Chapter 2

6.6K 258 9
                                    

Roshni masih setia duduk di lantai terus memperhatikan Faisal. Seketika ia terkesiap saat Faisal balas menatapnya. Bukan tatapan yang bersahabat, tatapan itu begitu tajam dan dingin. Roshni mengalihkan pandangannya karena takut dan mengusap-usap tengkuknya. Entahlah, ia merinding. Ia merasa suasana di sekolah tiba-tiba menjadi horor.

"Kau, harus bertanggung jawab!" seru Faisal yg entah berapa lama diam tiba-tiba mengeluarkan suara.

"Loh, kok aku? Kan yang nabrak aku tuh kakak" Roshni yakin pria di hadapannya itu adalah kakak kelasnya. Karena jika dia murid baru tidak mungkin ia akan memiliki jas lab dihari pertama, karena kain yang akan dijadikan jas lab baru akan dibagikan hari ini dan harus dijahit terlebih dahulu.

"Jika kau tidak menghalangi jalanku maka aku tidak akan menabrakmu. Lagipula anak baru sepertimu masih saja berkeliaran diluar kelas, untuk apa? Baru juga diterima sudah berani melawan tata tertib"

"Tadi itu..... "

"Sebutkan nama kelasmu! Aku akan meminta pertanggung jawabanmu saat jam istirahat nanti"

"I.. Iya kak. Kelas 10 farmasi 1" mau tidak mau Roshni mengalah.

"Baiklah, pergi ke kelasmu sekarang atau kau akan dihukum"

Roshni langsung berdiri menepuk-nepuk roknya agar bersih dari debu di lantai berlari ke kelasnya.

***

Roshni baru saja masuk ke kelasnya sambil menunduk. Di dalam sudah ada Bu Rina guru matematika.

"Siapa yang menyuruhmu untuk masuk?" suara lembut Ibu Rina, terdengar seperti dibuat-buat. Roshni belum mengenal karakter guru-guru di sekolah itu.

"Ibu, bolehkah saya masuk?"

"Tidak. Sekarang sebagai hukuman karena terlambat, kamu harus berdiri di depan tiang bendera sampai jam pelajaran saya selesai"

Tidak ada nada ketegasan dari Ibu Rina, tapi hukumannya terlalu sadis untuk Ibu guru bersuara lembut itu. Sekarang Roshni tau Ibu Rina itu guru yang seperti apa.

"Baik Bu" Roshni berusaha membendung air matanya agar tidak tumpah. Ia benar-benar merasa ingin menangis sekarang juga.

"Ibu akan terus mengawasi, jadi kamu harus tetap berdiri disana sampai Ibu masuk ke ruang guru. Jika Ibu tidak melihatmu berdiri disana maka terpaksa Ibu harus menambah hukumanmu. Dengar anak-anak! Jadikan ini pembelajaran, kalian tidak boleh terlambat!" ya, lagi-lagi suara lembut itu mengandung ancaman yang mematikan.

Heart Attack | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang