Mari vote nya dulu sebelum membaca~
Happy reading~
Langkah ini terasa begitu ringan ketika akhirnya aku mendapat kabar bahwa aku takkan bertugas lebih lama lagi di Singapura.
Ya, aku akan pulang.
Hatiku terasa meletup-letup mendengar kabar bahagia itu, bibirkupun terasa tertarik lebar membuat sebuah lengkungan senyuman. Terlalu bahagia sampai akupun rasanya tak perduli dengan bentuk wajahku yang lusuh karena lelah oleh kegiatan kantorku.
Walaupun lusa aku baru bisa pulang, tapi rasanya hari ini juga sesampai di mess-ku aku ingin segera merapihkan semua barang-barangku dan memasukannya ke dalam koperku. Tak sabar aku menanti kepulanganku, aku benar-benar merindukan kasur di rumahku, keluargaku dan pria yang sudah hampir 2 bulan mengabaikan ku 'lagi', Kim Min Gyu.
Lagi?
Lagi-lagi dia hilang tak ada kabar dan lagi-lagi juga aku bertahan dalam ego-ku untuk tak menghubungi dirinya, meskipun terkadang sesekali aku mengirim chat kepadanya tapi pada akhirnya pesanku menggantung tak bisa dilanjutkan atau tak berbalas.
Rasa khawatir sungguh menggerogoti diriku, setiap aku memikirkan dimana dia sudah tak seperti dulu lagi disitu aku mulai berpikir kalau Min Gyu sudah tak menginginkan intensitas kedekatan kami kembali.
Jika seperti ini aku selalu berpikir untuk ikut berlari menjauh darinya dan meninggalkan semua ketidakpastian ini. Namun, rasa cintaku kepadanya dan rasa ingin memiliki untuk tetap bersamanya lebih mendominasi dalam hatiku. Logikaku akan kalah dengan perasaanku, sayangnya tekadkupun untuk bisa meninggalkannya belum ada.
Ini cinta.
Tapi ini sungguh merumitkan.
Hatikupun juga sering menciut karena aku yang diam-diam mencari tahu berbagai hal dari social media miliknya dan milik wanita itu tentunya. Mereka jadi lebih sering bertemu belakangan, bahkan mereka bersenang-senang bersama.
Aku khawatir.
Aku terlalu khawatir kepada Min Gyu.
Aku khawatir dia takkan mau menemui diriku kembali. Aku khawatir dia akan memilih meninggalkanku dan menghilang dari hadapanku. Bukankah akan terasa menyakitkan ketika kau berhasil mencintai seseorang tetapi orang tersebut memilih pergi bahkan tanpa pamit dan kepastian.
Kepulanganku, aku sangat ingin menemui dirinya setibaku disana dan aku harap dia takkan berlari dariku.
===== 000 =====
Kudaratkan tubuhku di kasur yang sudah hampir 4 bulan ini kutinggalkan. Wangi rumah yang kurindukan kini menguasai setiap udara yang kuhirup, pelukan empuk nan nyaman guling di kasur membuatku enggan bangkit dari kasurku. Terlalu malas untuk bergerak, benar kalau daya magnet kasur itu takkan pernah bisa di hindari untuk tipikal wanita yang tak terlalu suka keramaian sepertiku.
Melirik sekilas ke arah smartphone-ku, nampaknya tak ada sedikitpun notifikasi darinya.
Aku memberi 'kode' pada social media-ku tentang kepulanganku tapi nampaknya itu tak kunjung mengundangnya untuk menanyai diriku. Setelah sejam yang lalu aku mengecek viewers instastories-ku, sekarang aku mengeceknya kembali. Dan akhirnya kini aku melihat kembali dan aku tahu dia melihatnya.
Tapi, dia tak merespon.
"Aku sudah dirumah Gyu~" gumamanku yang terdengar lirih cukup mendeskripsikan kekecewaanku.
Kuhela nafasku yang terasa begitu berat, ingin rasanya aku segera mengirimkannya chat dan mengatakan aku ingin menemui dirinya saking merindukannya. Apalah dayaku, gengsiku benar-benar aku jaga karena kurasa aku akan terlihat terlalu agresif sebagai seorang wanita jika terus mencecarnya.
Seperti inilah yang harus kulawan setiap harinya.
Aku harus melawan rasa rindu, rasa ingin memilikinya, rasa ingin segera berjumpa dengannya dan semua itu harus ditekan oleh ego-ku yang masih setia dengan logikaku yang masih berfungsi walau hanya sekitar 15% sampai 30%.
"AAAAAAKHH" erangku kesal dan meleparkan boneka Rilakkumaku ke arah tumpukan koper dan tas yang baru sampai bersamaku tadi.
Saat-saat seperti ini aku merasa lebih baik disebut agresif daripada menahan semuanya. Aku terlalu takut jika aku salah melangkah dia benar-benar akan memilih berlari dariku.
"katanya kau takkan pergi kemanapun, tapi kenapa sekarang seperti ini..." lirihku mengucapkannya begitu aku mengingat kembali ia mengatakan hal yang pernah membuatku melambung.
'Aku takkan pergi kemanapun.'
Kubenamkan kepalaku dalam guling kesayanganku dalam-dalam, hidungku sulit bernafas sama rasanya seperti hatiku. Aku membutuhkan 'istirahat' untuk hatiku, tapi hatiku juga takkan merespon jika isi kepalakupun tak beristirahat. Mati suri rasanya bisa menjadi hadiah terbaik untuk diriku saat ini.
Basah.
Gulingku basah.
Air mataku membasahi gulingku.
"aku lelah Min Gyu."
"aku tak tahan lagi Min Gyu."
To be continued
By Siechra (2017)
vote & comment, please.
Thank U ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Oh Boy || Kim Min Gyu
Fanfiction[Completed] "Boy Oh Boy, Tell me that you love me. Why you never ever show me. Why you're mean, You're always breaking my heart" (Alexandra Stan - Boy oh Boy) "Bagaimana aku bisa mendeskripsikan hubungan kami yang begitu merumitkan ini." "Perubaha...