theory 1

27.6K 1K 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THEORY 1

"Klab adalah tempat wanita hebat."

Mia mengibaskan tangannya pelan. "Astaga, aku belum pernah menemukan gadis sepolos dirimu di dunia ini," kekehnya kecil. "Setidaknya, teman adikku saja yang berusia empat belas tahun, dia pernah kedapatan menenggak alkohol."

"Lalu?"

"Buatlah kesenangan," ia langsung mengamit lengan Lou, sahabatnya. "Aku akan mengajarimu bagaimana." Lou, di lain sisi, hanya bisa mengerjap cepat. Jika ada penjelasan mengapa dia dan Mia berteman mungkin jawabannya terdengar seperti ini mungkin bencana! Mia punya segala hal yang berhubungan dengan semarak, heboh, sedangkan Lou, di lain sisi, hanyalah ... Lou.

Kadang membosankan, dan kadang memang nyaman berada di zona aman.

Ketika Mia mulai mengatur jadwal, mengajaknya berbelanja gaun berpotongan rendah, dan juga mengosongkan malam seninnya—Lou nampak kaku di tempatnya. "Oh, ini takkan gila, kau hanya akan bertemu pria tampan, dan berhubungan semalam...dan selesai." Ia merapikan tatanan rambut Lou yang kecokelatan di depan cermin lebar. Jika biasanya rambut tersebut dinilai "menjemukan" oleh Mia karena hanya dikuncir satu atau digelung biasa, kali ini Mia hendak bereksperimen sedikit.

Dia sengaja membuatnya agak bergelombang, dan tergerai sempurna hingga menutupi bagian bahu dan punggung Lou. Tidak hanya itu, dia pun mengambil satu gaun pendek berwarna hitam pekat. "Aku tidak mau kau nampak nakal murahan, kau harus dinilai nakal berkelas, jadi, ini akan sempurna." Dia berujar pada Lou yang masih terdiam. "Jadi ... bagaimana sebenarnya dengan Alena?"

Lou terbatuk kecil. "Sungguh? Kau akan membicarakan dia?" Wanita bermata cokelat gelap itu mendengus pelan.

"Oke .."

"Tapi setidaknya ... setidaknya aku akan buktikan padanya, bahwa mulai senin nanti aku akan punya pekerjaan, dan aku takkan menganggu hidupnya lagi." Sedangkan Lou masih mengembuskan napas kasar, Mia meremas bahunya perlahan. Dia yang berdiri di balik tubuh Lou, nampak mensejajarkan wajah mereka hingga terlihat di cermin.

"Kau tidak perlu khawatir. Louissa, sahabatku ini, pasti akan jadi wanita hebat."

Perlahan Lou menarik senyumannya. "Aku akan dapatkan pria kaya, yang akan kuhabiskan uangnya." Keduanya tertawa, sementara Mia kembali melanjutkan pekerjaannya, seperti menata rambut Lou hingga bergelombang sempurna, dan kembali mengurusi make up di wajah Lou. Dia mengoleskan foundation, sebelum mulai menyapukan beberapa highlight hingga rahang tegas Lou maskin tercetak jelas.

How to Tame The Beast (2017) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang