Beautiful Liar #4

1.7K 380 19
                                    

Yuk votenya dulu sebelum membaca~

Happy reading~




Kali ini sungguh tak bisa kututupi senyuman di bibirku ketika mataku berhasil mendapati dirinya yang berada di depan sana. Ia kini tersenyum melihat ke arahku dari balik kemudinya, tanpa menunggu isyarat seperti pertemuan kami sebelumnya aku segera melenggang masuk ke dalam mobil tepat di sisinya.


"Sudah lama menunggu?" tanyaku memecah kecanggungan awal pertemuan kami kembali setelah sekian lama tidak bertemu.


"Tidak, baru saja. Sebentar lagi filmnya akan dimulai lebih baik kita segera kesana."


Kini ia melajukan mobilnya menuju ke tempat sesuai kesepakatan kami sebelumnya untuk menonton film yang jujur saja aku penasaran, tapi di lain sisi aku memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa memiliki waktu yang banyak dengannya.


Seberapa banyak ia menyakiti, sungguh ketika aku bisa menemuinya kini dihadapanku rasanya semua rasa sakit yang pernah ditorehkan dihatiku seperti tak pernah kurasakan. Aku bahagia ketika bisa memiliki waktu dengannya, bisa melihatnnya dan rasa rinduku sirnah begitu saja.


Aku melupakan fakta ia menyakitiku terlalu banyak karena ketika aku berhasil menemui dirinya aku membodohi diriku sendiri dengan merasakan perasaan bahwa ia takkan pergi kemanapun. Ketika ia ada dihadapanku, aku tak pernah berpikir ia akan pergi.


Kim Min Gyu, sepertinya semua akan terasa berat jika kau menghilang.


Meskipun sebelumnya aku pernah mencoba untuk berpaling darinya bahkan mencoba berpura-pura seperti tidak terjadi apapun di antara kami, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku dan tak bisa menahan kebohongan itu. aku tak bisa berpaling, aku menginginkannya dan aku hanya bisa melihatnya.













Perasaanku begitu kusut karenamu Kim Min Gyu.


Cinta ini tumbuh untukmu.


Apa kau tidak merasakannya?


Apa kau tidak merasakannya Kim Min Gyu?













-----000-----













Kami sampai di bioskop yang telah ia pilih untuk kami menonton dan aku mengikutinya masuk ke dalam. Ia menuntunku untuk mencari kursi pilihannya dan kami mendapatkan tempat yang lumayan nyaman di tengah dan berdampingan tentunya.


Kami mulai terlarut dalam film yang kami tonton walau terkadang kami sempat mengobrol sebentar berkomentar mengenai filmnya. Ketika aku menaruh tanganku di antara pangkuanku, tiba-tiba saja aku merasakan hangat yang menjalar di tangan kiriku. Genggaman hangat dimana jemarinya bertautan dengan jemariku.


Apa kini aku bisa berpikir lebih?


Dia tak ingin kehilanganku?


Ini kali pertama, karena Min Gyu tak pernah menggenggam tanganku di depan umum bahkan menunjukan kedekatan kami kepada orang lain saja ia enggan. Aku bahagia dengan hal kecil seperti dia memelukku, merangkulku dan sekarang menggenggam tanganku.


Hal ini benar membuatku tak fokus dengan filmnya, dan kini aku terlarut ke dalam berbagai persepsi yang ditimbulkan dari dirinya yang menggenggam tanganku. Aku benar ingin berharap lebih tapi dilain sisi aku juga khawatir.


Apa ini benar?


Aku tidak bisa menyembunyikan hatiku lebih lama tetapi aku juga tak ingin memaksakan hal yang tidak bisa dipaksakan. Aku takut dia tak menginginkanku pada akhirnya, dan semua itu berjalan karena hanya diriku yang menginginkannya.


Untuk membaca dirimu saja sesulit ini Kim Min Gyu.


"Hae Jeong, sudah selesai filmnya."


"A-a-ah iya."


Sudah kubilang aku tak fokus dengan filmnya, bahkan filmnya selesaipun aku harus disadarkan olehnya.












-----000-----














Inilah saatnya aku merasakan puncak kesedihanku setiap bertemu dengannya.


Ya, berpamitan, berpisah tanpa tahu kapan lagi kami bisa bertemu kembali. Kami memiliki jarak dan dia memiliki seribu alasan kata 'sibuk' yang membuat kami semakin sulit untuk bertemu. Mungkin juga hanya aku yang menginginkan pertemuan ini bukan dirinya seperti dia mengasihani diriku karena merindukannya.


Kini jemarinya mengusap kepalaku, aku menatapnya dan tentu dia juga menatapku. Ia tersenyum seakan mencoba menenangkanku, cukup terlihat jelas olehnya bahwa wajahku tak menunjukan kebahagiaan.










Aku benci kata perpisahan.












Tanpa kusadari aku menangis, tanpa aba-aba ia langsung menarik tubuhku dan memelukku erat. Kubenamkan kepalaku di dadanya, aku benar-benar tak bisa menahan rasa sesak yang kurasakan dihatiku.


"Jaga dirimu baik-baik disana. Jangan lupa untuk pulang kembali, ingat aku disini. Jangan melirik pria lain."


Pesannya kini malah membuatku semakin berharap kepadanya. Dia akan menungguku dan tak memperbolehkan aku melihat ke arah yang lain. Jadi aku harus memastikan diriku untuk pulang dan kembali, aku berharap demikian.


Tapi, apa aku benar-benar boleh berharap?


Apa dia benar-benar akan menungguku ketika kekhawatiran terbesarku adalah wanita yang selalu ada disisinya selain diriku. Jarak kami begitu jauh semua akan semakin sulit meskipun dunia ini dimudahkan oleh teknologi.


Dengan jarak dekat saja kami sulit untuk saling memberikan kabar apalagi ini dengan jarak jauh. Kekhawatiranku benar-benar tak bisa dibendungi untuk lelaki satu ini. Aku benar-benar membenci diriku karena memikirkan segala kemungkinan yang aku takkan pernah tahu nantinya.
















Aku benar-benar gila karena ini semua.












To be continued








By Siechra (2017)

Yuk, vote and comment-nya.

Thank U~

Boy Oh Boy || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang