4. Kissing

6.5K 225 1
                                    

Disini lah aku berada. Di kerumunan banyak orang, musik yang berdentang kencang, bau yang sangat menyengat, kebisingan yang sangat tajam ditelingaku. Dimana Carles? Aku suruh dia pulang, aku tidak enak, dia anak baik-baik.

"Mario. Vodka nya satu." Pintaku kepada Mario sang bartender sekaligus temanku.

"Ada masalah apa?" Tanya Mario dengan membawa gelas berisi vodka. Mario tahu segalanya tentangku. Bagaimana bisa? Dia orang yang sangat Kepo, dia mengetahui itu? Karena dia menanya ku disaat keadaanku lagi mabuk. Sungguh mengesalkan.

"Biasa." Kataku sambil meneguk gelas tadi sampai habis. Aku meminta Mario membawa 1 botol vodka lagi. Kalian mau tahu Mario? Dia temanku yang mempunyai kulit putih, tinggi, tampan walaupun masih tampan Kevin. Aduh! Kenapa nama Kevin yang aku sebut?! Sih Asshole satu itu memang menyebalkan, aku rasa aku sama dia kayak bukan pacaran. Ya memang sih aku yang meminta untuk seperti ini. Tapi dia terlalu memaksakan kehendak aku. Aku tidak suka itu.

"Daddy lagi?" Tanya Mario dan aku jawab dengan anggukan kepalaku.

"Anastasia?" Tanyanya lagi. Tentu saja! Masalah yang ada dihidupku hanyalah 4. Anastasia, Daddy, Mommy dan Kevin.

"Kevin gak kesini?" Tanya aku pada Mario.

"Ada di room atas." Jawab Mario. Kan? Dia itu benar-benar Asshole, aku suruh jemput malah kaya gitu jawabannya.

"Sama wanita?"Tanyaku lagi dan ia langsung menjawab dengan anggukan.

"Bitch sini atau dia yang bawa kesini?" Aku benar-benar seperti FBI yang sedang meng-interogasi seseorang penjahat.

"Dia yang bawa Key. Kenapa sih, lo masih sama dia?" Dan satu lagi. Mario tidak suka dengan Kevin. Menurut Mario, Kevin itu bukan lelaki baik-baik, dia hanya ingin menyakitiku saja. Aku pernah jawab, dia tidak pernah menyakitiku Mario, tapi dia malah jawab 'tidak sekarang, tapi nanti? Kau akan dibuat sakit terlalu dalam karena dia' huh! Mario sama seperti Kevin, sama-sama cenayang.

"Udah berapa kali lo Nanya itu sama gue Mario, lo gak lelah dapet jawaban yang sama?" Tanyaku balik.

"Kan gue udah bilang sama lo Key. Kevin itu bukan lelaki baik-baik. Kenapa lo tidak percaya sih sama gue?"

"Gue bukan gak percaya sama lo. Tapi kejadian itu belum terjadi, dan gue bahagia kok sama dia."

"Walaupun dia sering gonta-ganti wanita?" Pertanyaannya langsung aku jawab dengan anggukan kepala yang sangat yakin.

"Mario lagi" perintahku kepada Mario untuk mengambil 1 botol Vodka lagi.

"Mikeyla Miller. Lo itu cantik, lelaki pasti banyak yang mau jadi kekasih lo, kenapa masih bertahan sih? Lo kaya orang tidak laku kalau sama lelaki seperti itu."

"Come On Mario. Aku sudah bilang beratus-ratus kali Padamu, aku hanya bahagia sama dia. Bukan sama yang lain. Kata siapa pacarku hanya dia? Aku punya pacar lagi kok, namanya Carles. Lo mau liat fotonya?" Aku menyerahkan Ponselku ke Mario.

"Nah! Sama dia aja Mikeyla, dia keliahatan anak baik-baik. Aku 1000% setuju kalau kau berpacaran dengannya dan meninggalkan Kevin Asshole Aviero." Aku hanya terkekeh mendengar perkataannya. Kenapa dia bisa benci banget dengan Kevin? Aku juga tidak tau, ini rahasia guys.

"Mau kemana?" Tanya Mario karena aku beranjak dari kursiku.

Aku berjalan kearah DJ yang sedang memainkan musiknya, berjoget dengan yang lain.

"Hai Mikeyla" sapa seorang lelaki yang aku yakini kalau dia itu Lucas mantan kekasihku. Dia mencium bibirku dengan rakus, aku juga membalasnya.

"Long time Not see you, darl." Sapanya ketika ciuman kami sudah terlepas.

"Really? Lo yang ngilang bagaikan ditelan laut segitiga Bermuda. Bagaimana study lo? Udah jadi dokter?" Tanyaku masalahnya dia dokter gila! Masa iya dokter mainannya club. Mau jadi apa rumah sakitnya?

Aku melihat Kevin yang turun bersama jalangnya, aku langsung mencium bibir Lucas dengan rakus dan dia membalasnya juga dengan rakus. Aku ingin melihat bagaimana reaksi Kevin kalau melihat aku seperti ini. Tapi, kelihatannya dia tidak melihatku. Aku berjalan mendekat tapi tidak terlalu dekat. Aku melepas ciumannya untuk mengambil nafas, tapi Lucas tidak membiarkan itu, dia tetap menciumku rakus. Aku yang kesadarannya tinggal 40% terus membalas perlakuannya, tidak perduli Kevin lihat atau tidak.

Ketika aku sedang berciuman, aku ditarik oleh seseorang dan Lucas sudah duduk dilantai karena di pukul seseorang.

"Gue peringatin sama lo! Jangan pernah sentuh Mikeyla lagi! She's Mine!" Aku kenal suara itu. Itu suara Asshole Kevin Aviero. Aku ingin menolong Lucas, tapi Kevin menarik tanganku agar keluar dari ruangan ini.

"Vin pelan-pelan." Ia tidak menghiraukan perkataanku.

"Vin, pelan-pelan." Pintaku sekali lagi. Demi apapun, pergelangan tanganku sakit. Daripada tanganku rusak, aku menghentakan tanganku dari tangannya.

"Sakit bodoh! Denger gue ngomong gak sih!" Bentakku sambil memegang pergelangan tanganku. Aku yakin pergelangan tanganku merah.

"Pulang!" Perintahnya. Gila! seorang Mikeyla Miller diperintah?! Pangkat dia apa? Sampai bisa merintah aku?!

"Gak! Gue dateng sama Lucas, jadi gue harus pulang sama dia!" Dusta ku sambil menatap matanya. Kalau lampu ini terang, aku yakin kalau Kevin sedang menahan emosinya.

"Lo pulang sama gue." Perintahnya sambil memegang pergelangan tanganku sangat erat.

"Bisa lembut gak sih sama gue! Sakit Asshole tangan gue! Lepas! Gue bisa jalan sendiri!" Aku menyentak tangannya lagi, berniat ingin pergi mendahuluinya, tapi ia malah menarik tanganku, membawaku ke pelukkannya dan mencium bibirku dengan rakus.

Aku mendorong tubuhnya dengan kuat supaya ciuman ini berhenti.

"Lo gila?! Lo Abis ciuman sama jalang terus mau cium gue? Otak lo dimana?!" Aku emosi guys. Benarkan perkataanku? Masalah yang benar-benar masalah yang ada dihidupku hanya ada 4 Daddy, Anastasia, Kevin dan mommy. Daddy dan Kevin sudah berhasil membuat hidupku tak tenang.

"Lo juga habis mencium Lucas, jadi gapapa dong? Anggap aja menghapus bekas satu sama lain dari jalang dan penggoda" sudah ku bilang kan? Kalau Kevin itu memang menyebalkan.

"Ayo pulang" ajak Kevin tanpa memegang tanganku.

Kevin Pov

Aku mengajak Mikeyla pulang setelah kejadian tadi. Jujur saja, aku tidak suka melihat Mikeyla mecium atau berciuam dengan orang lain.

"Vin. Gue gak kuat jalan, kepala gue sakit." Perkataan Mikeyla membuat aku berhenti berjalan dan membalikkan badanku untuk melihatnya.

"Jangan alesan deh lo. Buru jalan, gue cape" perintahku. Sebenarnya aku ingin menggendongnya, melihat dia kacau begini aku tak tega.

"Demi apapun gue gak ku--"

*bruk* tubuh Mikeyla ambruk begitu saja, untung aku cepat menangkapnya. Dengan sigap aku membawa Mikeyla kedalam mobil yang aku bawa. Setelah itu melaju ke rumah Mikeyla.

I'M THE QUEEN (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang