uno

14.3K 1.1K 97
                                        

Happy Reading 😊

"Kak Tae...."

"Apa lagi bocah? Kuhitung hari ini kau memanggilku sudah lebih dari 18 kali. Kau mau apa?"

"Ayo berkencan denganku."

Taehyung tersedak minuman soda berwarna merah, Jungkook antusias menunggu jawaban si kakak dengan tangan yang di taruh diatas meja kantin, matanya berbinar lucu.

Namun sayang, sepertinya si kakak justru terlihat tak suka. Karena dibalasnya dengan decihan malas.

"Dan kau sudah mengatakannya berjuta juta kali, jawabannya tetap sama. Aku tidak mencintamu, mengerti?"

Taehyung pergi, membiarkan si kecil Jeon cemberut pasrah. Bibir mungilnya mengerucut lucu, tangannya masih setia menopang dagu namun hatinya sendu.

Tidak, Jeon Jungkook tidak boleh menyerah

Katakanlah bungsu dari empat bersaudara Jeon ini bebal, karena benar sudah berkali-kali ia menyatakan perasaannya pada Taehyung yang berujung penolakan. Namun tetap saja, Jungkook adalah pejuang masa kini. Sekali maju, tak akan mundur meski Selena Gomez musuhnya.

Jeon Jungkook, lahir 16 tahun yang lalu dari rahim nyonya Jeon. Memiliki 3 orang kakak yang menganggapnya tak lebih dari bayi umur tiga tahun. Jungkook itu perempuan, namun tidak dengan sikapnya. Jauh sangat berbeda dengan kakak perempuannya yang selisih dua tahun.

Bolos sekolah, rambut dikuncir asal, gayanya yang acak-acakan dan sama sekali tak mencerminkan citra sebagai seorang perempuan. Jangan lupakan wajahnya yang penuh lebam dan beberapa plester di hidung dan tangannya.

Tak perlu dijelaskan, tawuran setelah pertandingan basket antar SMA.

"Kak Tae..."

Kini Jungkook tengah melakukan aksinya di meja perpustakaan, masih dengan tangan sebagai penopang dagu dan wajahnya yang berbinar meski satu plester bertengger pada hidungnya.

"Hmmmmmm."

Hanya dibalas deheman panjang, dan Jungkook tetap tak bergeming.

"Aku mencintaimu, sumpah."

Kedua tangannya diangkat membentuk huruf v, matanya dikedipkan lucu.

"Tapi aku tidak mencintaimu."

Jawaban Taehyung menyesakkan sebenarnya, namun Jungkook tetap bebal.

"Jangan katakan tidak, katakan saja belum. Nanti ataupun kapan, bisa saja kau mencintaiku kan?"

Senyumnya mengembang, sukses membuat Taehyung meletakkan bukunya dan menatapnya malas.

"Dalam mimpimu!"

"Dalam mimpiku? Ada kau, aku juga heran kenapa kau selalu muncul di setiap pikiranku kak, bahkan dalam tidurku."

"Hmmm."

"Kak..."

"Diam anak kecil, ini perpustakaan, jika kau ingin mendongeng keluarlah karena disini tidak diperbolehkan bersuara, paham?"

"Ohh oke, maaf aku terlampau semangat. Lanjutkan saja membacamu, aku akan menunggu"

Jungkook reflek mengatupkan kedua bibirnya rapat. Perhatiannya tak lepas dari sosok yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini. Si Kakak senior dengan jabatan wakil ketua Osis, yang dikatakan kaku oleh banyak orang, namun ramah terhadap semua orang.

Sukses membuat degupan kencang bagi Jungkook, telak menyebutnya jatuh cinta dalam satu tatap.

Lalu dihari kedua setelah upacara perkenalan itu, Jungkook semakin menggebu. Melakukan berbagai macam intrik dan gaya untuk mencuri perhatian dari senior Kim.

Sayang ya, ditolak terus.

Jungkook masih setia mengamati, menikmati setiap detik berjalannya waktu untuk memandangi objek dihadapannya. Taehyung yang begitu antusias dengan bukunya terkesan tampan, begitu pikirnya.

Kapan sih, Taehyung tidak tampan?

Namun tak lama ia tersadar begitu melihat jarum jam di tangannya.

"Astaga!"

Membuat Taehyung reflek mendongakkan kepala menatapnya seram.

"Hehe, maaf kak. Aku harus pergi, aku tak bisa menunggumu pulang, ada urusan penting. Selamat tinggal, kak Taehyung."

"Aku mencintaimu!"

Katanya sambil melambaikan tangan dengan senyum mengembang, meski jawaban Tae tetap gumaman tak jelas.


Tbc

Cie pendek

Iya, shortstory itu

Suka gak?

Lanjut gak?

persígueme ; VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang