chapter 10

3.2K 144 8
                                    

Faisal mengendarai motornya membelah jalan raya yang tidak terlalu padat itu. Deretan gerobak pedagang tampak berjejer rapi di pinggir jalan. Harum dari masakan itu menusuk hidung. Ah, ingin rasanya mencicipi sedikit tahu isi salah satu pedagang itu yang pastinya akan dapat mengganjal perut apalagi setelah mendapat uang dari Roshni tadi.

Faisal memarkir motornya di depan toko SENTOSA yang sudah tutup. Ia mencari tempat duduk yang nyaman dan membeli tahu isi dengan uang yang dirampasnya tadi dari Roshni
"Bang! Tahu isinya ya!"

"Mau berapa dek ?" tanya si pedagang tahu isi yang memang masih muda. Mungkin belum berkeluarga

"4000 aja bang. Sanggup belinya segitu doang" aku nyengir. Uangku habis gara-gara beli alat praktek tadi. Dan jangan salahkan aku jika aku teringat kembali pada cewek itu. Cewek yang mengubah kehidupanku awalnya biasa-biasa saja, sekarang menjadi lebih berwarna. Merah, kuning, hijau dan warna lainnya. Aku terlalu malas menyebut semua warna, pokoknya warna pelangi gitulah

"Dek, ini di pinggir jalan. Banyak kendaraan yang berlalu lalang. Lebih baik adek pulang saja dan makan tahu isinya di rumah biar tetap sehat. Lagipula sepertinya adek baru pulang sekolah, mending pulang dulu biar orangtua adek tidak khawatir" ucap pedagang itu dengan bijak

Yang benar saja. Aku mendapat banyak ceramah hari ini, apa hatiku benar-benar sudah tercemar hingga butuh banyak pencerahan dan ceramah dalam setiap langkahku? Layaknya sebuah selokan, sampah benar-benar menumpuk dalam hatiku hingga perlu dibersihkan. Tak perduli alat apa yang kau pakai asal selokannya bersih

"Makasih loh!" kubuat ucapanku semanis mungkin dengan tersenyum singkat membayar tahu isi itu dan segera meninggalkan tempat suci ini. Ya Tuhan, aku benar-benar kotor. Siapa yang akan bertanggung jawab atas segala yang telah terjadi. Aku tidak akan bisa membesarkan anak ini seorang diri. Ia butuh susu dan aku belum bekerja

Shit! Hidupku benar-benar melenceng dari kata beriman yang kepanjangannya adalah Berita Islami Masa Kini. Karena aku tidak pernah menonton acara di Trans TV itu

***

"Ibu, i'm home"

"I'm home, i'm home. Waalaikumussalam" ibuku memberikan tangannya untuk kusalami tanpa kuminta terlebih dahulu dan kucium tangannya dengan khidmat "jangan berlagak sok Inggris kamu! Kalau bertamu harus ngucapin Assalamualaikum!"

"Ini kan rumah kita mom. Aku bukan tamu"

"Siapa bilang ini rumahmu heh? Ini rumah ayah sama ibu. Kami berdua yang berusaha membeli dan merawat rumah ini dengan baik sampai kamu hadir di perut Ibu dan menumpang di rumah ini"

"Astagon dragon baygon. Rupanya dibalik kelembutan dan kecantikan wajahmu yang selama ini kukagumi. Tersimpan sifat tercela. Kau tidak bersyukur mendapat putra yang tampan sepertiku!"

Kulihat ibu menganga tidak percaya mendengar ocehan absurdku tadi dan menarik telinga kananku hingga memerah "awsh bu! Sakit. Faisal minta maaf!"

"Belajar dimana hah? Kebanyakan nonton sonetron kamu? Bagusan juga film-filmnya Rhoma Irama"

"Tapi itu kan tadi memang penggalan kata dari filmnya Rhoma Irama Bu"

"Eh, iya ya" Ibu akhirnya melepas jewerannya dari telingaku dan melirik bungkusan plastik di tanganku

"Wah, buat Ibu kan? Anak yang pintar, udah bisa hemat sekarang" Ibu hendak mengambil tahu isiku dan langsung kusembunyikan di punggungku

"Enak saja. Ini buat Faisal Bu, buat lauk makan nasi. Bosan makan masakan Ibu"

"Sekalian aja nasinya jangan dimakan! Itu kan yang masak Ibu juga. Dasar anak nggak bisa bahagiain orang tua"

"Heheh, maafin Faisal ya mommyku tersayang. Ntar Faisal bagi deh. Faisal kan udah nyusahin Ibu sejak lahir tuh, jadi nggak papalah kali ini Faisal bikin Ibu seneng gitu"

____________________________________
15/02/18

Baiklah, ternyata eh ternyata gue makin gila gegara cerita ini
Maafkeunlah diriku

Kayaknya tinggal 4 part lagi. Sengaja dicepetin karena nggak bisa tenang sebelum ini cerita end

Heart Attack | ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang