Cinco

8.6K 848 49
                                        

Happy Reading 😊





"Kalian mau kemana?"

"Rumah Tae, dek."

Irene yang menjawab, sedang Taehyung memutar matanya malas, merasa terusik akan kehadiran pengganggu macam Jeon Jungkook.

"Aku boleh ikut?"

Jungkook memohon, raut wajahnya yang dibuat memelas membuatnya terlihat menggemaskan.

"Tidak!"

Jungkook menoleh, jelas wajah kesal Taehyung terlihat. Matanya melotot tajam ke arah Jeon, takut merusak acaranya dengan Irene. Jungkook sih cuek, lantas memelas pada Irene.

Irene? Jelas tidak menolak.

"Baiklah kau ikut, tapi..."

"Yeahh, kak Irene yang terbaik."

Sumringah, senyumnya mengembang, menyela perkataan Irene bahkan.

"Yang ada Mama-ku takut padamu, lihat wajahmu yang babak belur begitu."

Taehyung mengatakannya lirih, namun masih bisa didengar oleh kedua Jeon. Irene menatap tak tega pada adiknya.

Sakit sekali ya Jeon Jungkook? Menyerah aja lah dek, nanti sama nuna aja, ya?

"Ohh jadi ini Irene? Calon pacar Taehyung, ya?"

Mama Kim membuka pintu, mempersilahkan mereka masuk sembari menggamit lengan Irene. Seperti melupakan jika Jungkook masih ada dibelakang mereka, mengamati punggung mereka bertiga sendu. Sepertinya hadirnya Jungkook hanyalah angin yang tak terlihat. Tangannya reflek memegang dada, gemuruh dan terasa berguncang.

Ingin menangis, sebelum suara sang pujaan terdengar memanggil.

"Hei bocah, kau mau masuk tidak?"

"A-ahh ya."

Lantas melangkah, mengikuti arah Taehyung berjalan. Menemukan kakaknya dan Mama Kim tengah bercanda, namun tahu kakaknya seperti canggung yang kemudian mengunci tatapan bungsu Jeon.

"Irene, kau mau makan apa?"

"Emm terserah tante saja."

Jawabnya tersenyum, masih canggung kemudian melirik adiknya yang dijawab dengan senyum palsu.

"Jangan panggil tante dong, mama seperti Tae memanggil mama, ya?"

Irene mengangguk, Taehyung tersenyum.

Jungkook? Diam saja, menahan sakit itu butuh perjuangan lhoh teman.

"Ohh ya, dan siapa ini?"

"Jeon Jungkook, tante. Teman Kak Taehyung."

Jungkook memberi salam, sedikit kaku.

"Bukan, dia pengganggu, Ma."

Jungkook menunduk, sepertinya dia benar harus pergi saja.

"Jangan begitu Tae, wajahmu kenapa?"

"Ini..."

"Bertengkar dan tawuran, apa lagi?"

Taehyung menyela, Jungkook semakin menunduk tidak berani mengangkat wajahnya.

"Kau tawuran? Harusnya perempuan menjaga diri Jeon, lihatlah Irene, bahkan wajahnya tak ada gores sedikitpun. Kau harus belajar banyak darinya, ya?"

Irene menggeleng, tahu jika adiknya butuh pelukan. Jungkook, sudah memerah matanya, bibirnya bergetar, sadar diri akan keadaannya. Mama Kim mana mau memiliki menantu macam dirinya. Jungkook memegang lukanya, benar, dia jauh berbeda jika dibandingkan dengan Irene.

Irene itu, perempuan idaman, anggun, cantik, ramah, pintar dan berdedikasi. Tidak macam dirinya yang bandel, urakan dan yeah muka preman. Jungkook sadar diri, kok.

Jungkook sudah biasa dibanding-bandingkan dengan kakaknya, tapi ini Mama Kim yang notabene adalah Mama dari kak Taehyung, pujaan hatinya.

"Iya tante, sepertinya aku harus pergi. Kakakku pulang dari Amerika, aku harus menjemputnya. Permisi, tante."

























"Menjemput kakak dari Amerika? Bahkan kak Yoongi sedang tidur di kamarnya dan kak Hoseok masih di Los Angeles sampai bulan depan, hadap kesini dek!"

Irene bersender di dinding, samping pintu adiknya yang tengah membalut diri dalam selimut tebal.

"Kakak tahu kamu belum tidur."

Kemudian Jungkook bangkit, tak berani menatap kakaknya. Mengambil posisi menyamping, menghadap pada jendela kamar.

"Kamu nangis, kakak tahu. Tak usah berkilah."

Mutlak Irene, kemudian mendekat. Duduk disamping adiknya, mengelus rambut bungsu Jeon lembut dibalas dengan pelukan dari Jungkook.

"Sudak kakak bilang, ini akan menyakitimu, dek."

Katanya sambil menepuk pelan bahu adiknya yang bergetar menangis.

"Jangan dimasukkan hati omongan Mama Kim, justru beliau peduli lhoh padamu, dek."

Tak ada jawaban, masih memangis adiknya.

"Jadi, masih mau Kim Taehyung tidak?"

Jungkook mendongak, bahkan mendengar namanya saja jantung Jungkook berdebar. Kemudian mengangguk dengan wajah basah karena air mata. Sembab, menyedihkan.

"Mau merubah penampilan?"

Jungkook menggeleng yakin.

"Adek cuma mau kak Tae lihat adek apa adanya, kak."

Katanya lirih, sebenarnya Jeon Jungkook tidak sakit hati kok oleh Mama Kim. Justru Jungkook kecewa sama dirinya sendiri, karena Mama Kim sepenuhnya benar. Perempuan seharusnya menjaga dan merawat diri, mungkin niat Jungkook baik, tapi penilaian orang?

Jungkook jadi merasa bersalah sama Mama dan Papa Jeon karena sering bikin onar, membuat malu keluarga.

Jeon kecil sayang Mama Papa.

Tbc

Update lagi yey

Voment yuk

Selasa selalu jalan lambat ya, atau perasaanku saja?

persígueme ; VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang