[An Adult Romance | uncomplete mode ]
Don't play with the fire if you don't want to get burned
Don't play with him if you don't want to get in trouble
Sepertinya Louisa memang pengecualian dari segala hukum semesta. Di saat banyak w...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
warning. just a little bit explicit. btw, ini gue republish, tadi udah dipublish tapi dihapus sama wattpad, untung ada backupnya, panik gue...
.
THEORY XXXX
"Semuanya akan terasa menyakitkan untukmu."
Lou mengutuk kenyataan bahwa mereka tidak jadi bercinta semalam.
Karena, seandainya saja mereka benar-benar bercinta semalam mungkin semuanya akan berakhir—Lou akan meninggalkan Xander sepenuhnya kemudian fokus pada setiap langkahnya, dan Xander akan mendapatkan yang ia mau sehingga mereka tidak punya hubungan apapun lagi. Mereka tidak akan pernah terlibat dalam suatu hubungan mengerikan ini.
Namun, fakta sebenarnya menohok Lou dalam—semalam mereka tidak jadi melakukannya.
Hal itu membuat gejolak aneh bergumul dalam dada Lou, begitu pun Xander yang malah memandang Lou penuh misteri tapi kontras dengan perlakuan sensualnya.
Segalanya mudah jika mereka sama-sama terbuka dan membiarkan keinginan mereka menguasai. Segalanya mudah jika Lou akhirnya bisa menetapkan bahwa Xander sama bajingan seperti kebanyakan pria berjas lainnya. Tetapi, lagi-lagi itu tidak terjadi. Lou terjebak dalam perasaan yang mengaliri setiap darahnya ini—Xander adalah racun. Xander adalah yang terhebat dalam memporak-porandakan perasaannya.
"Apa sulitnya menuntaskan semuanya? Kau bisa dapatkan tubuhku dan segalanya usai, mengerti?" Lou sejenak bernapas ketika Xander selesai menciumi bibirnya hingga membengkak.
"Tetapi memang perasaan kita tidak semudah kita membuka baju lalu menyerahkan diri kita pada orang tersebut. Ini tidak semudah itu, Louisa," gumamnya parau.
"Aku tidak mengerti."
"Dan biarkan waktu yang mengajarimu tentang arti sesuatu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Semalam itu memang yang tergila, aku jamin itu," Jansen mengoceh di saat mereka berpapasan di lobi. Xander sebenarnya berniat untuk keluar mencari udara segar sebentar, mungkin mampir di The Rottie's atau bar terdekat namun karena Jansen sudah menghalangi jalannya ketika di muka lift, mau tak mau dia akhirnya mendengarkan ocehan Jansen ini. "Bagaimana denganmu, Bung?"
