya semakin dimabukkan oleh keheningan.
***
Malam itu, seperti biasa Arga dan Nata menghabiskan waktunya di tempat biliar bersama yang lain. Selain futsal Arga memang sangat suka dengan biliar. Ia tak bisa berhenti untuk tidak bermain, sama seperti saat ia menggiring bola. Namun kala itu, ada yang sedikit berbeda dengan Arga. Kegugupan dengan jelas tergambar diwajah tampannya. Bukan Nata namanya jika tak menyadari hal sepele semacam itu.
Nata:”napa lu?” tegurnya dengan menepuk bahu Arga yang tengah duduk sendiri di pojok ruangan. Ia kemudian duduk mengharap jawaban dari sahabatnya itu.
Arga:”gapapa, lagi cape aja gue. Haha”
Nata:”ga usah boong lu ma gue, mau ngelak kek gimana juga bakal ketauan ujungnya. So, lu kenapa nyet?”
Arga:”gue sebenernya mau ngomong sama lu nat”
Nata:”elah tinggal ngomong doang ribet amat, mau ngutang lu? Ataau..”
Belum sempat gurauan itu selesai Arga justru menyikut perut sahabatnya itu.
Arga:”tai lu!”
Nata:”sakit nying. Lagian lu mau ngomong pake pasang muka begituan, ngomong mah ngomong aja kali.”
Arga:”nat, lu masih suka sama Salsa?”
Nata yang sedang meminum soda ditangannya pun dengan reflek menyemburkannya keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Kau, dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang