EGO #2

2.2K 433 6
                                    

Hello, yuk vote dulu sebelum membaca~

Happy reading~






Sekian lama kau tak bertemu dengannya menjadi suatu hal yang membuatmu harus merasakan keganjalan dalam dirimu. Hal yang sama sekali tidak aku sukai selama aku menyukai seorang Kim Min Gyu.


Rindu? Tentu saja.


Gelisah? Ya, aku gelisah tak bisa bertemu dengannya.


Jadi seperti ini rasanya mencintai seseorang tapi tak bisa bertemu dan hanya bisa memendam rindu. Mungkin ketika aku tak merasakannya semua itu terasa berlebihan dan tak jarang aku geli dengan hal seperti itu. Karma pasti begitu merindukanku sampai aku saat ini benar-benar merasakannya.


Hal terbodoh yang hanya bisa kau lakukan disaat seperti ini adalah melihat berulang kali ke arah smartphone-mu hanya untuk memastikan apakah dia menghubungimu atau tidak. Kurasa ekspektasiku terlalu berlebihan untuk bisa menerima kabar darinya walau hanya sekedar chat, kenyataan pahit yang harus kudapat ini sudah hari ke 14 dia tak menghubungiku.


Aku benar-benar merasa menjadi gila harus bertahan dengan hubungan rumit ini yang bahkan untuk menanyakan kabarnya lebih dulu saja aku tak sanggup. Terlalu banyak isi kepalaku ini ketika aku harus menghubunginya lebih dahulu.


Ya pikiran seperti mungkin dia sibuk, mungkin dia tak ingin diganggu, dan sampai pada pikiran terbodoh mungkin saja internet ditempatnya tidak aktif. Terkadang akupun tak mengerti kenapa meyakinkan diri dengan hal yang belum tentu adanya.


Sepertinya benar apa kata orang-orang diluar sana, terlalu banyak beribu alasan hanya untuk menutupi kesalahan orang yang kita cintai sampai memilih bertahan dalam kesakitan. Rela menjadi bodoh demi cinta, karena disaat bodoh seperti ini aku berpikir cinta harus diperjuangkan.


"Hae Jeong?"


Suara perempuan yang begitu kuhafal segera membuatku refleks menoleh kearahnya. Perempuan yang tahu segalanya mengenai kisahku dengan Min Gyu, bahkan wanita ini juga yang selalu memaki kebodohanku walau pada akhirnya semua berakhir dengan keras kepalaku untuk tetap memperjuangkan seorang Kim Min Gyu.


"Hae Na"


"Masih memikirkan orang yang sama?" tanyanya yang pasti sudah pasti kita tahu pelaku yang membuat dia bertanya kepadaku seperti itu.


Aku hanya bisa menghela nafasku sejenak dan tersenyum membalas pertanyaan Hae Na. Ini mungkin sudah menjadi pertanyaan ke-5 kali Hae Na kepadaku selama seminggu ini. Mungkin aku memang terlalu bodoh memilih untuk tetap memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanku.


"AKH SAKIT!" ringisku tiba-tiba saja merasakan sakit di kepalaku, Hae Na baru saja menarik rambutku dengan kasar.


"Sudah kubilang, lebih baik berhenti. Jangan cari dia, bahkan dia saja tak mencarimu selama ini" sengit Hae Na.


Aku mengerti dia mencoba menyadariku dengan kenyataan yang ada tapi rasanya hati ini terlalu berat untuk meninggalkannya. Aku masih bertahan dalam keegoisan yang hanya terus menyakiti diriku, keras kepalaku bahkan menambahi rasa sakit ini.


"Hmm.. kau tahu kan seberapa keras aku mencoba beralih hati dan kepalaku tetap menunjuk dirinya. Hae Na, saat ini aku benar-benar merindukannya. Aku khawatir padanya." Kali ini aku berusaha mengutarakan hal yang kupendam kepada sahabatku ini, setidaknya mengurasi rasa yang terus membebani di hati dan kepalaku saat ini.


"Hae Jeong, kau tahu? Rasa khawatirmu itu hanya rasa khawatir karena dia tak kunjung jadi milikmu bukan rasa khawatir karena keadaannya. Berhenti egois, kau menyakiti dirimu sendiri. Aku tahu, aku akan percuma bicara seperti ini padamu karena pada akhirnya kamu akan tetap memilih untuk tetap bertahan."


Mendengar rentetan perkataan Hae Na membuatku kini merasa bersalah padanya. Sebagai seorang sahabat aku merasa dia seperti tak dihargai karena aku tak bisa mengikuti sarannya. Aku menyadari bahwa aku egois tapi aku tak ingin menyesal pada akhirnya karena aku masih belum mengetahui bagaimana perasaan Min Gyu kepadaku.


"Maaf..."


"Jangan minta maaf padaku tapi pada dirimu sendiri, kasihani dirimu sendiri."


Aku tak pernah mencoba mengasihani diriku sendiri, aku terlalu sibuk untuk memikirkan semua hal yang penuh teka-teki ini. Menyerah terasa sulit kecuali aku menemukan pengganti dirinya.


"Hae, aku tahu dirimu. Kamu takkan berhenti sampai berhasil menemukan penggantinya. Aku bisa mengenalkanmu pada seseorang kalau kau mau, bagaimana?"


Ya, ini kedua kalinya Hae Na menawarkan diriku untuk mencari pengganti Min Gyu untukku. Tapi lagi-lagi aku hanya membalasnya dengan senyuman, kusadari ini takkan mudah karena aku masih menginginkan Min Gyu lebih dari apapun.


"Aku tahu kamu takkan menjawab, sekarang turunkan egomu coba kirim dia chat lebih dahulu"


Benar.


Aku terlalu mempertahankan ego-ku untuk menanyai kabarnya lebih dahulu. Tapi memikirkannya saja membuatku berpikir kemungkinan terburuk dia takkan menyukai kehadiranku yang tiba-tiba muncul setelah sekian lama tak berkomunikasi. Mungkin dia akan berpikir aku adalah wanita yang hanya datang ketika ingat saja.


Bukankah itu buruk?


Sungguh.


Aku lelah dengan segalanya ketika aku memikirkan kemungkinan yang belum tentu terjadi.







To be continued







by Siechra (2017)

Boy Oh Boy || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang