Love You

873 167 22
                                    

Seongwoo tidak pulang ke rumah sakit setelah menyelesaikan pekerjaannya hari itu, melainkan ikut ke apartemen Daniel. Di sepanjang perjalanan, mulai dari keluar mobil, di dalam lift hingga masuk ke dalam apartemen, Daniel tidak melepaskan genggaman tangannya pada Seongwoo. Seongwoo sampai tertawa karenanya.

"Aku tidak akan kabur kemana-mana, Dan," tukasnya dan akhirnya Daniel melepaskannya.

Daniel pergi ke dapur sementara Seongwoo sudah duduk di depan televisi yang masih belum menyala, melihat-lihat kumpulan komik Daniel yang berserakan di rak bawah meja televisi. Dia melihat-lihat sedikit isinya, lalu berakhir dengan dia letakkan kembali dan mengambil remot untuk menyalakan televisi. Daniel kembali tak lama kemudian dengan dua buah gelas, satunya teh camomile dan satunya berisi minuman berkarbonasi.

"Eit!" Daniel menjauhkan gelas berisi colanya saat tangan Seongwoo hendak menyambar gelas tersebut, "Tidak boleh. Punyamu yang ini." Katanya sambil menyodorkan cangkir tehnya.

Seongwoo meletakkan cangkir itu di meja sambil merengut, "Sedikit saja. Lagipula aku sudah lama tidak minum minuman seperti itu karena Minhyun selalu mengawasi dan melarangku. Boleh, ya? Satu teguk saja..." pinta Seongwoo.

Daniel menatapnya tajam, "Satu teguk saja, ya. Jangan banyak-banyak."

"Iya!"

Seongwoo meraih gelas Daniel dan meminumnya. Iya, hanya satu teguk tapi, hampir lebih dari sepertiga isi gelas tadi berkurang. Daniel yang kaget langsung menarik gelasnya dan menjitak kepala Seongwoo.

"Itu lebih dari satu teguk, Sayang."

"Aduh! Aku amnesia. Aku siapa? Kau siapa? Aku dimana?!" Seongwoo bertingkah heboh sambil memegangi kepalanya dan Danielpun kembali menjitaknya sekali lagi.

"Ish!" desis Seongwoo kesal sambil mengelus kepalanya yang dijitak Daniel tadi.

Daniel menghela nafasnya dan ikut duduk di sebelah Seongwoo setelah menghabiskan colanya, dia takut kalau masih ada cola di gelasnya, nanti Seongwoo akan merebutnya lagi dan menghabiskannya. Seongwoo sendiri meraih satu bantal sofa dan meletakkan di paha Daniel lalu meletakkan kepalanya di sana.

"Danik..."

"Ya?"

"Janji, ya, kalau aku pergi nanti kau tidak akan menangis."

Daniel menunduk, melihat Seongwoo yang sibuk memainkan kancing kemejanya. Dia menahan tangan Seongwoo yang berada di dadanya lalu menggerakkan jemari Seongwoo untuk membuka kancing kemejanya satu per satu. Daniel juga semakin menunduk, kemudian dia berbisik di telinga Seongwoo.

"Dari pada pikiranmu mengarah ke sana terus, lebih baik kau bermain denganku, bagaimana?" tawarnya.

Seongwoo menarik tangannya dan mendorong Daniel menjauh, dia merubah posisinya menjadi duduk, "Janji dulu!" tuntutnya. Daniel tersenyum tipis lalu menerjang Seongwoo hingga pria Ong itu terbaring sementara dirinya berada di atasnya.

"Aku berjanji padamu, Seongwoo," ucapnya dengan mantap. Dan begitu Seongwoo memberikan izin dengan mengalungkan kedua tangannya pada leher Daniel, permainan panas mereka pun dimulai.

💖💞💖


Daniel terbangun sekitar pukul dua dini hari dan mendapati sisi ranjangnya yang lain kosong dan pintu kamarnya juga terbuka. Daniel akhirnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar. Apartemennya gelap tapi, ada sedikit cahaya yang terlihat berasal dari dapur. Saat sampai, dia melihat Seongwoo yang sedang duduk bersila di depan kulkas yang pintunya terbuka dengan semangkuk es krim di pelukannya.

You {OngNiel/NielOng}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang