Feeling

1K 230 24
                                    

Lagi-lagi saat Daniel bangun, Seongwoo tidak ada di kamarnya. Dia baru bertemu Seongwoo setelah selesai mencuci wajahnya.

"Dari mana?"

"Dari bangsal anak-anak."

"Apa yang kau lakukan disana?"

"Bermain dengan mereka. Kau tidak pulang?"

Daniel berdecak kesal, "Aku tidak pernah suka dengan pertanyaanmu itu."

Seongwoo menggedikkan bahunya lalu duduk diatas ranjangnya.

"Kau melihatku, 'kan kemarin? Aku mengerikan, ya?"

Daniel menggeleng lalu berjalan mendekati Seongwoo.

"Setiap kali kambuh, rasanya seluruh​ badanku seperti ditusuki oleh ribuan jarum. Aku tidak bisa melakukan apapun selain berteriak dan meronta seperti kemarin," ujar Seongwoo dengan pandangannya menerawang.

"Seongwoo."

"Hm?"

"Lihat aku."

Seongwoo menoleh kearah Daniel yang entah sejak kapan duduk tepat disebelahnya. Daniel mendekatkan dirinya kepada Seongwoo, semakin dekat dan dekat. Tanpa sadar, Seongwoo menahan nafasnya dan saat bibir keduanya hampir bersentuhan, Daniel mengalihkan bibirnya mendekat ke telinga Seongwoo.

"Ayo tanding ulang!" Kata Daniel. Seongwoo lantas menoleh dan hampir saja dia mencium Daniel kalau saja dia tidak buru-buru menjauhkan wajahnya dari Daniel.

"Tanding ulang?"

Daniel mengangguk dengan semangat, "Iya, janjimu saat di kafe. Mumpung sekarang kita sedang bertemu seperti ini."

Tiba-tiba saja Seongwoo tertawa. Ya, apa yang diharapkannya dari Daniel?

"Kenapa tertawa?"

"Tidak apa-apa. Bisa tolong ambilkan laptopku?"

Daniel pun bergegas mengambilkan laptop milik Seongwoo dan laptop miliknya. Lalu kembali lagi naik ke ranjang Seongwoo.

Seongwoo memandang Daniel cukup lama sembari menanti proses booting laptopnya selesai.

Seongwoo tahu dia hanya seorang pesakit. Kalaupun Daniel memiliki perasaan padanya, Seongwoo bertekad tidak akan membalasnya meskipun dia sadar kalau dia menyukai seorang Kang Daniel yang baru ditemuinya kemarin. Karena bagi Seongwoo, mendengar semalam Daniel berkata bahwa ia akan menjaganya saja, sudah cukup. Seongwoo bahagia mendengarnya.

"... Woo."

"Ong Seongwoo?"

"Bumi kepada Seongwoo..."

Daniel menjentikkan jarinya dan mengibaskan tangannya beberapa kali di hadapan Seongwoo sambil memanggil Seongwoo, tapi Seongwoo tak bereaksi.

"Apa ini tanda kalau Seongwoo mau kambuh, ya?"

"Oi, Seongwoo? Sayang?" Panggil Daniel lagi sambil mengguncang bahu Seongwoo.

You {OngNiel/NielOng}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang